Mengenal Tokoh Dunia Yang Pernah di Penjara
Bagi sebagian besar masyarakat pada umumnya, penjara tentu identik
dengan tempat para pencuri, perampok, pemerkosa, koruptor, pecandu
narkoba dan sejenisnya, serta pandangan negatif lainnya tentang napi
(narapidana) yang mendekam dibalik jeruji besi tersebut. Pandangan
kebanyakan masyarakat tersebut tentu tidak salah begitu saja. Pasalnya,
jika dilihat dari prespektif hukum negara, faktanya memang orang yang
masuk penjara identik dengan kasus kejahatan dan lainnya.
Namun, pandangan di atas juga tidak sepenuhnya dapat dibenarkan.
Alasannya, banyak napi yang masuk dalam penjara karena menjadi korban
dari kediktaoran seorang penguasa atas negara tersebut. Di Afrika
Selatan ada Nelson Mandela, di Uruguay ada Jose Mujica, sedangkan di
Indonesia sendiri ada Ir. Soekarno, Buya HAMKA, Tan Malaka dari yang
dapat kita dijadikan contoh. Beberapa tokoh tersebut masuk penjara
dikarenakan ketidaksepahamannya dengan rezim penguasa pada waktu itu.
Lalu, apakah mantan napi seperti beberapa contoh di atas setelah keluar
dari penjara tidak bisa menjadi orang besar? Memang, sejauh pengamatan
saya, seorang napi atau mantan napi ketika sudah keluar dari penjara
mendapat tempat yang “rendah” dalam kehidupan bermasyarakat. Hal
tersebut dapat dibuktikan ketika dalam suatu masyarakat ada seorang
pencuri atau preman yang pernah masuk penjara. Pada saat napi tersebut
bebas dari jerat penjara, masyarakat pada umumnya masih belum bisa
menerimanya kembali ke masyarakat. Bahkan, mengucilnya hingga
menghujatnya secara berlebihan.
Nah, setidaknya jika anda membaca buku yang ditulis Radis Bastian dan
Balqis Khayyirah ini, pandangan anda mengenai mantan napi yang
menakutkan, garang, penuh dosa dan hujatan yang lain tentu akan sedikit
berubah. Buktinya ada banyak napi yang setelah keluar dari jeruji
penjara mendapat banyak pujian bahkan dijadikan pahlawan.
Secara garis besar, buku ini mengangkat kisah atau riwayat hidup
tokoh-tokoh besar dunia yang menjadi orang “besar” setelah keluar dari
penjara. Kisah-kisah hidup mereka sangat menarik untuk disimak dan
dipetik hikmahnya. Ada banyak pelajaran hidup yang bisa kita dapatkan
dengan membaca riwayat hidup para tokoh besar dunia ini.
Setidak-tidaknya, keberadaan mereka menjadi salah satu bukti bahwa orang
yang pernah di penjara tidak selamanya “jahat” dan harus dikucilkan
dalam pergaulan sosial, melainkan juga menjadi pahlawan dan dijadikan
pemimpin (hal. 7).
Ada banyak sekali tokoh-tokoh besar setelah di penjara yang ditulis
dalam buku ini. Mulai dari tokoh pemimpin, pemikir, ulama, politikus,
olahragawan, dan masih banyak lagi. adapun tokoh-tokoh yang dimaksud
ialah Ibnu Taimiyyah, Dr. Yusuf al-Qardhawi, Ir. Soekarno, Recep Tayyib
Erdogan, Syekh Ahmad Yasin, Buya HAMKA, Tan Malaka, Omer Goldmen, Nelson
Mandela, Nawal El Saadawi, Galileo Galilei, Adolf Hitler, Sayyith
Quthb, Malcolm X, Saddam Husein, Mohamed Morsi, Martin Luther King Jr.,
Aung San Suu Kyi, Leon Trotsky, Benazir Bhutto, Liu Xiaobo, Tawakul
Karman, Mohandas Gandhi, Andrei Sakharov, Vaclav Havel, Akbar Ganji,
Benigno Aquino Jr., Ho Chi Minh, Abdul Fatah Ismail, muhammad Firgali,
Nick Leeson, Jose Mujica, Mike Tyson, Ali Syariati, dan Voltaire (hal.
13-263).
Itulah beberapa tokoh yang besar setelah di penjara yang dirangkum
secara ringan dan renyah dalam buku ini. Mungkin sebagian tokoh-tokoh di
atas sudah banyak yang Anda kenali dan sebagian lagi mungkin masih
asing di telinga Anda. Oleh sebab itulah, selain Anda akan mengenal
banyak tokoh, Anda juga akan mengingat-ingat sejarah. Seperti apa yang
Bung Karno katakan; Jasmerah (janganlah kita sekali-kali melupakan sejarah), karena sejarah itu sangat penting.
Walaupun sebenarnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang besar setelah di
penjara, namun kiranya buku ini wajib dibaca agar menambah wawasan kita
tentang tokoh yang pernah di penjara dan setelah itu menjadi pahlawan
bagi kita. Selamat membaca!
______________________________
Judul Buku : Tokoh-Tokoh Dunia Yang Besar Setelah Dipenjara
Penulis : Radis Bastian dan Balqis Khayyirah
Penerbit : Palapa, Yogyakarta
Cetakan : I, September 2013
Tebal : 272 halaman
ISBN : 978-602-255-281-9
Peresensi : Jumadi, Mahasiswa Prodi Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
