Gubernur : MQK Di Jambi Sukses
Dalam sambutan dan arahan gubenur menjelaskan, pada masa-masa kejayaan umat islam antara abad ke 7 sampai abad 14 masehi, tidak lah salah kalau masyarakat berbondong-bondong memeluk agama islam, mereka hidup dengan aman dan sentosa, ilmu pengetahuan berkembang pesat, perekonomian berjalan dengan baik, hukum ditegakkan tampa pandang bulu," kesemuanya mencerminkan keberkahan yang diperoleh umat islam, semua terjadi karena umat islam pada masa lalu menjalankan seluruh aktivitasnya baik ekonomi, politik, hukum dan sebagainya, sesuai syariat islam yang terdapat didalam Al-Qur'an dan sunnah rasulullah," jelas HBA,
Dikatakan HBA, pada masa itu pula banyak berdiri madrasah-madrasah sebagai pusat pendidikan umat islam. Dalam aktivitas pengajarnya madrasah tidak saja menfokuskan penciptaan para mubaliqh/da'i yang bertugas memberikan pencerahan kepada umat," tetapi juga mengajarkan ilmu-ilmu kontemporer bagi kemudahan hidup didunia, peran sentral pendidikan inilah yang menjadikan islam sebagai pusat peradaban dunia saat ini," kata Gubernur.
Selain itu gubernur juga mengatakan, pesantren menjadi wadah pendidikan dan penciptaan para intelektual islam yang menjadi motor penggerak peradaban. Sebagai filantropi islam yang khas indonesia, pesantren memiliki peran penting sebagai lembaga yang berfungsi menyebarkan agama islam dan mengadakan perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat kearah yang lebih baik," pesantren juga menjadi wahana yang melahirkan sumber daya manusia handal dengan sejumlah pridikat yang menyertainya seperti, ikhlas, mandiri, sederhana, persaudaraan, penuh perjuangan, tabah serta mendahulukan kepentingan masyarakat yang ada disekitarnya," tambah HBA.
Sementara itu Sekjen Pendidikan Pondok Pesantren Kementerian agama, Nur Syam menyampaikan, tujuan dilaksanakan. Musabaqah Qira' atil Kutub (MQK) untuk mendorong dan meningkatkan kecintaan para santri kepada kitab-kitab rujukan berbahasa arab dan juga untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan kajian dan pendalaman ilmu-ilmu agama islam dari sumber kitab-kitab berbahasa arab serta meningkatkan peran pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan islam dalam mencetak kader ulama dan tokoh masyarakat di masa depan.(Sapra)