News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Pendemo Nilai Kepemimpinan Harkad Dua Tahun Gagal.

Pendemo Nilai Kepemimpinan Harkad Dua Tahun Gagal.


The Jambi Times - Bangko - Dalam rangka 2 tahun kepemimpinan Bupati Merangin, Al Haris dan Wakilnya Khafid Moein (Harkad), (6/7) dikantor Bupati Merangin, dinilai gagal.

Demo yang dilakukan puluhan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Merangin dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bangko ini, sampai menelan korban.

Salah seorang pendemo sempat menjadi bulan bulanan sejumlah oknum anggota kepolisian, saat massa mencoba menembus blokade aparat kemanan di depan pintu utama kantor bupati Merangin.

Pantuan langsung, sebelum terjadi insiden tersebut, massa melakukan aksi demontrasi dan blokade jalan di depan persimpangan tiga Pos Kepolisian, depan kantor Bupati Merangin.

Dalam aksinya massa melakukan orasi menyoroti kepemimpinan Harkad yang sudah berjalan genap 2 tahun, yang menurut mereka Harkad gagal memimpin Kabupaten Merangin.

Beberapa poin yang disorot pendemo yakni, bobroknya birokrasi dan pendidikan di Merangin, terutama soal kisruh penerimaan Sat Pol PP yang terus menuai masalah, dan belum selesainya masalah legalitas kampus STKIP Bangko.

"Harkad kami cap gagal memimpin Kabupaten Merangin, selama 2 tahun ini. Banyak persoalan yang muncul namun tidak diselesaikan, soal Sat Pol PP dan STKIP belum juga ada kejelasan," teriak salah seorang pendemo.

Bukan itu saja, mahasiswa ini juga menyorot jargon Harkad
"Membangun dari desa hingga ke kota". Menurut mereka selama ini Harkad lebih fokus membangun di kota, sementara infrastruktur di desa terbaikan.

"Jargon membangun dari desa ke kota tidak terealisasi. Free proyek 15 persen mencuat, ganti pejabat seperti makan obat," tambah pendemo yang lain.

Puas berorasi, massa lanjut melakukan aksinya ke depan pintu utama kantor Bupati. Insiden pemukulan salah seorang pendemo tersebut, terjadi  berawal ketika pendemo meminta untuk dapat bertemu langsung dengan Bupati Merangin, Al Haris.

Namun keinginan mahasiswa tidak terpenuhi, massa lantas memaksa masuk kedalam ruangan namun dihalangi blokade puluhan anggota Sat Pol PP dan aparat kepolisian, hingga terjadi aksi saling dorong.

Mahasiswa terus mencoba menerobos brokade aparat hingga terjadi aksi saling pukul dengan anggota Sat Pol PP dan Kepolisian. Namun dalam keributan tersebut, salah seorang mahasiswa diseret oleh petugas menuju kedalam kantor Bupati.

Setelah sampai di dalam, lalu pintu yang terbuat dari kaca itu ditutup oleh petugas, dan dengan beringas petugas dari kepolisian memukuli Mahasiswa yang terpisah dari rombongannya tersebut.

Melihat rekanya di 'culik', Mahasiswa pun nekat pecahkan kaca pintu untuk menyelamatkan rekannya, aksi kericuhan pun semakin memanas, baku hantam pun tidak terelakkan. Namun karena kalah jumlah membuat mahasiswa kocar-kacir.

Dalam kericuhan salah seorang mahasiswa mengalami luka robek dipergelangan tangan bagian kanan, dan langsung dilarikan ke RSUD abunjani Bangko guna mendapatkan perawatan medis.

Joni sastra, Ketum PMII Cabang Merangin, mengaku kecewa dengan tindakan petugas yang makin pukul, bahkan terjadi pengeroyokan.

Padahal menurutnya awalnya hanya aksi dorong- dorongan, namun setelah penculikan itu maka terjadi kericuhan.

"Kita menyayangkan tindakan petugas yang semena-mena, main pukul, kami Menyampaikan pendapat dimuka umum sudah diatur dalam undang-undang," kesalnya.

"Seharusnya kami mendapat kawalan perlindungan bukan malah kami diserang seperti ini," tambahnya.

Perlakuan seperti ini lanjut Joni, akan kami laporkan kepada yang berwenang karena hak untuk menyampaikan pendapat di muka umum itu dilindungi.

"Kita akan tempuh langkah hukum, karena kami menyakini, protap dalam Pengamanan telah di langgar oleh petugas," ujarnya.


Demikian juga dikatakan Ketum HMI bangko, Hadi Suprapto. Pihaknya akan membawa kasus pemukulan tersebut ke jalur hukum.

"Kita tidak tinggal diam, akan kita laporkan aksi pemukulan ini. Soal tuntutan demo kita akan turun aksi lagi ke kantor Bupati," ucapnya.

Sementara itu, Humas Polres Merangin, Ipda didih dikonfirmasi sejumlah wartawan di Mapolres Merangin membantah insiden tersebut. Menurutnya insiden tersebut bukan disebabkan pihak kepolisian.

Bahkan dia mengatakan, justru  pihak kemanan sudah melakukan tugas pengamanan dengan maksimal dalam aksi demo mahasiswa tersebut.

"Soal insiden, aparat justru berupaya untuk mengamankan dan menyelamatkan pendemo yang masuk dalam ruangan," jelasnya. (Tim-JT)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.