News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Met Ultah Indra BIP

Met Ultah Indra BIP




Dilahirkan dengan nama Indra Chandra Setiadi pada 1 April 1971 di Jakarta. Indra adalah putra dari artis Titi Qadarsih dan Yudho Salamun.

Indra pernah terlibat dalam album Uluwatu (Mojoe) sebagai Mixing Enginer (sound enginer) yang proyeknya digarap di Studio I.Q. Kamar Musik. Ia juga pernah ikut dalam proyek beberapa grup band yaitu J’Rocks, Dinar Band, Bunglon dan lain-lain. Karena ia adalah pemain kibor piawai yang bermarkas di Jalan Potlot.

Awal mula Indra mulai mengenal lingkungan Potlot ketika ia sering latihan di studio sewaan milik Bimbim. Kepiawaian Indra membuat Bimbim tertarik. Perlahan keduanya mulai mengenalkan musik-musik rock pada Indra. Mulailah ia diajak main bareng Slank. Saat pertama main di Slank honor yang didapatnya sebesar 80 ribu Rupiah, sebagai musisi tanggung honor itu jelas cukup besar. ”Ya…paling nggak dalam sebulan gue punya penghasilan sebesar itu” kata pria ini. Akhirnya tahun 1989 ia masuk Slank. Tapi sayang pada tahun 1996 saat akan menggarap album keenam, "Lagi Sedih", Indra tidak lagi terlibat. Indra di keluarin dari Slank. Selepas dari Slank ia kemudian meniti karier menjadi Sound Enginer di Studio Hijau milik Anang. Grup bandnya masa SMA, Chivas (dibentuk bareng Pay dan Almarhum Andy Liani) pernah berhasil menjadi juara pertama pada Festival Djarum Music Contest tingkat DKI. Pada 1996 dia membentuk BIP dengan 2 orang mantan anggota Slank yaitu Bongky dan Pay.

Selain sebagai musisi yang aktif bermain di panggung, Indra Qadarsih juga dapat disebut salah satu produser hingga engineer terbaik di Indonesia. Mulai dari Soundtrack Film, Jingle beberapa brand, hingga banyak musisi ternama yang mempercayakan karyanya diproduksi oleh Indra Qadarsih. Terbukti dari banyaknya penghargaan yang sudah beliau dapatkan. Ditambah lagi dengan teknik produksi anti mainstream yang digemparkan oleh Indra Qadarsih, yaitu AntiStudio.

Kesibukan Indra Qadarsih menjadi player dan produser tidak menghalanginya untuk membuat bahkan mengulik suatu karya lainnya. Dengan latar belakang pendidikan fisika yang Indra Qadarsih miliki, ia mengulik lebih lanjut sinergi antara musik dan fisika, dan hingga akhirnya memutuskan bersama Andewe Azal menciptakan karya bernama Oxytron yang diklaim sebagai musik multifungsi.

Keyboardis handal tentu tidak lepas dari gear yang berkualitas, apalagi sekelas Indra Qadarsih. Korg Karma menjadi alat perang pilihannya. Korg Karma yang outputnya langsung menuju PA, disambungkan juga via midi ke Waldorf MicroQ (rack module) yang juga menuju PA. Selain itu Arturia Keylab mkII diandalkan untuk menjadi midi controller dari software andalannya, dan menuju PA, sehingga dapat disimpulkan  setiap manggung bersama BIP, Indra Qadarsih mendapat jatah minimal 3 Channel.

Prestasi Indra Qadarsih di dunia musik yang sangat mengagumkan membuat banyak orang berfikir, sekolah dimana ya beliau? Belajar sama siapa ya beliau? Jawabannya adalah otodidak. Indra Qadarsih yang mempunyai latar belakang pendidikan bidang fisika ini mengaku bahwa pengalaman lah yang mengajarkannya bermusik, baik di depan maupun belakang layar. Kesuksesannya di bidang musik, eksperimen yang hingga hari ini masih dilakukan, hingga penguasaan segala genre musik, Indra Qadarsih memang pantas diberi gelar Einsteinnya musisi Indonesia.

Indra bersama dua anggota BIP lainnya, Bongky dan Pay membentuk proyek terbaru bernama General Maya. Sebagai debut perdananya, mereka merilis album bertajuk 'General Maya'. Pada album ini General Maya menggandeng tiga penyanyi ternama Tanah Air, yaitu dari David Bayu (vokalis Naif), Roy Jeconiah (mantan vokalis Boomerang), dan Rudhjack.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.