BUMD Jabung Sakti Hanya Andalkan Aquala
The Jambi Times -Tungkal – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jabung Sakti masih
mengandalkan usaha Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) untuk menggaji
karyawan. Sementara sewa Kapal MV Marina tidak ada kejelasan.
Direktur BUMD Jabung Sakit, Yusal mengatakan, bisnis aquala tersebut masih berjalan di Desa Lubuk Terentang, Kecamatan Betara. Per harinya, seratus galon air mineral yang diproduksi.
Peminat air kemasan tersebut sebagian besar berada di Desa Pematang Lumut dan sekitarnya. “Dari hasil penjualan air itulah untuk membiayai gaji karyawan,” jelasnya.
Yusal mengatakan, pihaknya tidak lagi disubsidi anggaran oleh Pemkab Tanjabbar. Untuk biaya operasional, menggunakan anggaran yang ada. “Dana itulah yang diputar-putar,”tuturnya.
Terpisah, Kabag Administrasi Perekonomian Setda Tanjabbar, M Japar, mengatakan, tidak ada usaha BUMD yang dianggap mampu membiayai operasional dan gaji karyawan.
Menurut Japar, penghasilan dari usaha air mineral dinilai minim untuk membiayai kegiatan dan gaji karyawan BUMD. Sementara hasil sewa kapal, sejauh tidak diketahui secara pasti.
“Memang saya belum lihat laporannya, berapa hasil dari sewa kapal selama ini,” jelasnya.
Usaha yang dianggap membantu keuangan BUMD adalah Kilang LPG yang berada di Betara 10. Kilang LPG tersebut masih dalam tahap pembangunan.
“Kalau dari PLTG TJP, belum ada pemasukan untuk daerah, meskipun ada saham pemkab di perusahaan gas tersebut,” ujar dia.(dri/it)
Direktur BUMD Jabung Sakit, Yusal mengatakan, bisnis aquala tersebut masih berjalan di Desa Lubuk Terentang, Kecamatan Betara. Per harinya, seratus galon air mineral yang diproduksi.
Peminat air kemasan tersebut sebagian besar berada di Desa Pematang Lumut dan sekitarnya. “Dari hasil penjualan air itulah untuk membiayai gaji karyawan,” jelasnya.
Yusal mengatakan, pihaknya tidak lagi disubsidi anggaran oleh Pemkab Tanjabbar. Untuk biaya operasional, menggunakan anggaran yang ada. “Dana itulah yang diputar-putar,”tuturnya.
Terpisah, Kabag Administrasi Perekonomian Setda Tanjabbar, M Japar, mengatakan, tidak ada usaha BUMD yang dianggap mampu membiayai operasional dan gaji karyawan.
Menurut Japar, penghasilan dari usaha air mineral dinilai minim untuk membiayai kegiatan dan gaji karyawan BUMD. Sementara hasil sewa kapal, sejauh tidak diketahui secara pasti.
“Memang saya belum lihat laporannya, berapa hasil dari sewa kapal selama ini,” jelasnya.
Usaha yang dianggap membantu keuangan BUMD adalah Kilang LPG yang berada di Betara 10. Kilang LPG tersebut masih dalam tahap pembangunan.
“Kalau dari PLTG TJP, belum ada pemasukan untuk daerah, meskipun ada saham pemkab di perusahaan gas tersebut,” ujar dia.(dri/it)