Isra Mi'raj Dapat di Lakukan Semua Umat
THE JAMBI TIMES - Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang
dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan
salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi
Muhammad mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.
Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang
berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad “diberangkatkan” oleh Allah dari Masjidil
Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad dinaikkan ke langit
sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau
mendapat perintah langsung dari Allah untuk menunaikan salat lima waktu.
“Dan sesungguhnya nabi Muhammad telah melihat Jibril
itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, yaitu di Sidratul
Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril)
ketika Sidratull Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling
dari yang dilihatnya itu dan tidak pula melampauinya. Sesungguhnya dia
telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.”
(QS. An-Najm : 13 – 18).
Salah satu momen penting dari peristiwa Isra Mi’raj
yakni ketika Rasulullah SAW “berjumpa” dengan Allah. Ketika itu, dengan penuh
hormat Rasul berkata, “Attahiyatul mubarakatus solawatut tayyibatu lillah. Allah
pun berfirman, Assalamu'alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakatuh.
Assalamu'alaina wa'la 'ibadillahis salihin.
Artinya, Sistem yang dapat menjamin hidup saling
hormat, saling memakmurkan, saling memenuhi harapan kemanusiaan dan saling bisa
mencapai tujuan, hanyalah menurut ajaran Allah (Al-Qur’an menurut sunnah
rasul-NYA). Dinul Islam satu-satunya penataan hidup menurut sunnah anda wahai
para nabi, yaitu kurnia hidup saling kasih sayang dari-NYA (Allah) yakni satu
kehidupan saling melimpah ruah dari-NYA (Allah). Semoga Dinul Islam
satu-satunya penataan hidup ini menjadi berlaku atas hidup kami dan atas
kehidupan pengabdi-pengabdi hidup menurut ajaran Allah yang berlaku tepat
menurut yang demikian. Maka (dengan Shalat ini) saya menyatakan diri menjadi
pembela bahwa tidak ada pembina kehidupan apapun kecuali Allah.
Bandingkan
dengan arti yg umum, Salam dan sejahtera, sembah bakti dan segala kebaikan bagi Allah. Salam
atasmu wahai Nabi dan rahmat Allah dan keberkatanNya. Demikian pula mudah
mudahan dianugerahkan kepada kita dan kepada segenap hamba-hambaNya yang soleh.
Aku mengaku bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh..
Semoga Islam satu penataan menjadi satu-satunya system
kehidupan kalian, yaitu kurnia Allah dgn Ilmu Nya, Alquran ini, yakni system
kehidupan saling hidup adil makmur demikian tangguh.
Semoga kedamaian dilimpahkan kepadamu diiringi dengan
rahmat dari Allah dan juga barakah dari Allah untukmu
Mendengar percakapan ini, para malaikat serentak
mengumandangkan dua kalimah syahadat. Asyahadu alla illaha illallah.
Wa'asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Allahumma solli'ala Muhammad wa'ala ali
Muhammad. Dan saya menyatakan diri menjadi pembela bahwa peri kehidupan
Muhammad adalah abdi kehidupan menurut-Nya yaitu patron kehidupan (uswah
hasanah) menurut-Nya. Ya Allah sampaikanlah saya, dengan shalat ini mencapai
kehidupan menurut sunnah Muhammad, yaitu kehidupan yang telah memenuhi harapan
pendukung-pendukungnya, maka tetapkanlah hidup saya dengan ISLAM satu-satunya
penataan hidup tiada tanding. Dan aku mengaku bahwa Nabi Muhammad itu
pesuruh Allah. Ya Allah berilah rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad dan keluarga Muhammad. Maka, dari ungkapan bersejarah inilah
kemudian bacaan ini diabadikan sebagai bagian dari bacaan shalat.
Selain itu, Seyyed Hossein Nasr dalam buku ‘Muhammad
Kekasih Allah’ (1993) mengungkapkan bahwa pengalaman ruhani yang dialami
Rasulullah SAW saat Mi’raj mencerminkan hakikat spiritual dari shalat yang di
jalankan umat islam sehari-hari. Dalam artian bahwa shalat adalah mi’raj-nya orang-orang beriman. Sehingga jika kita
tarik benang merahnya, ada beberapa urutan dalam perjalanan Rasulullah SAW ini.
Pertama, adanya penderitaan dalam perjuangan yang
disikapi dengan kesabaran yang dalam. Kedua, kesabaran yang berbuah balasan
dari Allah berupa perjalanan Isra Mi’raj dan perintah shalat. Dan ketiga, shalat menjadi senjata bagi Rasulullah SAW
dan kaum Muslimin untuk bangkit dan merebut kemenangan. Ketiga hal diatas
telah terangkum dengan sangat indah dalam salah satu ayat Al-Quran, yang
berbunyi “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Yaitu)
orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka
akan kembali kepada-Nya.”
Ia menggambarkan rambu-rambu jalan menuju Allah,
kejujuran dan ketulusan niat menempuh perjalanan spiritual, serta keharusan
melepaskan diri dari segala sesuatu selain Allah. Maka, sampai pada satu
kesimpulan, bahwa jika perjalanan hijrah menjadi permulaan dari sejarah kaum
Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas
kota suci Mekah, maka Isra Mi’raj menjadi “puncak” perjalanan seorang hamba
menuju kesempurnaan ruhani.
…………………………….
MAKNA ISRA' MI'RAJ
Peristiwa Isra dan Mi'raj, Surat Al Isra/17 ayat 1, “Semesta kenyataan hidup ini adalah kesibukan berbuat menurut ILMU NYA ALLAH, yg telah memperjalankan hamba Nya (muhammad) dgn hamba Nya (Jibril) (dlm hal dialoq antar ruh/qalbu yaitu proses kepentingan pemahaman pemaknaan ILMU ALLAH ALQURAN melalui shalat (TAHAJUD dan 5 waktu) pada kondisi kegelapan IPOLEKSOSBUD jahiliyah, bertitik tolak dari system ekonomi riba, IPOLEKSOSBUD yang bathil jahanam jahiliyah (masjidil haram) menuju ke system ekonomi zakat, system IPOLEKSOSBUD HAQ (masjidil aqsa) dgn melalui proses pemahaman berulang-ulang si tujuh langit (7 ayat alfatihah yg dibaca berulang", surat al Hijr 87) menuju puncak maksimum kemantapan (SIDRATUL MUNTAHA, surat an najm ayat 13-18) terhadap ALQURAN sbg teori hidup untuk mencapai system jannah, dan Muhammad tidak mau berpaling dari ALQURAN sbg alat utk mencapai system kehidupan jannah tersebut), guna KAMI memberi satu pandangan pembuktian ALQURAN adalah pembina tanggapan lagi pemberi pandangan hidup revolusioner dari system bathil/gelap/dzulumat menuju kepada system haq/terang/nur. ...hadist, asshalaatu mi'rajul mu'miniin, shalat adalah sbg alat proses perjalanan pemahaman utk menuju pandangan dan sikap hidup dgn alquran.
Dalam proses ISRA’ MI’RAJ menunggangi BURAQ, itu adalah istilah yang dipakai dalam AlQur'an dengan arti "kilat" termuat pada ayat 2/19, 2/20 dan 13/2 dengan istilah aslinya "Barqu”, yaitu efek kilat dakwah ALQURAN yang menyambar pemahaman pandangan dan sikap hidup yg bathil.....
ALQURAN adalah petunjuk hidup utk seluruh ummat manusia, jadi semua orang bisa melakukan perjalanan ISRA MI’RAJ seperti diatas, jika mau..
Secara lahiriyah kenyataannya memang masjid Aqsa itu saat ini masih dikuasai oleh kafir/syetan, yang berarti qolbu kita saat ini masih dikuasai oleh syetan, masih terhalangi oleh tabir sehingga untuk melakukan taqarrub kepada ILMU Allah akan susah dan seolah-olah Allah dgn ILMU NYA ALQURAN jauh dari kita. Bilamana seluruh ummat Islam melaksanakan sholat yang bernilai PEMANTAPAN PEMAHAMAN MAKNA TRHDP ALQURAN dan mampu memcapai As sholatu mi’rajul mukminin maka Insya Allah Masjidil Aqsa itu akan kembali lagi kepangkuan ummat Islam.
KELAK KAMI PANGGIL ZABANIYAH
Ketahuilah,
sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian)
niscaya Kami tarik ubun-ubunnya,
(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah
(Terjemahan dari Al Qur'an Digital surat Al 'Alaq 15-18)
Zabaniyah adalah sebuah istilah yang dapat kita temukan dalam surat al-'Alaq. Beberapa penjelasan dari terjemahan dan tafsir yang ada tak pernah memuaskan dahaga keingintahuan saya. Malah, kadang-kadang penjelasan dalam beberapa terjemahan itu justru membingungkan. Akibatnya, dengan terpaksa, saya harus mempercayainya walaupun tanpa sebuah informasi yang memadai.
Zabaniyah dikatakan sebutan untuk malaikat tertentu yang tugasnya sangat berbeda dengan sepuluh malaikat lain yang lebih populer. Ketika gerakan dakwah Rasulullah SAW diganggu, apalagi dihambat dan dilecehkan, maka kelak Zabaniyah akan didatangkan. Dari ayat itu tampak bahwa Zabaniyah bukan untuk membawa rahmat melainkan justru bencana. Bahkan sangat mengerikan.
Dalam ayat tentang kehadiran malaikat penghancur itu seolah Allah mau menjelaskan, "Hukum sebab akibat itu tidak hanya terjadi di alam fisika saja". Hutan gundul akan mengakibatkan banjir, sudah menjadi hukum alam yang mesti berlaku, kalau kita semena-mena terhadap hutan. Dan kaidah ini sangat diketahui oleh mereka yang belajar ilmu pengetahuan alam (IPA). Oleh karena memang hukum tersebut sangat mudah dilihat dan dibukti
Zabaniyah diperuntukkan kepada orang-orang yang menTuhankan "nasiyah" dengan menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya (QS 25:43), yang meng-kadzdzaba meng-aduk-aduk ajaran Allah dengan selera ubun-ubunnya. Zabaniyah hadir kepada orang-orang yang atas pilihannya, yang kemudian melontarkan berbagai ocehan (QS 73:10), Dan biarkanlah menjadi urusan-Ku (Allah bekerja sendiri melalui perangkatnya, Zabaniyah), yaitu pelacur-pelacur ilmu yang memiliki serba kemewahan...(QS 73:11).
Dalam masalah dakwah, hukum sebab akibat seperti dalam ilmu fisika itu nyaris tak pernah disadari apalagi diketahui. Dari sebab itu, melalui ayat ini manusia seolah diberi tahu sebuah kaidah : "Barang siapa mengganggu gerak lajunya dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW, walaupun mereka mendatangkan para penolongnya - kelak akan dihancurkan oleh kekuatan yang disebut Zabaniyah."
Prinsip efek timbal balik ini mirip sebuah kaidah yang berlaku dalam kehidupan kita :
Barang siapa menabur angin akan menuai badai.
Barang siapa menggali lobang maka dia akan terperosok ke dalamnya .
Barang siapa menanam tentulah mengetam.
Sopo gawe nganggo (siapa berbuat pastilah menuai akibatnya).
Barang siapa menepuk air di dulang terpercik muka sendiri.
Dari surat al 'Alaq itu kita tahu, Zabaniyah akan selalu hadir untuk menghancurkan musuh-musuh yang menentang lajunya gerak dakwah ajaran Allah. Jadi sebenarnya, Zabaniyah itu selalu datang dan datang. Hanya saja mungkin kita tak pernah sadar dan tak tahu bahwa dia telah datang dengan mengujud melalui berbagai bencana. Hal ini mirip seperti tak pernah sadarnya kita dengan kehadiran malaikat maut Izrail. Paling-paling yang bisa kita ketahui hanyalah fenomena kematian, misalnya berhentinya detak jantung maupun berhentinya nafas. Dan seperti biasanya, malaikat maut itupun lenggang kangkung datang dan pergi begitu saja. Begitulah cara kerja malaikat.
Pertanyaannya, "Apakah gerakan dakwah yang dilakukan kita (umat Islam) sudah dibantu Zabaniyah ?". Jawabannya mungkin dengan pertanyaan juga, "Apakah sebagai umat Islam kita sudah dilecehkan sehingga perlu dibantu Zabaniyah?". Kalau itu masih sulit juga kita menjawab, ada pertanyaan satu lagi, "Sudahkah kita menjadi umat Islam dengan kualifikasi seperti gambaran al Qur'an, sehingga pantas dibantu dengan dikirim oleh Allah Zabaniyah?".
Bagaimana tip and trik, syarat-syarat nya, agar Zabaniyah ON membantu dakwah Islam, dan bagaimana syarat-syaratnya agar Jibril juga ON (QS 2:97) didalam alamal Quran, nazzalahu ‘alaa qalbika?(ah)