News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Wagub Jambi : Upaya Mengusulkan Depati Parbo Sebagai Pahlawan Nasional

Wagub Jambi : Upaya Mengusulkan Depati Parbo Sebagai Pahlawan Nasional


The Jambi Times - Kerinci - Pahlawan Depati Parbo sudah beberapa kali diusulkan sebagai pahlawan nasional, yaitu pada tahun 1976 yang pada saat itu bertsamaan dengan Sultan Thaha Saifuddin, Raden Mattaher dan Depati Parbo, namun saat itu hanya satu yang dapat diakui sebagai pahlawan nasional yaitu Sultan Thaha Saifudin. Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Gubernur Jambi pada saat membuka Seminar yang bertajuk “Depati Parbo Sebagai Pahlawan Daaerah Menuju Pahlawan Nasional” di Hotel Kabupaten Kerinci Selasa 29/4-2014.

Seminar ini diikuti oleh lebih dari 100 orang guru sejarah, mahasiswa, LSM dan menghadirkan para narasumber sejarahwan nasional, Direktur Kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan Sosial Kementerian Soosial RI Arif Nahari. Aacara pembukaan Dihadiri juga oleh Wakil Bupati Kerinci, Forkompinda Kabupaten Kerinci dan undangan lainnya.

Lebih lanjut Wakil Gubernur Jambi, Fachrory Umar mengatakan, Pahlawan Depati Parbo diusulkan kembali pada tahun 2013, namun disebabkan masih diperlukan penelitian dan penggalian sejarah dan perjuangan Depati Parbo baik secara akaemisi maupun pada fakta dan jejak perjuangannya, termasuk secara prosedur administrasi yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial RI.

Dengan digelarnya seminiar nilai-nilai perjuangan Depati Parbo, dapat dijadikan salah seorang pahlawan nasional lainnya, sejajar dengan pahlawan nasional lainnya. Dengan kegigihan Depati Parbo pada tahun 1903 melakukan perlawanan terhadap Belanda di bumi Sakti Alam Kerinci pada khususnya dan masa colonial penjajahan Belanda di wilayah Sumatera pada umumnya, Wagub merasa moptimis akan berhasil. “ Saya merasa o0-ptimis dan penuh harapan akan diakuinya Depati Parbo sebagai Pahlawan Nasional ke2 yang berasal dari Provinsi Jambi”. tegas Wagub Jambi.

Sebagai generasi muda. seminar ini juga sebagai bentuk penghargaan kepada pahlawan yang telah berjasa dalam merintis, memperjuangkan dan mengorbankan jiwa, raga dan sebagai potensi yang ada, serta untuk merintis dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan RI. maka sudah menjadi kewajiban sebagai nangsa yang bermartabat untuk menjunjung tinggi, menghargai dan menghormati jasa-jasa pahlawan yang gugur demi membela bangsa dan Negara, termasuk terhadap orang yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa.

BIOGRAFI DEPATI PARBO

                Epati Parbo lahir di desa lolo, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci. Ayahnya bernama Bimbe, Ibunya bernama Kembang. Beberapa kajian mendapti bahwa nama sebenarnya eiwaktu kecil adalah Ahmad Karib. Depati Parbo memiliki 3 orang saudara perempuan yang bernama Bende, Siti Nakam dan Likom.
                Dari kecil Depati Parbo telah memiliki berbagai keanehan antara lain memiliki gigi geraham berwarna kehitaman, maka oleh masyaarakat beliau juga dipanggil “Germon Besoi”. Sebagaimana di kampung lain di Kerinci seorang remaja Karib juga ikut dan senang belajar dan berlatih bela diri silaat serta ilmu agama yang dilengkkapi dengan ilmu kebathinan.

                Setelah dewasa Karib mempersunting seorang gadis yang benama “Timah Sahara” dan dikaruniai seorang anak yang bernama Aii Mekah. Untuk mengemban tugasnya sebagai seorang suami dan ayah. Karib memilih merantau ke Batang Asai, di Batang Asai Karibm ikut bekerja sebagai pendulang emas.

                Selain ke Batang Asai. Karib juga melanglanag buana ke beberapa daerah di Sumatera Selatan. Disamping mencari nafkah untuk menyambung hidup, beliau juga sangat aktif untuk mencari ilmu bela diri seperti silat dan ilmu kebathinan. Usaha ini berlangsung dari tahun 1859 hingga tahun 1862.

                Sebagai seorang pemuda yang cerdas dan terampil di kampungnya, karib akhirnya dilantik dan dikukuhkan sebagai seorang Depati dalam sebuah Upacara Tradisional Kanduhai Sko (kenduri Pusako). Karib diberi gelar DEPATI PAARBO. Dengan demikian Karib tidak hanya memikirkan kehidupan keluaraaganya saja, sebai seorang depati beliau juga haraus memikirkan masyarakatnya bahkan hingga Kesultanan Jambi. ( Tim-JT )

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.