Konvensi Rakyat Menjadi Laga Alternatif bagi Parpol untuk Mencari Capres
Konvensi nonparpol ini juga menjadi saluran bagi masyarakat untuk berdemokrasi. "Dalam suasana kebatinan politik seperti ini, masyarakat harus proaktif untuk mencari dan menemukan tokoh yang akan memimpin diri dan bangsanya," kata Guru Besar Universitas Parahyangan Bandung ini. Menurut Ketua Komite Konvensi Rakyat Salahuddin Wahid, pemimpin nasional harus memiliki tiga syarat utama. Yaitu, karakter yang bertumpu pada integritas, kemampuan atau kompetensi, dan tingkat keterpilihan. Konvensi Rakyat diharapkan bisa menampilkan tokoh-tokoh yang memiliki ketiga karakter dimaksud.
“Sayang sekali, kini tiga kriteria utama itu dikalahkan oleh kepentingan pragmatis. Lebih banyak yang memaknai pemimpin dalam arti sempit, hanya fokus pada popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas," kata pria yang biasa disapa Gus Sholah itu. Lebih lanjut, Gus Sholah mengatakan, Konvensi Rakyat berusaha menggali visi, misi, konsep, dan kemampuan tokoh-tokoh yang dianggap layak menjadi pemimpin nasional. Upaya ini dilakukan melalui serangkaian dialog publik di berbagai kota yang melibatkan para akademisi, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, budayawan dan rohaniawan. Lewat dialog, para ahli dan akademisi bisa mengkritisi para peserta konvensi. Selain itu, akan diadakan sebuah survei untuk mengetahui tingkat keterpilihan para peserta konvensi.
"Komite Konvensi Rakyat beranggapan politik itu penting, dan hal ini terlalu sempit jika hanya diserahkan kepada partai politik dan para politisi saja. Oleh karenanya, kita semua mesti peduli terhadap Pemilu, jangan golput atau tidak mau mencoblos dalam pemilu mendatang," ucap pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, Jawa Timur ini. (*)