Sikap Masyarakat Terhadap Kondisi Ekonomi Dan Politik 2020 Dan Prospek 2021
Metodologi
Lembaga Penelitian Masyarakat Milenium (LPMM) Telah Melakukan Sejumlah Survei Nasional Dengan Memilih Sampel Secara Random Dari Populasi Pemilih (Warga Negara Indonesia Yang Berusia 17 Tahun Ke Atas Atau Sudah Menikah).
Seluruh Responden Dalam Survei Tersebut Diwawancarai Dengan Saluran Telepon dan WhatsApp Call .
Untuk Mengetahui Perkembangan Isu-isu Mutakhir, Maka Dilakukan Survei Telepon dan Via Whatsapp Terhadap Responden Survei Tersebut. Sampel Survei Dengan Telpon Ini Hanya Untuk Responden Yang Memiliki Telepon/Cellphone, Sebesar 70,1 % Dari Populasi Nasional.
Dimana ada sekitar 188,6 juta masyarakat--dari total keseluruhan 269,6 juta penduduk Indonesia--sudah menggunakan ponsel pintar. Ini artinya, sekitar 70,1 persen penduduk Indonesia menjadikan ponsel sebagai sebuah perangkat primer.
Survei Lewat Telpon Dengan Mempertimbangkan Aspek Metodologi Secara Seksama Adalah Cara Yang Paling Mungkin Dilakukan Di Tengah-tengah Upaya Warga Melakukan
Social Distancing.
Untuk mendapatkan sampel yang proporsional dari responden yang memiliki telpon tersebut terhadap karakteristik populasi nasional dilakukan pembobotan terhadap sampel terpilih.
Sampel sebanyak 2000 responden dipilih secara acak dari jumlah proporsional menurut provinsi untuk mewakili pemilih nasional. Margin of error survei diperkirakan +/-2.19 % pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.
Wawancara dilakukan pada 26 Maret-8 April 2021.
Hasil Temuan Survei Sebagai Berikut
1.Muncul pertanyaan besar, di saat usia bangsa dan negara kita sudah 75 tahun, apakah arah perjalanan kita sudah sesuai konstitusi? Bagaimana Ibu/Bapak melihat arah perjalanan negara kita? Apakah arah bangsa & negara kita sekarang sesuai dengan konstitusi kita atau tidak sesuai ,hasil survei menunjukan bahwa sebanyak 79,2 persen responden menyatakan arah bangsa dan negara kita sudah sesuai dengan konstitusi negara Indonesia dan sebanyak 17,4 persen menyatakan arah bangsa dan negara kita sudah banyak menyeleweng dari Konstitusi dan sebanyak 3,4 persen tidak menjawab
2.Keadaan Ekonomi keluarga sebelum dan sesudah ada pandemic covid Mayoritas warga, sekitar 80,8 %, menilai kondisi ekonomi keluarga sekarang lebih buruk atau jauh lebih buruk dibanding sebelum ada dampak covid 19 . Yang merasa lebih baik atau jauh lebih baik hanya 2,4%, dan sekitar 9,4% merasa tidak ada perubahan dan Tidak Tahu 7,4 %
3.Sementara tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo
Dalam temuan survei Sebanyak 77,2 persen responden menyatakan puas akan kinerja pemerintahan President Jokowi disaat sekarang dan sebnayak 15,9 persen meyatakan tidak puas dengan kinerja pemerintahan president Jokowi dan sebanyak 6,9 persen tidak menjawab ,dari hasil survei ini masyarakat menilai pemerintah telah bekerja keras untuk bisa mengatasi kesehatan dan dampak ekonomi yang ditimbulkan dari satu tahun berlangsungnya pandemi ini.
4.Pada Aspek political engagement seperti ketertarikan terhadap politik dan intensitas diskusi politik, efikasi politik, serta konsumsi berita politik, baik melalui media cetak, TV, maupun media online. Dari hasil survei diketahui bahwa ketertarikan masyarakat dalam mengikuti berita politik/pemerintahan belum signifikan, yakni hanya sekitar 20,3 persen responden saja saat ini dan sebanyak 72,9 persen responden sangat tidak tertarik mengikuti berita politik/pemerintahan dan selebihnya sebanyak 6,9 tidak menjawab
5.Dan aspek dukungan terhadap demokrasi menunjukkan bahwa sekitar 80,2 persen setuju bahwa sistim demokrasi dalam politik negara dan pemerintahan tetap lebih baik dari sistim politik dan pemerintahan manapun mereka setuju bahwa demokrasi harus dijalankan dengan tetap mempertahankan keanekaragaman budaya dan kekhasan yang ada di Indonesia. Hanya 14,2 persen masyarakat yang merasa tidak cocok dengan sistem demokrasi, karena dianganggap bahwa demokrasi merugikan kelompok minoritas, bertele-tele, menghambat pembangunan, dan menyebabkan pertentangan di masyarakat.dan sebanyak 5,6 persen tidak menjawab
6.Aspek ketiga terkait dinamika partai politik nasional dimata publik dan terkait tingkat pilihan publik pada partai politik menunjukkan bahwa PDI Perjuangan berada di posisi tertinggi yakni 14,2 persen untuk kategori pilihan partai politik jika pemilu digelar disaat survei berlangsung dengan jawaban secara Top of Mind ,kemudian disusul oleh Partai Golkar sebesar 13,7 persen ,Gerindra 7,2 persen , Demokrat 7,1 Persen ,PKB 6,9 persen , Nasdem 6,7persen , PKS 6,4 persen ,PSI 4,1 persen PAN 3,1 persen ,PPP 2,9 persen dan Partai Peserta Pemilu 2019 lainnya sebanyak 2,3 persen dan responden tidak memberikan pilihan sebanyak 25,4 persen
7.Hasil survei terkait tingkat pilihan publik pada partai politik dengan disebutkan nama nama partai politik kepada responden untuk dipilih saat ditanyakan parpol mana yanga akan dipilih jika pemilu digelar hari ini maka kembali PDI Perjuangan menunjukkan tingkat keterpilihan yang tertinggi dari semua parpol yaitu sebesar 17,7 persen , kemudian ditempel oleh Golkar dengan tingkat keterpilihan 17,3 persen , Gerindra 8,3 persen , PKB 7,2 persen , Demokrat 7,1 persen , Nasdem 6,9 persen ,PKS 6,7 persen , PSI 4,2 persen ,PAN 3,2 persen ,PPP 3,1 persen dan Partai Peserta Pemilu 2019 lainnya sebanyak 2,4 persen dan yang tidak mau memilih 15,9 persen
8.Hasil survei juga menunjukan bahwa sebanyak 30,8 persen mengetahui adanya partai politik debutan baru seperti Partai PRIMA , Partai Umat , Partai Gelora dan sebanyak 69,2 persen tidak tahu adanya partai politik baru yang bersiap siap akan mengikuti pemilu 2024
Dalam survei ini juga ditanyakan terkait tindak pidana korupsi yang terjadi diera pemerintahan Jokowi disaat pandemic Covid sebanyak 90,7 persen responden mengetahui adanya peristiwa tindak pidana korupsi dipemerintahan yang di tangani KPK dan kejaksaan agung baik melalui media cetak, TV, maupun media online dan ,media sosial dan sebanyak 9,3 persen tidak tahu
9.Ketika ditanyakan partai politik mana yang kadernya paling banyak melakukan tindak pidana korupsi maka jawabannya sebanyak 79,2 persen menyatakan PDI Perjuangan dan Partai Gerindra yang kadernya melakukan tindak pidana korupsi di saat pandemik covid 19 ,sementara 10,9 persen menyatakan partai politik lainnya dan sebanyak 9,9 tidak memberikan jawaban
10.Sementara itu terkait calon presiden, dari sisi gender sebanyak 46,9 persen responden meneginginkan sosok presiden untuk 2024 adalah berjenis kelamin wanita , sebanyak 38,7 persen menginginkan laki laki dan sebanyak 14,4 persen tidak mempermasalahkan wanita atau laki laki sosok presiden Indonesia penganti Jokowi
11.Sementara terlkait Calon presiden –wakil presiden yang paling di inginkan berlatar belakang TNI/Polri atau Sipil ketika ditanyakan kepada responden maka jawaban dari 2000 respoden terpilih ,sebanyak 37,2 persen menyatakan menginginkan Presiden mendatang dari kalangan TNI/Polri dan sebanyak 35,3 persen menyatakan dari kalangan sipil sedangkan sebanyak 27,5 menyatakan keduanya berpasangan jauh lebih baik .
12.Dari jawaban simulasi nama nama tokoh wanita nasional ketika ditanyakan kepada responden siapa sosok wanita yang akan dipilih jika pilpres digelar hari ini ,dengan simulasi nama nama tokoh wanita maka Puan Maharani dipilih sebanyak 20,8 persen ,Iriana Joko Widodo 17,7 persen , Sri Mulyani 15,8 persen , Khofifah Indar Parawansa 14,6 persen ,Tri Rismaharini 11,8 persen , Grace Natalie 5,2 persen dan tidak memilih 14,1 persen
13. Sedangkan dari simulasi nama nama tokoh pria nasional ketika ditanyakan kepada responden siapa sosok pria yang akan dipilih jika pilpres digelar hari ini ,dengan simulasi nama nama tokoh pria maka Airlangga Hartarto menjadi Tokoh yang paling memiliki tingkat elektabilitas tertinggi dengan tingkat keterpilihan 15,7 persen ,kemudian diurutan kedua Ganjar Pranowo 10,2 persen Muldoko 9,1 persen,Muhaimin Iskandar 8,4 persen , Anies Baswedan 7,2 persen , Yaqut Cholil Qoumas 7,1 persen ,Tito Karnavian 6,4 persen, Gatot Nurmantyo 6,2 persen ,Prabowo Subianto 5,1 persen ,Agus Harimurti Yudhoyono 3,1 persen dan beberapa tokoh lainnya sebesar 5,7 persen dan yang tidak memberikan pilihan sebesar 15,8 persen
Lembaga Penelitian Masyarakat Milenium (LPMM)
Direktur Eksekutif
Daniel Zafnat Paneah