Ibu-ibu Hadang Alat Berat Karena Perusahaan Ingin Memutus Jalan
The Jambi Times, BATANGHARI | Perlawanan sejumlah ibu-ibu Suku Anak Dalam (SAD) seperti yang tergambar dalam video yang diterima media ini (24/4) ternyata dipicu dari pihak PT Asiatik Persada/Berkat Sawit Utama yang ingin memutus jalan dalam rangka lockdown.
Namun pihak perusahaan saat dikonfirmasi mengaku tidak ada keributan pada saat itu.
“Tidak ada yang ribut-ribut. Yang ada kemarin itu kita ingin memutus jalan dalam rangka lockdown di perusahaan. Alat berat kemarin juga sudah keluar,” ujar Doni, Humas PT Asiatik/BSU saat dihubungi, Sabtu (25/4/2020).
Doni tidak menjelaskan secara rinci masalah antara perusahaan dengan kelompok SAD di wilayah itu khususnya dengan kelompok Mat Nuri seperti yang beredar dalam video.
Menurutnya justru persoalan perusahaan dengan warga termasuk SAD sudah selesai.
Karena pihaknya sudah memberikan lahan 2000 hektar dan lahan 3700 hektar.
Sementara menurut info yang diterima media ini warga dan kelompok SAD, Rabu (22/4) kemarin pertemuan di Batanghari dengan pemerintah setempat terkait rencana aksi pendudukan lahan Senin (27/4) besok.
Masyarakat menuding ada areal diluar izin seluas 600 hektar yang digarap oleh perusahaan.
Namun pihak perusahaan tidak menghadiri pertemuan itu sekalipun sudah diundang.
“Hasil pertemuan outputnya nanti akan ada overlay peta perizinan dari BPN” ujar Mawardi, Hari ini (25/4) selaku pihak yang turut hadir pada pertemuan Rabu itu.
Sementara masalah antara perusahaan dengan kelompok Mat Nuri seperti yang beredar melalui video menurutnya diluar konteks.
“Itu persoalan lain lagi. Itu persoalan kelompok Mat Nuri dengan perusahaan. Detailnya bisa ditanyakan sama Mahyudin yang mendampingi kelompok itu,”pungkasnya.
Namun Mahyudin saat dihubungi mengaku tidak tau kronologi persis penghadangan alat berat tersebut. Dia menyarankan media ini untuk menghubungi langsung Mat Nuri namun nomor telp yang diberikan bernada tidak aktif.
Sebelumnya, Ibu-ibu dari Suku Anak Dalam (SAD) tampak marah terhadap sebuah alat berat jenis eksavator dan sejumlah orang yang ada di lokasi.
Gambaran kemarahan ibu-ibu SAD tersebut terlihat dari video yang diterima media ini, Jum'at (24/4/2020).
Selain marah mereka nyaris telanjang bulat sambil memegang tombak dan berdiri persis di depan alat berat di lokasi.
Menurut informasi yang diperoleh, kejadian ini terjadi di daerah Batanghari terkait dengan PT Asiatic Persada/Berkat sawit utama pada kelompok Mat Nuri yaitu kelompok SAD yang ada di wilayah setempat.
Kelompok SAD ini merupakan salah satu kelompok yang masih berkonflik dengan PT Asiatic Persada/BSU selama ini.
"Iyo, Kalo kelompok Mat Nuri tinggalnyo di Desa Pompa Air. Mereka memang salah satu kelompok yang berkonflik dengan Perusahaan," ujar Abun Yani, Tokoh masyarakat Bathin 9 (SAD) yang hingga kini masih mendorong penyelesaian konflik dengan perusahaan saat dikonfirmasi, Sabtu (25/4/2020).
Abun Yani mengaku hingga siang ini belum tau perihal keributan ini karena dirinya belum ke lokasi dan belum dihubungi pihak terkait atas masalah ini.
Menurut sepengetahuannya hingga saat ini penyelesaian konflik masyarakat dengan perusahaan ada di dua obyek pertama terkait dengan lahan 3700 hektar dan 3.550 hektar yang selama ini diperjuangkan oleh kelompok yang mereka sebut 113.
"Prosesnya sedang ditangani kanwil BPN melalui kantah BPN Batanghari dan Muaro Jambi dan bulan ini katanya akan ada rapat pembahasan lagi," ujarnya memaparkan.(**)