News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Mana yang Benar? "Tanjak" Versi Gubernur Jambi atau "Lacak" Versi Seniman Jambi

Mana yang Benar? "Tanjak" Versi Gubernur Jambi atau "Lacak" Versi Seniman Jambi

 
THE JAMBI TIMES - JAMBI - Sakti Alam Watir yang dikenal sebagai Seniman, Budayawan, Fotografers dan Ketua Pengurus Serikat Perusahaan Pers Jambi berhasil mengajak  Menteri Menkoinfo Rudiantara mengenakan Lacak (Bukan) Tanjak Jambi saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Serikat Perusahaan Pers (SPS) di Hotel Milinium Jakarta, Jumat (3/2/2017) malam. Bahkan seluruh Pengurus SPS Pusat termasuk Kepala Perpustakaan Nasional juga diberikan Lacak dan memakainya.
 
Pada arena Rakernas ini SPS Cabang Jambi turut memperkenal Lacak Jambi, yang sedang booming dikalangan masyarakat Jambi. Pengurus SPS Cabang Jambi membawa Lacak Jambi untuk dibagi-bagi kepada Pengurus SPS Pusat termasuk Kepala Perpustakaan Nasional.
 
Moment yang diambil SAW dalam mensosialisasikan “Lacak” Penutup Kepala Khas Jambi itu patut diapresiasi. Lacak (Bukan ) Tanjak Jambi awalnya disosialisasikan oleh Gubernur Jambi H Zumi Zola Zulkifli dalam berbagai kesempatan. 
 
Sebelumnya para penggiat budaya Melayu Jambi, pada 31 Januari 2017 lalu memutuskan nama ikat kepala pria khas Jambi yang sedang boming, Lacak atau Tanjak, disepakati jadi “Lacak Jambi”. Penggodokan nama itu didukung oleh beberapa lembaga dan komunitas seperti Bujang Belago, 5W Photografy , Tuntas Adventure, Jambi Heritage, CV Intigraf dan Virgo Creations.
 
Sejumlah pegiat budaya Melayu Jambi dalam kesempatan tersebut membahas, menggali dan memberi informasi terkait penamaan ikat kepala khas Jambi itu. Menurut, Zainul Bahri selaku maestro batik di Provinsi Jambi mengatakan orang-orang tua di Jambi sudah lama menggunakan ikat kepala ini. 
 
Ikat kepala ini memang milik Melayu Jambi. Bukti sejarahnya ada, masyarakat harus kita beri pengetahuan sejarah, jenis, fungsi, warna, dan lain-lain. Sehingga mereka tidak buta sejarah. “Ikat kepala ini dari dulu kita sebut Lacak. Lacak adalah kain penutup kepala yang didesign sedemikian rupa, khas Melayu Jambi,” katanya.
 
Kemudian muncul “Komunitas Lacak Jambi” di sosial media beramai-ramai mempromosikan Lacak Jambi. Bahkan sebagaian penggiat Lacak Jambi rela membagikan Lacak Jambi kepada sahabat, kerabat yang mau mengenaknnya.
 
Sementara Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jambi, Hj Sherrin Tharia Zola mengemukakan, bahwa kualitas dan pangsa pasar busana yang terbuat dari kain Jambi terus ditingkatkan. 
 
Bahkan busana kain Jambi semakin baik dan semakin dikenal oleh masyarakat luas. Sehingga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan para pengrajin kain. Seperti di Pembukaan Indonesia Fashion Week 2017, bertempat di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (1/2/2017) lalu, Hj Sherrin Tharia Zola memperkenalkan Batik Jambi dan Lacak.
 
Dengan ramainya Lacak Jambi dipromosikan, tentunya para pengrajin di Jambi juga harus segera membaca peluang untuk memproduksi Lacak Jambi secara massal. Jangan sampai peluang ini diambil alih oleh pengrajin luar, misalnya Jawa Barat dan Yogyakarta yang lebih kreatif dan inovatif dalam soal Seni Budaya Daerah.
Jangan sampai Lacak Jambi diproduksi orang Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sementara pengrajin Jambi hanya sebagai penonton saja. Arah kesana perlu diantisipasi oleh (Dekranasda) Provinsi Jambi sebagai lembaga yang membidangi pengrajin di Provinsi Jambi.
Jangan sampai masyarakat Jambi hanya ramai mempromosikan, namun yang dapat diuntung pengrajin dari luar Provinsi Jambi. Pasalnya kecanggihan alat dan ketrampilan pengrajin Jawa Barat dan Jawa Tengah lebih unggul dalam memproduksi seni-seni daerah, termasuk soal Lacak Jambi. Jangan Kita Kenyang Melihat Saja, Orang Lain Panen Rezeki Memproduksinya. Semoga. (Asenk Lee Saragih)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.