News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Diduga Dana Kejurprov PSTI Dimakan Pelatih

Diduga Dana Kejurprov PSTI Dimakan Pelatih


(Foto:Ist)
The Jambi Times - Bangko  - Kejuraan Daerah Provinsi (Kejurprov) Sepak Takraw ke-2 yang dilaksanakan di kabupaten Merangin sebagai tuan rumah, diselenggarakan pada tanggal 22 Desember 2014 yang lalu menuai permasalahan.

Bahkan beberapa Atlit yang ikut bertanding dan sejumlah Panitia Pelaksana (Panpel) Kejurprov menduga ada penyelewengan terhadap dana Kejurprov oleh oknum anggota pengurus Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) kabupaten Merangin tersebut.

Pasalnya, dana selama pelaksanaan kegiatan Kejurprov sebanyak Rp 40 juta, ditambah lagi bantuan pihak Komite Olahraga Nasional Indonesi (KONI) Merangin sebanyak Rp 25 juta, dan bantuan dari Bupati Merangin H Al Haris untuk kebutuhan para Atlit Merangin berjumlah Rp 15 juta tersebut, dinilai digunakan tidak tepat sasaran.

Buktinya, para Atlit yang telah berjuang mengharumkan nama Merangin tersebut, sampai saat ini mengeluh atas belum terimanya uang saku yang dijanjikan oleh Pelatih Sepak Takraw Merangin, berjumlah Rp 500 ribu per-orang.

Dengan beralasan, uang yang berjumlah Rp 40 juta tersebut tak tersisa sedikitpun selama pelaksanaan Kejurprov yang dilaksanakkan di Hall Pemerintah Daerah (Pemda) Merangin selama dua hari itu.

Parahnya lagi, pembentukan panitia pelaksana kegiatan Kejurprov yang dibentuk oleh pengurus PSTI Merangin juga dinilai tidak berjalan dengan baik. Karena semua urusan mengenai persiapan Kejurprov hingga usainya kegiatan, diambil alih semua oleh Pelatih PSTI Merangin.

Hal ini dibenarkan salah satu Atlit Kejurdaprov Merangin Jailani, ketika dibincangi Koran ini Senin (5/4), membenarkan bahwa uang saku yang dijanjikan Pelatih sampai saat ini belum ia terima.

"Sampai saat ini kita belum menerima uang saku senilai 500 ribu yang dijanjikan pelatih kita (Amrial) Hanya saja, sebagian Atlet sudah terima uang saku susulan berjumlah Rp 200 ribu dari Pelatih, itupun merata, " ungkap Jailani yang saat ini  masih memegang jabatan Asisten Pelatih.

"Jika seperti ini PSTI Merangin, kapan Atlit bakal sejahtera, jika hak seorang Atlit juga dirampas," tambahnya.

Dikatakan Jailani, dalam rapat akhir pembubaran Panpel Kejurdaprov yang dilaksanakan pada Tanggal 28 Desember berapa waktu lalu, pelatih juga sempat mengatakan bahwa dana yang berjumlah 40 juta tersebut tidak tersisa sepeserpun. Bahkan selama pelaksanaan kejurprov berlangsung, pihak panitia mengalami kerugian sebesar Rp. 7 juta.

"Apa yang disampaikan pelatih sangat tidak masuk akal, karna dalam rapat akhir pembubaran panitia, pelatih sempat menyampaikan bahwa selama Kejurdaprov berlangsung, panitia mengalami kerugian sebesar Rp 7 juta. Namun kenyataannya, mendadak sebagian Atlet diberikan uang saku senilai Rp. 200 ribu dari pelatih,," dengan Nada kesal. 

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua II pengurus panitia pelaksana Kejurprov Ucok, dia juga merasa kesal dengan tingkahlaku yang dilakukan Pelatih PSTI Merangin tersebut.

Buat apa membentuk panitia pelaksana Kejurprov, jika panitia tersebut tak berjalan dengan bagus. Karna, semua urusan yang menyangkut kegiatan Kejurprov diambil alih oleh Pelatih sendiri.

"Percuma saja dibentuk struktur kepanitiaan dalam pelaksanaan Kejurprov ini, jika semua urusan diambil alih semua oleh Pelatih sendiri," ujarnya.

Anehnya lanjut Ucok, dalam hasil rapat pembubaran panitia, bagi Atlit yang belum terima uang saku terpaksa meminta uang kembali kepada Bupati Merangin Al Haris. Padahal, untuk uang saku dan keperluan para Atlit Cabor PSTI ini  telah dibantu Bupati Merangi H Al Haris berjumlah Rp 15 juta.

"Dikemanakan uang sebesar Rp 40 juta itu, sampai-sampai uang saku Atlit tidak diberikan sesuai dengan janji. Kalau seperti ini yang duduk menjabat di pengurusan PSTI Merangin, Atlit bakal menderita selamanya,” kesalnya Ucok.

Terpisah, Ketua PSTI kabupaten Merangin Akmal, ketika dikonfirmasi melalui via telepon Koran ini terkait adanya dugaan penyelewengan dalam pelaksanaan Kejurprov dan tidak diterimanya uang saku berjumlah 500 ribu dari pelatih PSTI Merangin.

Akmal mengatakan, untuk uang saku para Atlit yang mengikuti Kejurprov sepak takraw ke-2 di Hall Pemda Merangin pada bulan Desember 2014 lalu, sudah diberikan Pelatih sebanyak 200 ribu per-orang.
  Hanya saja Akmal beralasan uang saku 500 ribu tersebut dipotong untuk pengambilan uang traning para Atlit Merangin berjumlah 300 ribu.

  Ketika disinggung, mengenai rapat pembubaran panitia, Pelatih PSTI Merangin sempat mengatakan dalam ajang Kejurprov mengalami kerugian sebesar Rp 7 juta. Sedangkan usai rapat pembubaran mendadak kedatangan uang sebesar 1,3 juta untuk uang saku para Atlit.

  "Hasil rapat pembubaran memang benar kita mengalami kerugian Rp. 7 juta. Setelah saya selidik
dan saya cek sedetil mungkin, uang tersebut kata Amrial berasal dari uang upah masak dari istrinya yang diberikan kepada para Atlit," jelasnya.

Lebih jauh Akmal juga mengatakan, untuk kekuranga uang saku para Atlit berdasarkan rapat pembubaran, pihakknya sepakat untuk meminta sisa dana dari bupati Merangin Al Haris sebanyak RP. 5 juta.

"Lantaran Pengurus PSTI sekarang ini bermasalah, maka sisa uang dengan bupati belum kita ambil," ujarnya.

Sementara itu, ditanya mengenai pembentukan Panpel Kejurprov tidak berjalan dengan aktif dan dinilai semua urusan mengenai persiapan Kejurprov hingga usainya kegiatan, diambil alih semua oleh Pelatih PSTI Merangin.
Terpisah Pelatih PSTI Merangin Amrial, ketika dikonfirmasi melalui Via Ponsel Koran ini kemarin, Sampai berita ini diturunkan, nomor  Handpone yang dituju sedang aktif, namun tidak pernah diangkat, SMS juga tidak dibalas. (lil)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.