News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Kanker Ovarium Tak Semematikan yang Diduga

Kanker Ovarium Tak Semematikan yang Diduga

 
(Foto:Ilustrasi kanker ovarium. (Thinkstock/Ana Blazic)
Jakarta - Dari semua jenis kanker pada wanita, selama ini yang paling ditakutkan adalah kanker ovarium selain kanker serviks dan kanker payudara.

Berita baiknya, penelitian terakhir menyebut kanker ovarium ternyata tidak semematikan seperti yang selama ini diduga. Dari penelitian itu ditemukan satu dari tiga orang perempuan yang didiagnosa mengidap kanker ovarium ternyata bisa bertahan hidup hingga 10 tahun atau lebih.

Hasil penelitian itu dipublikasikan di Journal of Obstetrics and Gynecology. Tentu saja ini sangat menyenangkan untuk para pengidap kanker, karena selama ini kanker ovarium selalu dikategorikan sebagai kanker yang sangat fatal.

Lebih dari 20 ribu wanita didiagnosa dengan kanker ovarium dan 14 ribu wanita telah meninggal di Amerika Serikat saja karena penyakit ini berdasarkan data dari  Centers for Disease Control and Prevention.

“Persepsi bahwa hampir semua wanita dengan penyakit ini akan meninggal sama sekali tidak benar,” kata Rosemary Cress, pemimpin penelitian kepada UC Davis Health System seperti dikutip dari Huffington Post. “Informasi baru ini akan sangat bermanfaat bagi para dokter yang mendiagnosis pasien kanker ovarium pertama kali. Juga bagi para ahli kandungan yang akan merawat mereka kemudian setelah mereka mendapat perawatan dari spesialis kanker.”

Para peneliti menelusuri informasi para penyintas kanker ovariu yang berjumlah lebih dari 11 ribu di California dari tahun 1994 dan 2001. Mereka yang terpilih adalah yang mengidap jenis kanker ovarium paling banyak terjadi, dengan mayoritas berkulit putih dan berusia hingga 50 tahun.

Meski sebagian besar pasien hidup kurang dari lima tahun setelah mereka didiagnosis kanker ovarium, 31 persen hidup lebih lama dari 10 tahun, yang merupakan patokan pengidap kanker ovarium sebagai penyintas jangka panjang.

Hampir separuh dari para penyintas berusia 18 hingga 50 tahun dan seperti yang diduga sebelumnya, para penyintas jangka panjang adalah mereka yang didiagnosis sedini mungkin.

Lebih mengejutkan lagi adalah fakta bahwa hampir sepertiga dari penyintas jangka panjang adalah pengidap kanker pada stadium III dan IV. Memang belum terlalu jelas mengapa para wanita dengan kanker tingkat lanjut ini bisa bertahan sedemikian baiknya.

Namun para peneliti menduga, para wanita dengan gen mutasi BRCA1 dan BRCA2 mungkin punya respon yang lebih baik akan kemoterapi dibanding yang tanpa gen mutasi itu.

Ini adalah penelitian pertama yang melihat perjalanan penyintas hingga 10 tahun untuk kanker ovarium. Penelitian sebelumnya hanya membatasi pada penyintas selama 5 tahun dan menemukan baha faktor risiko yang berhubungan dengan kemampuan bertahan dari penyakit adalah karena: usia, stadium kanker, seberapa cepat tumor tumbuh dan menyebar dan sitologinya.

Pasien berisiko rendah — dengan nol hingga satu faktor risiko —  memiliki 88 persen kemungkinan bertahan lebih dari lima tahun. Bandingkan dengan pasien berisiko tinggi — dengan tiga sampai empat faktor risiko — yang memiliki hanya 75 persen kemungkinan bertahan lebih dari lima tahun pula.Seperti kepada cnnindoensia (utw/utw)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.