Suku Islam Uyghur Mayoritas di Huni Wanita Cantik
![]() |
(Penari Uyghur) |
Baca Juga : Suku Tajik VS Suku Uighur di China,Manakah Yang Paling Cantik?
Baca Juga : 10 Wanita Cantik Asal Suku Uighur Jadi Artis China
Sebenernya suku Uyghur atau Uighur itu keturunan klan Turki yang tinggal di Asia Tengah, utamanya di provinsi China, Xinjiang. Namun, sejarah etnis Uighur bilang kalau daerah itu adalah Uighuristan atau Turkestan Timur.
![]() |
(klik foto ini dengan hasil makminal) |
Menurut sejarah, bangsa Uighur yang merdeka tinggal di Uighuristan lebih dari 2.000 tahun. Tapi China malah mengklaim daerah itu sebagai warisan sejarahnya, dan oleh karenanya tidak bisa dipisahkan dari China.
Orang Uighur percaya, fakta sejarah menunjukkan klaim China tidak berdasar dan memang sengaja menginterpretasikan sejarah secara salah, supaya wilayah China makin luas.
![]() |
Klik foto ini dengan hasil maksimal) |
Suku Uyghur ini sangat berbeda dengan orang-orang China pada umumnya. Mereka suku Uyghur ini menjurus ke orang Eropa,mereka bernenek moyang klan turki, jadi tidak heran kalau suku Uyghur ini adalah mayoritas beragama islam.
Reruntuhannya bisa di temukan di kota Kucha, Turfan dan Dunhuang, dulunya tempat ini adalah tempat tinggal orang Kanchou-Uighur.
Orang-orang Uighur masuk Islam sejak tahun 934, waktu pemerintahannya Satuk Bughra Khan, pengusaha Kharanid. Saat itu, 300 masjid megah didirikan di kota Kashgar. Islam kemudian berkembangan dan menjadi satu-satunya agama orang Uighur di Uighuristan.
Masjid-masjid yang megah buatan bangsa Uighur seperti contohnya :Azna (dibangun pada abad ke-12), Idgah (abad ke-15) dan Affaq Khoja (abad ke-18). Pada masa kejayaan itu di Kashgar saja telah ada 18 Madrasah besar dengan lebih 2.000 siswa baru tiap taun ajaran baru.
Pada abad ke-15 di kota ini sudah memiliki perpustakaan dengan koleksi sebanyak 200 ribu buku. Orang Uighur juga telah mengenal pertanian semiintensif sejak 200 SM. Pada abat ke-7 pertanian mereka makin berkembang dengan menaman jagung, gandum, kentang, kacang tanah, anggut, melon dan kapas.
Mereka juga udah ngembangin sistem irigasi (kariz) buat ngalirin air dari sumber yang jauh ke lahan pertanian. Satu sistem irigasi kuno ini masih bisa di lihat di kota Turfan.
Boleh dikatakan, kebudayaan Uighur mendominasi Asia Tengah sepanjang 1.000 tahun sebelum bangsa ini ditaklukan dengan penguasa Manchu dari pemrintah China.
Tekanan dari pemerintah.
Walaupun di banggakan sebagai penghasil bidadari-bidadari cantik, namun suku Uighur berada pada kondisi yang berbanding terbaik dengan kesannya tersebut. Mereka kerap kali menerima perlakuan tidak baik oleh pemerintah setempat.
Terutama yang menganut agama muslim, pemerintah kerap melarang suku ini untuk merayakan ibadah-ibadah islam seperti puasa di bulan ramadhan, idul fitri, dan idul adha.Bahkan di saat bulan ramadhan, banyak aturan-aturan yang dibuat pejabat supaya ibadah puasa dihilangkan. Mereka membuat suatu kebijakan yang mengharuskan warga muslim Xinjiang makan siang di depan para nonmuslim. Jika mereka berkilah sudah makan atau menolaknya, maka mereka akan tetap dipaksa makan dihadapan orang-orang tersebut. Jika muslim tersebut tetap bersikukuh, dia bisa diseret ke kantor keamanan. Alhasil, terjadilah banyak demonstrasi dari warga muslim sini mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah.
Tidak heran jika di bulan puasa yang penuh berkah bagi umat muslim dunia malah menjadi bulan bencana bagi umat muslim Xinjiang. Akan ada banyak pemberontakan, baku tembak, demo besar-besaran dan kerusuhan-kerusuhan dari warga muslim untuk menuntut haknya. Begitu kentalnya kesan negatif di wilayah ini, pemerintah bahkan menyebut Xinjiang sebagai wilayah Three Evils :terorisme, ekstremis agama, dan separatisme.
Padahal, yang diminta warga Uighur hanya satu: mengamalkan ibadahnya. Namun dengan berbagai alasan, pemerintah China, yang memang terkenal otoriter, tetap tidak membebaskan hak tersebut. Maka tidak jarang, banyak sayup-sayup dari warga Xinjiang yang ingin memisahkan diri dari negaranya.
Lantas, kalau terjadi banyak hal negatif mengapa pemerintah tidak melepaskan wilayah Xinjiang saja seperti keinginan warganya?
Ternyata di daerah ini menyimpan kekayaan alam yang berlimpah ruah, berupa minyak alam yang sangatbanyak, yang bisa menguntungkan bagi negara. Tapi, kalau pemerintah hanya peduli dalam mengeskpos alam semata, tanpa kesejahteraan rakyatnya, mana sisi kemanusiaan itu? Apalagi melarang melakukan peribadahan.
Mulai saat ini kita jangan hanya termakan dengan suatu berita-berita mengenai "kecantikan, keglamoran, dan perhiasaan duniawi" semata.
Kita lihat bagaimana etnis Uighur di Xinjiang, yang terkenal akan kecantikannya di media-media pemberitaan, namun kenyataannya mereka harus ditekan oleh lingkungannya.
Suku Uighur atau Uygur, Uigur, Uyghur ( Uyghur: Ų¦ŪŁŲŗŪŲ±; bahasa Tionghoa: 结å¾å°; Hanzi tradisional: ē¶å¾ē¾; bahasa Tionghoa: WĆ©iwĆŗ'Är) adalah salah satu suku minoritas resmi di Republik Rakyat Tiongkok.
Suku ini merupakan keturunan dari suku kuno Huihe yang tersebar di Asia Tengah,dari berbagai sumber bahwa menuturkan bahasa Uighur dan memeluk agama Islam. Selain Republik Rakyat Tiongkok, populasi suku ini juga tersebar di Kazakhstan, Kyrgystan dan Uzbekistan.
Suku Uighur bersama suku Hui menjadi suku utama pemeluk Islam di Tiongkok, namun ada perbedaan budaya dan gaya hidup yang kentara di antaranya. Suku Uighur lebih bernafaskan Sufi sedangkan suku Hui lebih pada mazhab Hanafi. Suku Uighur terutama berdomisili dan terpusat di Daerah Otonomi Xinjiang dengan Islam Suni.(tl)