KHUTBAH WADA'
THE JAMBI TIMES - Pada tahun 10H,
Rasulullah SAW menunaikan ibadah haji yang kemudian dikenal sebagai Haji Wada’
(Haji Perpisahan).
Pada tanggal 9
Zulhijjah, ketika sampai di lembah sebuah wadi di bilangan Urana, masih di atas
unta, Nabi berhenti dan kemudian berkhutbah di depan lebih seratus ribu orang
yang hadir saat itu.
Itulah
peristiwa penyampaian pesan yang begitu menggetarkan, mengesankan dan indah,
serta dapat di katakan merupakan kesimpulan ajaran Islam dan
sunnahnya yang ia wariskan kepada umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada
khususnya. Khutbah berlangsung di bawah panas matahari yang yang sedang
merangkak naik menuju tengah hari. Salah seorang sahabat, Umayyah bin Rabi’ah
bin Khalaf, diminta mengulang keras setiap kalimat yang beliau sampaikan, agar
dapat didengar di tempat yang jauh dari tempat Rasulullah berada.
Isi khutbah secara
tepat ada dalam beberapa hadits, dan berikut ini adalah cuplikan dari khutbah
tersebut.
“Wahai manusia
sekalian, dengarkanlah perkataanku ini, karena aku tidak mengetahui apakah aku
dapat menjumpai kalian lagi setelah tahun ini di tempat wukuf ini”.
(1) Larangan
Membunuh Jiwa dan Mengambil Harta Orang Lain Tanpa Hak
Wahai manusia
sekalian,
Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian adalah haram/dilindungi, sebagaimana mulianya hari ini di bulan yang mulia ini, di negeri yang mulia ini.
(2) Kewajiban
Meninggalkan Tradisi Jahiliyah seperti Pembunuhan Balasan dan Riba.
Ketahuilah
sesungguhnya segala tradisi jahiliyah mulai hari ini tidak boleh dilaksanakan
lagi. Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkara kemanusiaan (seperti
pembunuhan, dendam, dan lain-lain) yang telah terjadi di masa jahiliyah, hari
ini semuanya dihapuskan dan tidak boleh berlaku lagi.
Dan hari ini aku nyatakan pembatalan pembunuhan balasan secara jahiliyah yang pertama adalah pembalasan atas terbunuhnya Ibnu Rabi’ah bin Haris yang terjadi pada masa jahiliyah dahulu.
Perjanjian riba yang dilakukan pada masa jahiliyah juga dihapuskan dan tidak berlaku lagi sejak hari ini. Perjanjian riba pertama yang aku nyatakan tidak berlaku lagi adalah perjanjian riba atas nama pamanku sendiri Abbas bin Abdul Muthalib. Sesungguhnya seluruh perjanjian riba itu semuanya batal dan tidak boleh berlaku lagi.
(3) Mewaspadai
Gangguan Syaitan dan Kewajiban Menjaga Agama
Wahai manusia
sekalian,
Sesungguhnya syetan itu telah berputusasa untuk dapat disembah di negeri ini, akan tetapi syetan akan terus berusaha (untuk menganggu kamu) dengan cara yang lain. Syetan akan berbangga jika kamu sekalian menaatinya untuk melakukan pelanggaran kecil yang terus-menerus. Oleh karena itu hendaklah kamu menjaga agama kamu dengan baik.
(4) Larangan
Mengharamkan yang Dihalalkan dan Sebaliknya
Wahai manusia
sekalian,
Sesungguhnya mengubah-ubah bulan suci itu akan menambah kekafiran. Dengan cara itulah orang-orang kafir menjadi tersesat. Pada tahun yang satu mereka langgar dan pada tahun yang lain mereka sucikan untuk disesuaikan dengan hitungan yang telah ditetapkan kesuciannya oleh Allah. Kemudian kamu menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang telah dihalalkanNya.
Sesungguhnya zaman
akan terus berputar, seperti keadaan berputarnya pada waktu Allah menciptakan
langit dan bumi. Satu tahun adalah dua belas bulan. Empat bulan diantaranya
adalah bulan-bulan suci. Tiga bulan berturut-turut : Zul Qa’dah, Zul Hijjah,
dan Muharram. Bulan Rajab adalah bulan antara bulan Jumadil Akhir dan bulan
Sya’ban.
(5) Kewajiban
Memuliakan Wanita (Isteri)
Takutlah kepada
Allah dalam bersikap kepada kaum wanita, karena kalian telah mengambil mereka
dengan amanah atas nama Allah dan hubungan badan dengan mereka telah dihalalkan
bagi kamu sekalian dengan nama Allah.
Sesungguhnya
kalian mempunyai kewajiban terhadap isteri kalian dan isteri kalian mempunyai
kewajiban terhadap diri kalian. Kewajiban mereka terhadap kalian adalah mereka
tidak boleh memberi izin masuk orang yang tidak kalian sukai ke dalam rumah
kalian. Jika mereka melakukan hal demikian, maka pukullah mereka dengan pukulan
yang tidak keras/tidak membahayakan. Sedangkan kewajiban kamu terhadap mereka
adalah memberi nafkah, dan pakaian yang baik kepada mereka.
Maka perhatikanlah
perkataanku ini, wahai manusia sekalian. Sesungguhnya aku telah
menyampaikannya.
(6) Kewajiban
Berpegang Teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah
Aku tinggalkan
bagi kamu sekalian. Jika kalian berpegang teguh dengan apa yang aku tinggalkan
itu, maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Kitab Allah
(Al-Quran) dan sunnah nabi-Nya (Al-Hadits).
(7) Kewajiban Taat
kepada Pemimpin Siapapun Dia Selama Masih Berpegang Teguh pada Al Qur’an.
Wahai manusia
sekalian, dengarkanlah dan ta’atlah kalian kepada pemimpin kalian, walaupun
kamu dipimpin oleh seorang hamba sahaya dari negeri Habsyah yang berhidung
pesek, selama dia tetap menjalankan ajaran Kitabullah (Al- Quran) kepada kalian
semua.
(8) Kewajiban
Berbuat Baik kepada Hamba Sahaya.
Lakukanlah sikap
yang baik terhadap hamba sahaya. Berikanlah makan kepada mereka dengan apa yang
kamu makan dan berikanlah pakaian kepada mereka dengan pakaian yang kamu pakai.
Jika mereka melakukan sesuatu kesalahan yang tidak dapat kamu ma’afkan, maka
juallah hamba sahaya tersebut dan janganlah kamu menyiksa mereka.
(9) Umat Islam
adalah Bersaudara antara Satu dengan Lainnya.
Wahai manusia
sekalian.
Dengarkanlah perkataanku ini dan perhatikanlah.
Ketahuilah oleh kamu sekalian, bahwa setiap muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, dan semua kaum muslimin itu adalah bersaudara. Seseorang tidak dibenarkan mengambil sesuatu milik saudaranya kecuali dengan kerelaan pemiliknya yang telah memberikannya dengan senang hati. Oleh sebab itu janganlah kamu menganiaya diri kamu sendiri.
(10) Kewajiban
Menyampaikan Khutbah Rasulullah SAW kepada Orang Lain.
Ya Allah, sudahkah
aku menyampaikan pesan ini kepada mereka?
Kamu sekalian akan menemui Allah, maka setelah kepergianku nanti janganlah kamu menjadi sesat seperti sebagian kamu memukul tengkuk sebagian yang lain.
Kamu sekalian akan menemui Allah, maka setelah kepergianku nanti janganlah kamu menjadi sesat seperti sebagian kamu memukul tengkuk sebagian yang lain.
Hendaklah mereka yang hadir dan mendengar khutbah ini menyampaikan kepada mereka yang tidak hadir. Mungkin nanti orang yang mendengar berita tentang khutbah ini lebih memahami daripada mereka yang mendengar langsung pada hari ini.
Kalau kamu semua nanti akan ditanya tentang aku, maka apakah yang akan kamu katakan? Semua yang hadir bergemuruh menjawab, “Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan tentang risalah-risalah tuhanmu, engkau telah menunaikan amanah, dan telah memberikan nasehat”. Sambil menunjuk ke langit, Rasulullah kemudian bersabda, ”Ya Allah, saksikanlah pernyataan mereka ini, ya Allah saksikanlah pernyatan mereka ini, ya Allah saksikanlah pernyataan mereka ini”.(ABC)