Tamban Ban Terunik di Jambi
![]() |
(Yusrizal sedang tempel ban) |
Sosok Yusrizal kelahiran Sumatera barat 1957, kini genap berusia 68 tahun ini akrab di sapa pade, ajo, bapak atau sapaan yang lainya sesuka nya para pelanggan memanggilnya.
Yusrizal memiliki empat orang anak dan lima cucu, sang istri bernama Farida masih tetap setia mendampinginya.
Yusrizal awal membuka usaha tambal ban di Pekan Baru pada tahun 1990 lalu pindah ke kota Jambi pada tahun 2001.
Pada tahun 2001 di Jambi itulah, Yusrizal mulai dikenal orang dengan memiliki usaha tambal ban lain dari yang lain.
Biasanya orang untuk menambal ban mengunakan cacing karet pabrikan jika menambal ban bocor.
Ternyata lain yang dilakukan oleh sang penambal ban Yusrizal ini, dia mengunakan ban bekas yang sudah di rakit dan di olah oleh tangannya sendiri.
![]() |
(Karet kendaraan bekas yang di cacah) |
Dari kualitasnya sudah barang tentu telah teruji hasilnya. memiliki daya tahan yang kuat dengan lem pelekat.
Hasil ciptaanya inilah yang belum dimiliki oleh semua penambal ban khususnya di Jambi.
Anehnya buka usaha tambal ban tubles ini di pinggir jalan dan tidak mengunakan papan nama atau papan merek usaha.
Saat ditanya, kenapa tidak pakai papan nama?, dirinya menjawab,'biarlah dari mulut ke mulut bae yang tahu"
Bukan tambal ban tubles dengan cacing karet buatan sendiri saja , Yusrizal juga tambal ban dengan sistem pembakaran api dengan tebal plat 16 mili sebagai alat pres ban, biasanya kebanyakan orang mengunakan spirtus, plat tipis justru Yusrizal mengunakan minyak tanah dan kompor hock untuk api pemanas.
Dengan lokasi usaha yang terletak di pinggir kawasan jalan Kapten Pattimura ujung sebrang Lembaga pemasyarakatan (Lapas) tepatnya disamping Panti Sosial Bina Remaja dan Wanita (PSBRW,) 'Harapan Mulia' Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, persis nya lagi di pinggir lorong samping Kodok Ijo Reklame Advertising .
Saking sempit tempat usahanya, Yusrizal meletakan kompresor jauh dengan pipa jarang 50 meter kedalam lotong tersebut.
Namun biar dengan kondisi tempat usahanya yang sempit, Yusrizal bisa mendapat keuntungan hingga mencapai 1 juta dalam sehari jika dalam kondisi rame.
Bayangkan pelanggan tetap nya adalah armada tangki BBM milik Pertamina. Armada pembawa BBM ini selalu singgah ke tempat Yusrizal jika ada masalah.
Jika ban mobil tangki bocor, satu lubang biayanya sebesar Rp70.000,00, untuk mobil bus Rp.25.000,00, untuk motor Rp.12.000,00 hingga Rp15.000,00.
Biasanya mobil tangki BBM berhenti bukan saja untuk tambal ban melainkan untuk membersihkan saring udara yang kotor.
Yusrizal memiliki keahlian tambal ban yang cukup unik dari penambal ban lain nya.
Pelanggan yang datang selain dari kalangan umum juga dari para ojek online.
Sebut saja Abi, salah satu driver ojek online mengatakan ,'jika motor saya bocor selagi masih bisa dibawa meski pun ban kempes, saya selalu tambal ban di tempat bapak ini, harga nya sama tapi kualitasnya cukup kuat".
Selain tambal ban, Yusrizal juga bisa memperbaiki karet ganjal bodi, karet kaki - kaki mobil.
Dalam seminggu, satu hari libur untuk kerja yaitu hari Jumat, hari lainya tetap buka mulai pukul 6:00 wib hingga tutup sore hari nya pada pukul 18:00 wib.
Hari libur kerja usai sholat Jumat itulah digunakan untuk pergi ke Kasang Pudak lorong Batanghari sebelum Taman ACi tempat langanan nya pijat tradisional , kebiasaan Yusrizal ini sudah berlangsung cukup lama untuk merawat tubuhnya agar tetap sehat dengan didampingi sang istri tercinta. (Zainul Abidin)