News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Inilah Jilbab Hitam yang Misterius itu

Inilah Jilbab Hitam yang Misterius itu


The Jambi Times - Catat dulu, tulisan ini bukan fakta, sekedar analisis atau pendapat.  Jagat kompasiana dan sosial media beberapa hari ini dihebohkan oleh tulisan kompasianer anonim “jilbab hitam”yang secara terbuka menuding TEMPO dan KataData memeras Bank Mandiri dalam Kasus SKK Migas. Siapa Jilbab Hitam itu?

Benarkah ia adalah mantan wartawan TEMPO? Dan banyak pertanyaan lain yang lazim muncul ketika sebuah akun anonim melempar sebuah ‘fakta’ (fakta dalam tanda kutip) yang kita belum tahu kebenarannya.
Berdasarkan investigasi mendalam, saya akhirnya mengetahui siapa sebenarnya pemilik akun ‘Jilbab Hitam’? Jilbab Hitam ternyata bukan bekas wartawan TEMPO seperti diakuinya. Ia adalah bekas wartawan media lain yang kini bekerja sebagai PR intelijen, konsultan media, termasuk konsultan sosial media. Ia bekerja pada sebuah perusahaan konsultan media yang berkantor di daerah Jakarta Selatan, antara Kuningan dan Kebun Binatang Ragunan.

Selepas kuliah, sebelum menjadi wartawan, si Jilbab hitam ini pernah bekerja pada sebuah perusahaan konsultan media & politik yang kliennya adalah salah satu calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2007.
Saat menjadi wartawan, ia lebih banyak liputan di desk ekonomi. Hampir tidak pernah liputan di desk politik, apalagi kriminal. Makanya wajar ia paham siapa ‘pemain-pemain’ di Desk Ekonomi. Ia juga masih banyak mengenal narasumber desk ekonomi.

Sebagai PR intelijen, anak ini, si pemilik akun Jilbab Hitam, memiliki keahlian untuk menelusuri rekam jejak individu maupun korporasi. Dengan keahliannya, ia bisa meng-collect data dari berbagai sumber sehingga terbentuk informasi utuh mengenai individu atau korporasi. Tentu saja operasi PR intelijen yang dia lakukan berdasarkan permintaan klien.

Ia pernah menelusuri informasi mengenai sebuah perusahaan yang hendak diakuisisi oleh sang klien, sebuah upaya yang lazim dilakukan oleh pengusaha yang ingin mengetahui luar dalam perusahaan yang hendak dibelinya. Ia juga pernah mengais informasi ‘negatif’ dari sebuah perusahaan kompetitor sang klien dengan tujuan ‘memiliki data lengkap’ jika sewaktu-waktu ia hendak melakukan ‘serangan’ kepada sang kompetitor.

Klien si Jilbab Hitam sebenarnya lebih banyak korporasi. Sangat jarang memiliki klien politisi (murni). Kalaupun ada klien politisi, biasanya politisi-pengusaha atau pengusaha-politisi.

Dalam proses penelusuran fakta, si Jilbab Hitam juga memanfaatkan mbah google lazimnya kita-kita saat ini. Tapi hasil penelusuran mbah google itu hanya dimanfaatkannya sebagai informasi mentah yang kemudian dia konfirmasi ke sumber-sumber lain yang merupakan sisa jejaring dia selama menjadi wartawan.

Ia ibarat pemulung yang mengais ‘sampah’ informasi dari dunia maya, memilah-milahnya, dan berusaha mengkonfirmasi kebenarannya. Muara dari itu semua adalah rangkaian ‘fakta’ utuh mengenai individu atau korporasi. Rangkaian ‘fakta’ utuh itu kemudian dimanfaatkan untuk membentuk ‘fakta-fakta’ baru (yang bercampur opini-opini) melalui rangkaian kerja-kerja konsultan media yang tentu saja demi kepentingan dan keuntungan klien.

Kenapa Si Jilbab Hitam tiba-tiba menyerang TEMPO? Jawabannya sederhana, ia memiliki ‘dendam’ pribadi kepada TEMPO karena ‘sesuatu dan lain hal’. Ia juga pernah bertemu secara langsung dengan BHM dalam kasus ‘sesuatu dan lain hal’. Makanya amat wajar ia ‘membenci’ TEMPO. Namun, tidak tertutup kemungkinan, ada kepentingan politik dan bisnis klien dia di balik serangan dia ke TEMPO. (*)

Catatan: tulisan ini bukan fakta dan tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jadi, saran saya, dalam membaca setiap kalimat dalam tulisan ini sebaiknya diawali dengan kata ‘mungkin’, ‘sangat mungkin’, ‘barangkali’, ‘boleh jadi’, ‘seandainya’, ‘andaikata’, ‘boleh jadi’, ‘jika’, dan sejenisnya.

*Pilih dan pilah informasi, kunyah dengan baik, jangan telan mentah-mentah. Insya Allah otak anda akan terhindar dari mencret, sembelit, atau maag* (/rimanews/M. Khusen Yusuf, kompasianer, KCM)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.