Ekspresi Suara Di Balik Jeruji”, Gelar Karya Lapuanja Untuk Indonesia
The Jambi Times, JAMBI | “Ekspresi Suara di Balik Jeruji” merupakan sebuah gelar karya yang dipersembahkan oleh Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas IIB Jambi atau disingkat Lapuanja.
Gelar karya yang dipersembahkan berupa produk kreativitas dan pertunjukan karya seni dari Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Mengambil tempat dari Swiss-Belhotel Jambi, Rabu (27/7), pelaksanaan event “Ekspresi Suara di Balik Jeruji” merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan guna memeriahkan peringatan Hari Dharma Karya Dhika (HDKD) ke-77. Melalui pelaksanaan kegiatan ini, Lapuanja yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di bawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jambi (Kanwil Kemenkumham Jambi) bermaksud untuk mempromosikan kreativitas hasil karya WBP yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat nasional ataupun internasional.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Reynhard SP Silitonga yang diwakili oleh Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi Thurman SM Hutapea hadir secara langsung menyaksikan event ini. Tidak hanya internal saja, berbagai pihak eksternal juga turut menghadiri kemeriahan gelar karya Lapuanja siang ini seperti jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tingkat Kota hingga Provinsi Jambi, dan para tamu undangan.
Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung dengan baik dan meriah, dimulai dari penampilan Band Metamorfosa yang beranggotakan WBP dari Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II BMuara Sabak, tarian persembahan dari Sanggar Tari Langkaso, serta berbagai penampilan dari WBP Lapuanja seperti: penampilan tarian daerah, pembacaan puisi, dan penampilan India dance. Kegiatan diakhiri dengan acara puncak yakni Fashion Show yang diperagakan secara langsung oleh para petugas Lapuanja dan WBP dengan memakai Batik Kejora.
Batik Kejora merupakan motif batik unggulan yang memiliki kualitas bersaing dan memiliki motif yang cukup beragam. Sebelumnya, pembuatan motif Batik Kejora ini bisa terwujud dengan menggandeng Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Provinsi Jambi sebagai desainer. Selain Batik Kejora, melalui event ini juga ditampilkan berbagai produk WBP lainnya seperti aneka macam kuliner, manik-manik, rajutan hasil menjahit seperti baju dan mukena.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jambi Tholib menyampaikan pelaksanaan kegiatan “Ekspresi Suara di Balik Jeruji” merupakan sebuah gelar karya yang memiliki nilai lebih yakni mempromosikan berbagai hasil karya WBP kepada masyarakat secara luas.
“Melalui pelaksanaan event “Ekspresi Suara di Balik Jeruji”, kita ingin agar produk hasil karya warga binaan pemasyarakatan Lapas Perempuan Jambi ini mampu dikenal oleh masyarakat secara luas. Tidak hanya warga Jambi saja melainkan dapat dikenal oleh masyarakat Indonesia secara luas. Meskipun mereka (WBP) berada dalam satu tempat yang terbatas,
mereka tetap dapat berkreativitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan memiliki nilai jual yang cukup bersaing.”, ujar Tholib.
Kepala Lapas Perempuan Jambi, Triana Agustin mengatakan sangat berterima kasih
kepada sponsor yang telah membantu menyelanggarakan event ini sebagai ajang
memperkenalkan produk hasil karya warga binaan lapas perempuan jambi yang
meskipun di tempat yang terbatas, tetapi warga binaan lapuanja mampu berkreatifitas
dan menghasilkan produk yang berkualitas dan mampu bersaing.
“Saya khususnya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yg mendukung acara
ini sehingga dapat terwujud, Kegiatan ini merupakan dukungan untuk menjadikan WBP lebih semangat dan produktif dalam mengikuti pembinaan agar menjadi insan yang mandiri" ujar Kalapas.
Selain sebagai ajang untuk mempromosikan hasil karya WBP kepada masyarakat, melalui pelaksanaan event ini juga bermanfaat untuk memberikan rasa percaya diri kepada para WBP Lapuanja bahwa hasil karya mereka dapat diterima oleh masyarakat dan ternyata memiliki nilai jual. Harapan yang ingin dicapai yakni para WBP dapat terus berkreativitas dan mampu menghasilkan lebih banyak lagi produk karya yang nantinya dapat menjadi modal keterampilan mereka ketika sudah tiba waktunya untuk dapat kembali lagi ke tengah masyarakat. (JA/KR)