Korban Corona Virus Terus Berjatuhan
Renungan pagi
By Galatia Chandra
Baik itu di Wuhan maupun di daerah lainnya di seluruh dunia.
Banyak pasien yang kondisinya lemah seperti orang tua, anak-anak atau yang mempunyai system imunitas / antibodi rendah menjadi korban dan berakhir dengan fatal, meninggal dunia akibat virus ganas ini.
Seram memang dan virus ini memang menakutkan.
Orang pun menjadi panik ditambah lagi berita-berita hoax pun langsung berduyun-duyun membanjiri sosial media.
Tidak perduli lagi, apakah orang yang menulis berita atau berbicara di Video itu kredibel dan bisa dipercaya atau tidak. Ataukah kejadian tersebut fakta atau hanya buatan saja?
Yang jelas para Kepo-ers, pasti memforward artikel atau video tersebut sehingga jangan heran, kalau sekarang ini kita mulai melihat sudah lumayan banyak orang sudah termakan isu itu dan menjadi takut mati.
Siapa mereka? Gampangnya adalah lihatlah ketika mereka pergi ke mal, mereka biasanya menggunakan masker secara berlebihan.
Lebih baik mencegah daripada mengobati katanya. Better Safe than Sorry katanya.
Di dalam kultur orang Tionghoa serta ras Asia pada umumnya ada yang disebut sebagai Kultur KIASI (Bahasa Hokkien) yang artinya takut mati.
Maka jangan heran, antipasi yang heboh dan lebai yang dilakukan oleh orang-orang KIASI tersebut pasti akan dilakukan demi mencegah hal tersebut. Lihatlah di gambar atas, warga Singapura yang menggunakan masker untuk perang biologi tersebut. :o
Ada lagi kultur orang Tionghoa atau ras Asia lainnya yang disebut KIASU (Bahasa Hokkien) yang artinya takut kalah.
Daripada nanti tidak kebagian Masker. Maka lebih baik aku borong saja dulu. Kalau perlu aku amankan 1.000 pieces untuk keluargaku yang 4 orang. Lumayan bisa bertahan 100 hari kira-kira. Begitulah kira-kira kata orang dengan mentalitas KIASU.
Jadilah saat ini dimana-mana terjadi kelangkaan masker dan masker diburu orang seantero ASIA.
Harganya pun naik berkali-kali lipat. Ditambah lagi dengan adanya beberapa pedagang yang memanfaatkan situasi ini dengan menahan stok, dan melepas perlahan-lahan agar bisa dapat untung lebih besar. Jadilah sebuah situasi yang digambarkan orang …. SITUASI GAWAT … Si Loh… (Mati loh)
Akibatnya di daerah lokasi berbahaya seperti di Wuhan, masyarakat tidak mempunyai cukup masker untuk dibagikan disana.
Mulailah orang berkreasi dengan menggunakan galon aqua agar seluruh kepalanya terlindung, atau pakai kantong plastik, bahkan maaf… menggunakan pembalut wanita. Miris melihatnya tapi yah inilah situasinya.
Kultur K3 ini memang ada nilai positifnya.
Misalnya orang dengan kultur ini selalu berpikir dan mempertimbangkan aspek-aspek risiko, mengkalkulasinya, bergerak cepat mengamankan dirinya, dll. Tapi orang yang mempunyai Kultur ini biasanya hidupnya pasti penuh dengan kecemasan, kekhawatiran serta stress.
Parno atau Paranoid adalah rasa takut yang berlebihan. Sehingga seringkali menumpulkan akal sehatnya serta logikanya sehingga tidak berjalan dengan baik akibat dipenuhi rasa takut. Oleh sebab itu ingatlah selalu bahwa concern atau prihatin, dan berhati-hati itu perlu. Tapi janganlah kita dikuasai oleh rasa takut kita hingga kita bertindak secara berlebihan.
Mari kita lihat seruan WHO (World Health Organization) serta PBB (Persatuan bangsa-bangsa) di bawah ini:
_”This is the time for *FACTS,* not *FEAR.*
This is the time for *SCIENCE,* not *RUMORS.*
This is the time for *SOLIDARITY,* not *STIGMA.* We are all in this together.”_
@DrTedros of @WHO declares a public health emergency of international concern over #coronavirus.who.int.
Tahukah bahwa dalam tempo 3 hari saja (30 Jan – 2 Jan 2020), Pemerintah Indonesia sudah mendapat hampir seratus artikel yang beredar yang masuk dalam kategori hoaks ataupun disinformasi.
Daripada kita Kekepoan membaca serta memforward artikel-artikel yang salah seperti itu. Mendingan pilih saja tulisan-tulisan yang sahih atau kredibel dengan sumber yang jelas seperti dari website badan kesehatan dunia atau pemerintah Indonesia.
Sekalipun meyakinkan informasi2 yang beredar, kita tetap saja harus berhati-hati untuk memilah dan memilih informasi yang benar, kredibel dan layak untuk kita percayai. Pilih Filter daripada Forward.
Jaga kesehatan yang baik. Minum vitamin C dengan teratur untuk menjaga vitalitas tubuh.
Itu merupakan langkah pencegahan yang paling baik.
Masker operasi (surgical mask) biasa sudah cukup untuk menghindari droplet masuk ke dalam mukosa jalan nafas kita.
Gunakan masker hanya jika kita tidak bisa menghindari orang di tempat publik terbuka dengan jarak kurang dari 1 meter dan waktu yang lama seperti dalam perjalanan pesawat jarak jauh.
Semoga Tuhan menghindari kita semua dari bencana virus Corona ini.
(Foto ilustrasi)