News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

The Five Power Defense Arrangements

The Five Power Defense Arrangements


MASA depan  Indonesia akan-kah terulang seperti perang melawan Jepang dan Belanda pada masa lalu.

77 tahun Indonesia merdeka berarti menunggu 23 tahun lagi genap berusia 1 abad. 

Akan-kah seindah NU yang telah usai me-meriah-kan Perayaan yang sudah berusia  1 abad..

Organisasi yang masih konsisten pasang badan untuk NKRI dan sungguh-sungguh menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia .

Negara sangat berharap sekali dengan organisasi tertua ini dengan jumlah anggota mencapai 91,2 juta per 2019 yang ada di tiap pelosok tanah air.

Jika saja ada organisasi lain serupa dengan NU maka bangsa ini akan dapat mencapai kemerdekaan nya hingga lebih 1 abad , asalkan karakter tradisional melayu Indonesia tumbuh subur dan hidup seperti NU.Jika tidak konsekuensinya 'civil war'.

23 tahun itu waktu yang cukup lama untuk membuktikan sejarah baru bangsa Indonesia di jajah kembali atau tidak.

Pilihan bangsa Indonesia sebagai negara 'non blok', itu berarti tidak ada lagi sedikit pun rasa ke-ber-pihak-kan dan tentu sampai hari ini  masih bersikap netral.

Apakah dengan sikap ini Indonesia sudah di pastikan AMAN?

Tidak ada lagi negara serumpun yang  masih usil, misalnya menganggu warisan dan kekayaan alam Indonesia?

Singapura dan Malaysia, contohnya!

Untung saja NKRI memiliki Pancasila berkarakter Bhineka Tunggal Ika ( berbeda-beda tetapi tetap bersatu).

Karakter inilah yang terus dibangun  jika tidak akan terjadi 'proxy war'.

Meskipun 'proxy war' sudah terjadi dan dirasakan bagi yang mengetahuinya.

Ciri-ciri NKRI ingin dirusak pun  sudah mulai terjadi bahkan terus menerus di proklamirkan secara terbuka di depan umum.

Seperti isu gembar-gembor PKI yang sebagian percaya ada gerakan PKI yang telah tumbuh kembali ke lembaga negara, DPR, Pemerintah dan juga di Universitas.

Ada yang menjadi tokoh anti PKI bersuara lantang, bahkan eks Panglima TNI  juga ikut bersuara soal isu PKI meskipun isu itu tidak bisa dibuktikan dengan jelas pelakunya siapa saja.

Isu agama, dari HTI, FPI juga melakukan gerakan yang di anggap telah menyimpang oleh NEGARA  karena beda 'ideologi' sehingga Pemerintah terpaksa  membubarkan meskipun hanya sebatas  sanksi administrasif belum menjurus ke pidana.

Belum lagi seruan dan pekian 'kafir' yang menjurus perang agama, NU lagi yang pasang badan untuk menenangkan keutuhan Pancasila.

Presiden pertama Indonesia Soekarno telah mengatakan,“perjuangan koe lebih mudah  karena mengusir penjajah  tapi perjuangan moe lebih sulit karena melawan bangsa sendiri”.

'invisible hands' telah terencana secara  step by step, yang mana arsiteknya orang dalam itu sendiri.

Dengan adanya informasi akurat soal ada gerakan ingin memecah Kesatuan Indonesia dan ingin semua pulau di Indonesia di kuasai negara lain sudah mulai terjadi.

Dengan keadaan seperti diatas, Negara Indonesia pun sudah mempersiapkan diri dan menjaga-jaga jika terjadi' tsuname'.

Mulai dari aset dan kekayaan daerah di kuasai pusat, orang pintar di daerah diangkut ke pusat, semua yang akan di kuatirkan negara  berangsur di benahi.

Meskipun masih ada yang merasa di zholimi karena bagi hasil nya tidak sesuai harapan, antara pusat dan di daerah. Pembagiannya tidak merata, masih ada anak tiri anak kandung. 

Semua urusan masih dengan suap - menyuap, sogok-menyogok.

Doktrin ini yang menyebabkan masyarakat terpaksa memiliki jiwa pemberontak.

Tapi itulah kondisi yang ada, mau tidak mau harus kita ikuti. Kalau tidak dengan 'revolusi mental', maka tunggu saja akibatnya.

Ditengah-tengah masyarakat masih ada 'dongeng sebelum tidur' sebagai santapan hari- hari yang tak hilang dari pikiran mereka. Ini soal keadilan.

Warga yang mengalami kondisi konflik (warga konflik) dengan aparat menceritakan dengan warga lainya yang merasa hidupnya tenang dan adem di sebuah pertemuan singkat (warga adem ayem).

"Semua hasil bumi di tarik ke pusat. orang yang pintar-pintar di tarik ke pusat. Yang pemikiran kritis pun ikut di angkut ke pusat.

Tinggal yang bodoh-bodoh saja yang ada di daerah",kata warga yang konflik.

"Menurut saya, itu lebih baik daripada tidak sama sekali, bisa-bisa dihasut bangsa lain dan di bodoh-bodohi karena tinggal yang bodoh saja, karena orang bodoh itu identik  mudah dihasut, ini soal NKRI loh", jawab warga adem ayem.

"Kok larinya ke NKRI bukan soal keadilan, dan apa hubungannya".

"La iya lah, tahu tidak  FPAD itu apa ?"

Jawab warga konflik,"tidak tahu apa itu FPAD?".

"FPAD itu yang bocor-kan informasi oleh seorang  JENDERAL dihadapan para peserta yang khasnya hobi mengunakan pakaian ke-arab-arab-pan.

Menceritakan lahirnya FPAD untuk membuat negara serumpun ini tidak ada rasa takut untuk menguasai dan merebut warisan dan kekayaan alam Indonesia karena ada yang backingi", dijawab panjang oleh warga adem ayem ini.

Warga konflik bertanya balik secara agresif, jadi apa itu FPAD?".

FPAD itu sebuah organisasi  persemakmuran Inggris Raya.

FPAD kepanjangan dari ' The Five Power Defense  Arrangements'.  

Dengan jumlah anggota hanya 5 negara: Selandia baru, Singapura, Malaysia, Inggris dan Amerika.

Dibentuk untuk membantu negara Malaysia dan Singapura  yang memiliki masalah dengan negara lain, Indonesia misalnya".

" Oya baru ingat sekarang,  bukanya organisasi itu sudah 52 tahun terbentuk, organisasi itu pun  hanya mengurus soal ekonomi tapi biasa-biasa saja tidak ada masalah sampai sekarang ".

Bilang ke Jenderal itu , jangan pesimis dong. Jika Indonesia mau kuat sekuat Amerika dan China maka beli senjata dan alat perang yang  super canggih.

Tapi  itu semua asal muasalnya harus di landasi dengan dasar budaya bagi-bagian. Jangan budaya kali-kalian saja yang tahu.

Kalo soal urusan berbagi-bagi , semua lupa daratan seperti di hipnotis,

Akhirnya bubar bertemanan karena soal isi perut. Inilah cikal bakal bubarnya NEGARA.

Meskipun urusan sepele tapi dampaknya luar biasa.  Isi perut mau di lawan, mati pun mau 

Kalo ada 86 yang cair jangan lupa berbagi dong, jangan culas", ulas panjang  lebar warga konflik ke warga adem ayem.

Warga adem ayem hanya memyawab,"hehehe.... , 86 !!"







Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.