Lemhanas Puji Peranan Adat Dalam Penanganan Konflik Di Jambi
The Jambi Times - Jambi - Gubernur Lembaga
Ketahanan Nasional (Lemhanas) Republik Indonesia Prof.Dr.Ir.Budi Susilo
Soepandji ,DEA memuji peranan adat istiadat Melayu di Provinsi Jambi yang turut
membantu penyelesaian konflik.
Pernyataan ini disampaikannya saat menjadi pembicara dalam Nilai-Nilai
Kebangsaan Kalangan Birokrat, Akademisi, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan
Tokoh Adat Provinsi Jambi oleh Lemhanas RI, Senin (5/5) bertempat di hotel
Grand Abadi. Hadir dalam acara ini Gubernur Jambi,Hasan Basri Agus,MM,
Forkompimda Provinsi Jambi dan peserta. Acara yang belangsung selama satu
minggu ini diisi dengan ceramah, diskusi hingga pendalaman materi guna menambah
wawasan dan meningkatkan pengetahuan untuk lebih memahami dan menyadari betapa
pentingnya nilai-nilai kebangsaan bagi kelangsungan hidup Negara.
Dari
program Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan ini diharapkan para peserta dan
pemangku kebijakan dapat bersepakat, berkomitmen untuk mempertahankan dan
mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan Indonesia yang bersumber dari
Pancasila, UUD Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika serta siap menjadi agen
perubahan demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
|
|
Gubernur Lemhanas menilai positif dengan adat istiadat
Melayu yang mengutamakan dialog sehingga persoalan yang ada dapat diselesaikan
dengan baik dan tidak menimbulkan perpecahan. “Dari dialog dengan birokrat, tokoh
agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat juga akademisi tadi terlihat jelas bahwa
adat istiadat sangat kental dan memegang peranan penting dalam penanganan konflik
di masyarakat, padahal Jambi ini sangat majemuk tetapi dengan mengedepankan
dialog dan kearifan lokal dapat menyelesaikan masalah yang ada”ungkap Gubernur
Lemhanas.
Dijelaskan pula oleh Gubernur Lemhanas dari pertemuan ini
telah mengubah paradigma bagi Lemhanas sendiri untuk terus menghidupkan
nilai-nilai kebangsaaan.di semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. “Dari
para tokoh ini kita mendapatkan masukan untuk mengubah paradigma baru untuk
menghidupkan nilai-nilai kebangsaan, terutama di bidang pendidikan dengan
tujuan untuk menjadikan nilai-nilai kebangsaan ini menjadi jati diri bangsa, dan
kita jangan terkecoh dengan pendidikan yang mengatasnamakan internasional
karena belum tentu nilai-nilai itu sesuai dengan kita dan sudah ada beberapa
contoh kekerasan seksual terhadap anak-anak kita, kita akan menggali kekayaan
budaya kita, yaitu nilai-nilai kebangsaan untuk membentuk jati diri bangsa”ungkapnya.
Gubernur Lemhanas juga mengemukan beberapa point penting
dalam diskusi ini yang dinilainya dapat memberikan masukan bagi Lemhanas
sendiri. “Provinsi Jambi memiliki potensi yang sangat besar baik dari sisi
Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam
yang memerlukan kearifan dalam mengeksploitasinya seperti yang dicontohkan
adalah batubara, dalam pengekspoitasiannya diharapkan adanya perencanaaan yang
berkelanjutan sehingga bukan hanya batubara saja yang dapat dimanfaatkan tetapi
juga kandungan lain yang ada pada batubara tersebut yaitu gas metan, dan
diharapkan ekspolitasi tersebut tidak berlebihan sehingga dapat dimanfaatkan
untuk kesejahteraan masyarakat tanpa menimbulkan kerusakan alam, tetapi yang
harus dikembangkan dan diberdayakan adalah hasil alam yang bisa diperbaharui”ungkapnya.
Sementara itu sebelumnya Gubernur Jambi,Hasan
Basri Agus dalam sambutannya mengharapkan dari kegiatan ini akan menyamakan
persepsi, pola pikir, pola sikap dan pola tindak terhadap nilai-nilai
kebangsaan. “Saya yakin bahwa karakter masyarakat kita masih memegang teguh dan
menjunjung tinggi terhadap norma-norma dan etika persaudaraan serta
kekeluargaan. Pemantapan nilai-nilai kebangsaan, merupakan wacana yang tepat
dalam rangka menggali dan membina elemen terpenting dalam pembangunan” ujar
Gubernur Jambi .
Disampaikan Gubernur bahwa bangsa Indonesia saat ini
tengah mengalami perubahan yang cukup besar, perubahan ke arah yang lebih baik.
Dan perubahan tersebut dibutuhkan energi yang besar dan pondasi yang kuat di
semua bidang serta butuh rasa kebangsaan dan jiwa nasionalisme yang kuat. “
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk memperkuat pondasi generasi muda
akan pentingnya nilai-nilai kebangsaan sejak dini”jelasnya.
Dikatakan pula bahwa iklim sosial dan politik serta
ekonomi daerah dan bangsa telah berangsur membaik dan memberikan kesempatan
untuk bernafas. “Di sisi lain, masih ada rasa kekhawatiran masyarakat dalam menjalani
kehidupan sosial dan politik, sebagai dampak dari dangkalnya pengukuran
nilai-nilai kebangsaan dan demokrasi” katanya.(Tim-JT)