News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Natal, Saatnya Membangun Jembatan (Sebuah Seruan Dari Muslim Amerika)

Natal, Saatnya Membangun Jembatan (Sebuah Seruan Dari Muslim Amerika)



 Tulisan di bawah ini saya temukan dalam sebuah website yang berlokasi di Amerika. Anda boleh setuju atau tidak dengan isinya. Tapi setidaknya kita perlu mengetahui pemikiran kaum Muslim yang hidup di tengah masyarakat Kristen di Amerika ini.

Menyikapi Natal Dengan Penghormatan

Natal adalah perayaan keagamaan tahunan umat Kristen dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Isa. Bagi banyak Muslim yang bahkan tidak merayakan kelahiran (maulid) Nabi Muhammad, hari Natal adalah sebuah perkara yang yang mengharuskan mereka untuk menegaskan sikap.

Telah banyak kritik sahih tentang hari raya tersebut dari kaum Muslim maupun non-Muslim berdasar  tinjauan teologi maupun budaya. Namun hal itu tidak bisa dijadikan landasan untuk menganggap Natal semata-mata sebagai praktik pemuja berhala di zaman kuno, misalnya, atau sebagai bentuk pemborosan dan komsumersime yang berlebihan. Kaum Muslim harus ingat bahwa bagi umat Kristen yang taat, Natal adalah tentang Isa.

Nabi Muhammad bersikap sangat terbuka terhadap umat Kristen. Menurut dua pakar sejarah Islam, Ibnu Saad dan Ibnu Hisyam, Nabi Muhammad bahkan mengijinkan  rombongan 60 orang Kristen Bizantium dari Najran, Yaman, untuk beribadah di dalam masjid  beliau di Madinah. Di bawah pimpinan seorang uskup, mereka datang untuk membahas sejumlah perkara dengan Rasulullah. 

Ketika tiba waktu beribadah, mereka meminta ijin untuk melaksanakannya di dalam masjid. Rasulullah menjawab, “Lakukanlah kebaktian kalian di dalam masjid. Ini adalah tempat untuk mengagungkan Tuhan .”

Allah mengimbau kita untuk menjauhi kecenderungan mengolok-olok kepercayaan pihak lain, seberapa besar pun ketidak-setujuan kita. Firman Allah dalam Al-Qurãn, “Janganlah kalian menghina orang-orang yang berdoa (menggantungkan harapan; beribadah) kepada selain Allah, sehingga mereka (balik) menghina Allah dengan sikap bermusuhan tanpa ilmu. Begitulah Kami (Allah, dengan sunnahNya) membuat setiap umat mengaggap baik masing-masing perbuatannya, sampai nanti Tuhan (yang sebenarnya, Allah, dengan ajaranNya) menjadi sumber rujukan mereka. Maka (pada saat itulah) Dia (Allah) menjelaskan apa-apa yang sebelumnya mereka kerjakan.” (Surat Al-An’ãm ayat 108).

Kita juga harus ingat bahwa bagi sebagian kecil umat Kristen, perayaan Natal bukanlah semata-mata mengikuti tradisi keagamaan. Bagi mereka, Natal adalah saat untuk berkumpul dengan keluarga. 

Dalam banyak kasus, Natal adalah satu-satunya kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga, baik karena para anggota keluarga hidup berpencaran di berbagai kota atau negara, karena masalah-masalah komunikasi, atau karena keadaan Amerika pada masa sekarang, yang menyebabkan ikatan kekelurgaan semakin melemah.

Natal adalah kesempatan yang sangat baik untuk menjalin hubungan dengan para tetangga kita. Kita jangan melupakan bahwa ‘berhubungan’ tidak berarti ‘berceramah’. Da’wah tidak bisa dilakukan secara tidak sopan. Allah menegaskan dalam Al-Qurãn, “Berda’wahlah (mengajak) ke jalan tuhanmu secara bijaksana, yaitu dengan memberikan penerangan yang baik serta mengajukan dalil-dalil yang terbaik. Sesunggunya Tuhanmu amat mengetahui siapa yang (sebenarnya) menyimpang dari jalanNya dan siapa yang (benar-benar) pelaksana petunjukNya.” (An-Nahl ayat 125).

Khususnya ketika menghadapi Yahudi dan Kristen, Allah menegaskan, “Janganlah berdebat dengan Ahli Kitab, kecuali dengan (mengajukan dalil-dalil) terbaik; kecuali (bila kalian berhadapan dengan) orang-orang zhalim dari kalangan mereka. Tegaskanlah (kepada mereka), “Kami beriman dengan apa (wahyu) yang diajarkan kepada kami, yakni yang (dulu) diajarkan kepada kalian. Sebenarnya Tuhah kami dan Tuhan kalian (yakni Allah, seharusnya) satu. Dan kepadaNyalah kami memastikan kepatuhan.” (Surat Al-‘Ankabut ayat 46).

Hari Natal bukanlah kesempatan untuk menekankan perbedaan dan persamaan kepercayaan kita, kecuali bila ada orang yang bertanya anda.

Titik tolak diskusi tentang Natal bisa dimulai dengan menyebutkan kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada berbagai Rasul. Dalam diskusi ini, penekanannya adalah pada Nabi Isa. Orang Kristen umumnya kaget mengetahui bahwa kaum Muslim mengakui Isa sebagai Rasul dan Maria (Maryam) sebagai ibunya.

Ingatlah bahwa penghormatan bukan berarti kompromi. Tulisan ini tidak mengajak anda untuk mengkompromikan apa pun. Anda mempunyai kebebasan beragama sesuai pilihan anda. Tapi di dunia yang semakin hari semakin penuh perselisihan, seorang Muslim harus menjadi “pembangun jembatan” dan pendamai. Hanya karena penerapan nilai-nilai Islam yang penuh penghormatan dan toleransilah yang membuat gereja-gereja di Jerusalem, termasuk The Holy Sepulcher, masih bertahan di tengah kaum Muslim, selama lebih dari 1400 tahun.

Nilai-nilai demikian itulah yang harus dipelajari olah kaum garis keras yang menyerang umat Kristen yang sedang beribadah di Nigeria, dan juga kaum keras Kristen yang membakar masjid-masjid di Amerika.∆

Sumber: IslamCity.com, 25-12-2012

Penulis: Abdul Malik Mujahid. Presiden dan direktur dari Sound Vision Foundation Inc. Dia adalah imam di kawasan Chicago, dan merupakan salah satu pendiri dari the Council of Islamic Organizations of Greater Chicago (CIOGC).
(a.h)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.