Akbar Tanjung, Jusuf Kalla Disebut sebagai Alternatif atas Ical Bakrie
"Kita punya Akbar Tandjung yang juga potensial untuk disandingkan dengan Mega dan Jokowi, kita punya Pak JK yang bisa disandingkan dengan Rhoma Irama atau yang lain," usul Muntasir dalam siaran pers hari ini.
DPD II Golkar mendukung Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla ke Pilpres 2014, padahal di satu sisi Golkar telah mencalonkan Aburizal Bakrie. Golkar menilai Akbar Tanjung cukup menjadi bapak bangsa daripada mencapreskan diri di pilpres 2014.
Meski beberapa nama tokoh sudah mulai digadang-gadang sebagai cawapres Aburizal Bakrie, namun Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung mempunyai saran lain. Menurut Akbar cawapres Ical baiknya setelah Pileg.
"Sebagai wacana normal saja muncul beberapa nama, tapi tentu ada waktunya diproses dan mengarah satu nama. Saya berpendapat penetapan cawapres partai golkar sebaiknya dilakukan setelah pileg," kata Akbar Tanjung.
Hal itu disampaikan usai menjadi pembicara di Seminar Sespimma Angkatan 50 di balai besar Sespimma Polri Jl Ciputat Raya 40, Kebayoran Lama, Jaksel, Kamis (14/11/2013).
Menurut Akbar, meski saat ini Golkar terbilang partai besar, namun perolehan suara Golkar untuk 2014 baru dikethui setelah Pileg. Saat itulah akan leluasa menghitung peluang.
"Dan akan diketahui apakah Partai Golkar itu bisa calonkan presiden secara langsung. Kalau Golkar bisa calonkan capres relatif lebih mudah menetapkan cawapres," ujarnya.
"Kita bisa leluasa melihat nama yang muncul begitu juga capres golkar lihat dari sekian nama itu punya kecocokan cemistry sebagai cawapres, disitu finalnya," imbuh Akbar.
Ia kemudian menyebut beberapa nama yang memang belakangan sering muncul diwacanakan sebagai cawapres Ical.
"Sebagai wacana bagus saja ada beberapa nama yang tadi ditanya seperti Pak Karwo, Mahfud MD, Khofifah, itu orang-orang yang bisa dikategorikan calon pemimpin," ucap mantan ketua DPR itu.
Soal kriteria cawapres Akbar menyerahkan kepada Ical, namun ia memberi garis besar bahwa cawapres harus orang yang menambah elektabilitas.
"Apakah wakinya sipil, bisa jadi dasar pertimbangan. Dia latar belakang dunia usaia ini jadi pertimbangan bagaimana bisa cari wakilnya yang memperkuat apa yang dimiliki. Dengan demikian menambah elektabilitas," lanjutnya.()
