Zola dukung perusahaan perkayuan jepang berinvestasi di jambi
THE JAMBI
TIMES – JAMBI - Gubernur Jambi, H.Zumi Zola, S.TP, MA mendukung Samko
Timber Limited, perusahaan asal Jepang yang bergerak dalam bidang pengolahan
kayu untuk berinvestasi di Provinsi Jambi. Hal itu dikemukakan oleh gubernur
dalam pertemuan dengan pihak perusahaan asal Jepang tersebut di Rumah Dinas
Gubernur Jambi, Selasa (17/5) siang.
"Ini investor dari Jepang yang berkeinginan
untuk berinvestasi di Jambi, khusus dalam bidang
perkayuan, kayu karet dan kedepan ada juga mengembangkan kayu kelapa sawit,
kayu sawitnya itu untuk plywood, sedangkan karetnya digunakan untuk bak
truk," ujar Zola.
"Ini bagus sekali untuk mengurangi berat
truk itu sendiri karena lebih ringan. Tentu kita ada kayu-kayu karet yang sudah
tidak berproduksi lagi, bisa kita gunakan itu, bisa menjadi penghasilan
tambahan bagi masyarakat," lanjut Zola.
"Kedepannya, tentu untuk berkelanjutan,
sudah ditebang-tebang, ditanam lagi dengan karet. Kita juga membuka kemungkinan
untuk bekerjasama dengan BUMD, masyarakat, dan juga dari Samko Timber ini
(perusahaan). Ini akan menjadi pemasok untuk perusahaan-perusahaan besar di
Jepang, seperti Mitsubishi, Nissan, dan perusahaan-perusahaan lainnya
juga," jelas Zola.
Zola menyatakan bahwa Provinsi Jambi punya
potensi di bidang pengolahan kayu tersebut. "Ini potensinya luar biasa.
Mereka ini sudah melihat juga di Jambi, dan kalau dianggap menguntungkan, tentu
dari bisnisnya, kita akan support. Insyaallah, ini bagus bagi pihak perusahaan
dan bagi pihak Pemerintah Provinsi Jambi," tutur Zola.
Pihak perusahaan Samko Timber, (grup Sampoerna
Strategic) menyatakan,"Kami sudah tembus marketnya di Jepang selama 17
tahun, dari kayu alam sampai kayu karet, kami gunakan untuk membuat triplek
untuk bak truk, dan sudah tembus pasaran di Jepang."
"Berdasarkan kesuksesan tersebut, kami akan
buka market di Indonesia, karena bak truk Indonesia masih pakai kayu alam.
Jadi, kami akan kenalkan produk kami di Indonesia, untuk seluruh Indonesia dan
kalau bisa untuk Amerika, Eropa, dan Asia Tenggara," jelasnya.
"Karena satu-satunya yang bikin triplek yang
tahan air hanya kami, yang lain belum bisa. Jadi kami coba cari pasar di
seluruh dunia, terutama di domestik market Indonesia karena kayunya di
Indonesia. Kalau Indonesia tidak memakainya juga sayang," ungkapnya.
(Mustar Hutapea, foto: Roni).