News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Komitmen Baru 2022

Komitmen Baru 2022



 

Oleh : H. Mohammad Suharsono, Lc., ME

(Biro Kepatuhan Syariah, Inisiatif Zakat Indonesia)


Pergantian tahun bagi seorang muslim dapat dijadikan sebagai momentum untuk mengevaluasi diri, mengingat-ingat, menghitung dan menimbang amal atau aktifitasnya kemudian memperbaharui komitmennya terhadap Allah swt. Komitmen atau dalam bahasa Arab disebut iltizam adalah suatu komitmen yang lahir dari dalam diri seseorang (wa’yu dzati) dan bukan sesuatu yang bersifat kamuflase (kepura-puraan) ataupun paksaan.

Menurut Fathi Yakan, iltizam adalah sebuah komitmen terhadap Islam secara utuh dengan menjadikan Islam sebagai siklus kehidupan, cara berpikir (fikroh) dan menjadikan Islam sebagai sumber hukum dalam setiap tema pembicaraan dan permasalahannya.

 Hal ini sesuai dengan perintah Allah swt dalam, Al-Quran Surat Al-Baqarah : 208 _“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara menyeluruh dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.

Jika seorang muslim telah menjadikan Islam sebagai titik tolak berfikir dalam segala hal maka sikap dan perilakunya bukan sekadar dibuat-buat melainkan dilakukan dengan penuh kesadaran.

Ada dua indikator yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki iltizam atau komitmen terhadap Islam

Pertama, indikator lahiriah yang jelas dan terlihat

Misalnya seorang muslim yang shalih akan hampir selalu terlihat shalat berjamaah di masjid atau muslimah yang sahlihah akan  menutup auratnya dengan memakai jilbab. Jadi logikanya bukan dibalik bahwa muslim yang shalat di masjid atau muslimah yang berjilbab belum tentu menjadi orang baik (shalihatau shalihah). Walaupun hal tersebut tidak bisa digeneralisir tetapi kita bisa mengatakan bahwa seseorng yang shalat di masjid atau muslimah yang berhijab adalah seorang yang memiliki komitmen terhadap Islam dan kita sulit mengatakan seseorang memiliki komitmen jika ia enggan shalat di masjid atau tidak mau menutup auratnya dengan berhijab.

Kedua, adanya muraqabah dzatiyahatau menyadari adanya pengawasan dari Allah swt.

Seseorang yang menyadari bahwa amal atau aktifitasnya diawasi oleh Allah swt akan melakukan amal secara maksimal (ihsan), sehinggga amal atau aktifitas yang dilakukan tidak dinodai kepura-puraan, kamuflase, pencitraan, nifaq atau riya. Artinya di manapun atau dalam situasi dan kondisi apapun, ada orang atau tidak ada, dicaci atau di puji dia  tetap konsisten dalam melakukan amal shaleh. Dan akhirnya merealisasikan Sabda Rasulullah saw. 

 “Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” HR. Imam Ahmad dan Tirmidizi.

Mudah-mudahan dengan pergantian tahun ini kita dapat memperbaharui komitmen terhadap Islam untuk lebh taat kepada Allah swt, lebih baik dari tahun sebelumnya dan tentunya lebih diridhoi Allah swt.


 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.