Shaum adalah Imsãk
SHAUM yang biasa kita terjemahkan sebagai puasa. Secara gurauan sering dikatakan bahwa puasa itu sama dengan pause dalam bahasa Inggris yang berarti short interval or stop (berhenti sebentar).
Tapi bila kita periksa ‘kamus ‘ lain, puasa (shaum) adalah imsãk(un) yang artinya bertahan. Jelasnya, imsãk I (إمساك) adalah masdar dari kata kerja amsaka (menahan), kebalikan dari kata kerja arsala ( ارسل, melepas). Imsãk di sini bukan “waktu imsak” dalam pengertian kita selama ini, yaitu ‘batas waktu makan sahur”.
Jadi, sekali lagi, inti dari ‘puasa’ itu adalah menahan atau bertahan. Atau menurut sebuah hadis, inti dari puasa adalah sabar, dan arti sabar (صبر) di sini adalah “teguh bertahan”. Yaitu teguh bertahan dengan ajaran Allah yaitu Alquran Menurut Sunnah Rasul (Nabi Muhammad). Bukan teguh bertahan (ngotot) dengan segala hal yang kita suka-suka.
Secara ritual, menurut Rukun Islam rumusan para Ulama, puasa menempati urutan ketiga:
· Mengucapkan dua kalimat syahadat.
· Mendirikan shalat.
· Mengerjakan puasa di bulan Ramadhan
· Menunaikan zakat.
· Naik haji ke Baitullah al Haram jika mampu
Jika dari yang kelima ini memenuhi unsur sesuai Sunnah Rasul maka kita menegakan Dinul-Islam secara Kafah.
Pertanyanya adalah, apakah kita sudah konsisten menjalani hal tersebut diatas.
Syahadat
yang benar-benar syahadat, Sholat yang kusyu’,puasa, zakat dan berhaji dan itu semua sebagai 'PEMBINAAN"
Namun jika kita tidak konsisten maka hasilnya sia-sia, dan ini tentunya selaras dengan maunya Allah yang obyektif bukan maunya subyktifitas dan mengikuti hawa nafsu.
Konsisten dalam KBBRI adalah:taat,selaras,sesuai.
Tentunya bukan sekedar mengucapkan, mendirikan, mengerjakan, menunaikan saja tanpa melalui proses yang panjang dan konnsisten melalui pembinaan iman.
Ingat! Iman itu bukan sekedar ‘PERCAYA’ saja tetapi yang benar-benar ber-IMAN dengan memahami atau faham dengan isi Al-Quran berdasarkan Sunnah Rasul.
Bila kita kaji lebih jauh, dalam konteks Dinul-Islam sebagai sebuah organisasi tunggal yang diciptakan Allah melalui Malaikat Jibril kepada Muhammad, Lima Rukun Islam itu diambil dari dialognya antara Jibril dan Muhammad yang kita kenal dengan ‘Hadis Jibril’.
Namun Hadis Jibril ini pun sepertinya tidak digaungkan sehingga lepas dari inti yang sebenarnya dan terkesan asing ditelingga Umat Islam.
Ritual Syahadat adalah semacam pengukuhan (semacam rekruitmen) diri menjadi anggota organisasi tunggal itu. Dan shalat, yang 5 waktu khususnya, sebagai kelanjutannya, adalah sebuah sarana untuk memantapkan diri dalam visi dan misi Dinul-Islam.
Dengan kata lain, melalui shalat 5 waktu terutama, setiap Muslim harus membina diri agar menguasai apa itu ‘visi dan misi’Dinul-Islam; yang semua tercantum dalam Al-Qurãn, yang menjadi bacaaan utama shalat.
Makanya Al-Quran itu bukan saja dibaca namun di pahami dengan mengunakan tata bahasa dan peristilahan ynag berlaku agar tidak lepas dari konteks arti sesungguhnya.Sehingga kita mengerti apa yang kita baca itu. Dan hal ini tentunya bisa dipertanggungjawabkan secara BAHASA.
Selanjutnya, setelah shalat, adalah zakat, yang pada satu sisi merupakan upaya “pembersihan diri dari ajaran bathil” dengan menanamkan ajaran haq, dan pada satu sisi yang lain, adalah upaya para Muslim untuk menghidupkan organisasi (dengan menghimpun dana). Bahwa Zakat dalam Al-Quran itu adalah sistem perekonomian secara konsisten dan kontiniu.
Selanjutnya, ini yang sedang kita bahas!, adalah shaum (puasa); sebagai sarana pembinaan kesabaran; yaitu pembinaan ketanggguhan diri dalam bertahan dan atau mempertahankan (memperjuangkan) tegaknya ajaran Allah.Jika sudah tegak secara obyktif dan selaras maunya Allah Menurut Sunnah Rasul maka itu berarti ‘obyektif’ yang kita jalankan.
Satu sisi,puasa adalah ‘ujian diri’ yang benar-benar ampuh untuk menguji ketangguhan seseorang. Dengan kata lain, ketangguhan yang hendak dibentuk, antara lain.
Melalui puasa, terutama adalah ketangguhan mental kita. Agar kita
menjadi pejuang yang konsisten (istiqamah) bertahan (berjuang) menegakkan visi
yang kita yakini dan misi yang kita emban Yaitu menegakan Dinul-Islam atau bisa disebut "Agama Islam"
Sabar maksudnya disini yaitu tetap teguh bertahan dengan Al-Quran Menurut Sunnah Rasul hingga bertemu dengan puasa tahun depan. Jika kita tidak bisa bertemu lagi (dalam arti tutup usia) dalam hidupnya tetapi 'tetap teguh bertahan' dengan Al-Quran itu namanya "Husnul Khotimah". (QS.Ali Imran;102).
KONJUGASI Kata Benda Inna dan Kaana dalam 14 Bentuk
(AH/ZA)