News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Gubernur Tinjau Persiapan Tradisi Bantai Adat

Gubernur Tinjau Persiapan Tradisi Bantai Adat




The Jambi Times - Merangin  Gubernur Jambi Hasan Basri Agus  beserta Bupati Merangin Al- Haris melakukan kunjungan kerja ke desa Rantau Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin melihat persiapan kegiatan Pembantaian Adat yang selama ini telah dilaksanakan secara turun temurun, Selasa (24/6).

Gubernur Jambi menjelaskan, kebiasaan daerah yang mungkin tidak terdapat di daerah lain di Indonesia yaitu,” tradisi Bantai Adat (menyembelih) puluhan bahkan ratusan ekor kerbau menjelang puasa Ramadhan secara bersama-sama. “ saya bangga tradisi masyarakat adat di desa Rantau Panjang, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin yang telah dilakukan secara turun-temurun dari nenek moyang mereka dan masih dipertahankan hingga saat ini.” tutur Gubernur.

Menanggapi jumlah populasi kerbau semakin berkurang, HBA meminta Bupati Merangin mencari solusi dalam budidaya ternak kerbau, Untuk itu populasi kerbau yang ada di daerah ini harus diinventarisir, dengan demikian akan diketahui berapa kekurangan pasokan kerbau. Saya berharap kebutuhan ternak tidak dipasok dari luar daerah.

Pada kesempatan tersebut Gubernur menyerahkan bantuan satu ekor kerbau, HBA menjelaskan kepada masyarakat desa Rantau Panjang, Seling, Kapuk, Pulau Aro, dan Muara Jernih yang berada di sepanjang Sungai Tabir, bahwa Bupati sudah menjelaskan kepada dirinya lokasi pembantaian adat ini akan di bebaskan lebih kurang 1,5 ha sehingga dapat dipergunakan untuk bantai adat setiap tahunnya,” 

Gubernur Jambi HBA meminta Bupati Merangin Al Haris untuk mempertahankan tradisi ini. Karena hal ini unik dan tidak terdapat di daerah lain. “Saya melihat tradisi ini sebagai upaya untuk menjalin tali silaturahmi, karena dilakukan secara bersama-sama bergotong royong,” ujarnya, usai meninjau kesiapan upacara Bantai Adat. Bila perlu tahun depan kita masukkan daftar Muri pemotongan hewan kerbau, tradisi bantai adat yang bisa mencapai ratusan kerbau yang dibantai secara bersamaan.

Sementara itu Bupati Merangin Al-Haris menjelaskan, bantai adat tahun ini kabupaten merangin kekurangan kerbau, untuk itu harus didatangkan dari kabupaten tetangga,” untuk tahun yang akan datang dinas perternakan kabupaten merangin diminta menginventarisir semua kerbau yang berada di kabupaten merangin, berapa kekurangan dan tentu kita budidayakan supaya memenuhi kebutuhan masyarakat merangin.” tutur Bupati

 Tokoh masyarakat Rantau Panjang Muhammad Fuad mengatakan ritual ini dilakukan setiap tahun menjelang Ramadan, warga selalu antusias melaksanakan tradisi leluhur. Tradisi ini dikenal dengan nama Bantai Adat atau menyembelih kerbau. Kerbau yang telah disembelih itu dijual kepada seluruh warga. Baik yang kaya maupun yang miskin disesuaikan dengan kemampuan mereka masing-masing.

Fuad mengaku tidak ada yang tahu pasti, sejak kapan tradisi ini mulai dilaksanakan, yang pasti dalam tradisi tersebut warga menyembelih kerbau milik warga setempat atau sengaja dibeli dari desa tetangga. “Penyembelihan biasanya dilakukan usai Shalat Subuh. Untuk tahun ini baru tersedia 50 ekor kerbau, lebih sedikit dari tahun lalu yang mencapai 100 ekor. Rencananya akan disembelih 90 ekor kerbau,” tutur Fuad. (Sapra Wintani).

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.