News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Teknologi Lift ke Ruang Angkasa Dipatenkan

Teknologi Lift ke Ruang Angkasa Dipatenkan

 
(Ilustrasi (Dok. thothx.com)
Jakarta - Thoth, perusahaan asal Kanada yang membuat gadget mungil untuk dibawa ke luar angkasa, punya ambisi lain. Mereka ingin membuat lift ke ruang angkasa, yang bisa dimanfaatkan untuk banyak fungsi. Mereka sudah mematenkan desainnya.

Strukturnya berupa menara atau terowongan vertikal, yang menjulang ke langit setinggi sampai 20 kilometer. Ini 20 kali lebih tinggi dibandingkan Burj Khalifa di Dubai, bangunan tertinggi di dunia saat ini.


Pada laporan patennya, disebutkan bahwa menara itu dapat berdiri bebas untuk mengirimkan muatan, turis, ilmuwan, dan sebagainya ke ruang angkasa. Struktur tubuhnya terdiri dari segmen-segmen yang dibentuk dipadatkan dengan sel-sel bertekanan.

Sel bertekanan itu bisa diisi udara atau gas lain. Strukturnya distabilkan dengan gyroscopic dan mesin pengontrol yang aktif. Untuk naik turun di dalam atau di luar tabung, memakai roda atau penggerak elektromagnetik. Hal yang unik dari desain ini adalah, tabung ini tak memakai kabel.

“Astronaut bisa naik ke ketinggian 20 kilometer dengan lift listrik,” kata Brendan Quine, penemu desain tersebut. “Dari puncak menara, pesawat ruang angkasa cukup meluncurkan satu stage ke orbit, kembali ke puncak menara untuk mengisi bahan bakar atau mengangkut lagi.”

Sebetulnya, hal tersulit ke ruang angkasa bukanlah soal naik ke atas. Tapi bagaimana tetap berada di sana, yang biasanya dengan mengakselerasi roket sampai cukup cepat untuk tak jatuh kembali ke Bumi.

Supaya bisa berada di orbit Bumi, Anda harus memiliki kecepatan 25.000 mil per jam. Seperti menembakkan senjata, tapi dengan kecepatan yang cukup sampai peluru tak jatuh kembali ke Bumi.

Thoth berpendapat bahwa penemuan tersebut akan menawarkan “Cara baru yang mendebarkan untuk mengakses luar angkasa dengan menggunakan perangkat keras yang dapat didaur ulang." Penggunaan menara tersebut juga dinyatakan lebih hemat bahan bakar hingga 30 persen dibandingkan dengan roket-roket umum lainnya.

Meluncurkan pesawat ulang alik dari atas menara akan berbeda dengan meluncurkan pesawat tersebut dari atas permukaan tanah. Dikutip dari situs CNET, proses peluncuran pesawat ulang alik dari puncak menara akan serupa dengan proses lepas landasnya pesawat biasa.

Caroline Roberts, selaku pejabat ketua eksekutif Thoth, mengatakan bahwa penemuan lift luar angkasa ini dapat membawa era baru bagi transportasi luar angkasa. Terlebih lagi dengan sedang dikembangkannya teknologi roket yang dapat mendarat sendiri.

Seperti kepada cnnindonesia.(ded/ded)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.