Larangan Pertemuan di Hotel,di Nilai Rugikan Pengusaha
The Jambi Times - Sarolangun - Sarolangun-Kebijakan akan larangan pemerintahan ,mengadakan kegiatan di dalam hotel mulai di keluhkan,pasalnya dngan adanya larangan tersebut memuat pengelola mengaku merugi.
Seperti yang dikeluhkan pengelola Hotel Abadi di Kabupaten Sarolangun.
Dari pengakuan Manejer Hotel Abadi Sarolangun Hendra, akibat larangan tersebut ,pendapatan hotel yang dikelolanya menurun hingga ratusan juta perbulan.
“Sebelum ada kebijakan yang melarang penggunaan hotel untuk kegiatan pemerintah, hotel ini cukup ramai,” ujar Hendra.
Menurutnya, penurunan ini terlihat dari jumlah kunjungan di hotel terbesar di Sarolangun itu. Sejak Januari 2015 ini, rata-rata kunjungan 10 orang setiap hari. Jumlah itu, kata Hendra itu tidak sebanding dengan biaya operasional dan gaji karyawan yang harus dikeluarkan.
“Operasional dan gaji karyawan lebih Rp100 juta perbulan. Sementara pengunjung hanya rata-rata 10 orang perhari. Bahkan pernah juga hanya satu orang yang nginap,” ungkapnya.
Atas kondisi itu, Hendra selaku manajer hotel mengaku pusing tujuh keliling untuk menutupi biaya operasional dan gaji karyawan.
“Untunglah kita masih punya saving Desember 2014 lalu. Nah kedepan, jika kondisi seperti ini dimana kita harus membayar gaji karyawan dan operasional,” keluhnya.
Meski demikian, kata dia, sampai saat ini ia belum terpikir untuk melakukan perampingan karyawan. Namun, jika kondisinya sudah tidak memungkinkan, mau tak mau ia akan menyerahkan semua ke jajaran manajemen Abadi Hotel di Jambi.
“Yang saya pikirkan bagaimana nasib karyawan. Saya tidak pernah berpikir untuk perampingan. Tapi semuanya saya serahkan kepada manajemen yang ada di Jambi,” katanya.
Namu pihaknya sangat berharap kebijakan pemerintah,sehingga pengusaha yang sudah investasi di sarolangun,tidak merugi.
‘’Saya asih berharap agar pemrinha juga ,bias memikirkan nasib para pengusaha yag sudah menginfestasikan uagnya di sarolangun,dan yang kami harapkan kami tidak terlalu merugi’’pungkasnya.(dar)