Dirjen Kemenhut Prehatin Maraknya Perdagangan Hewan di Indonesia
The Jambi Times, JAKARTA | Direktur Jenderal Badan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Wiratno mengaku prihatin akan masih maraknya perdagangan hewan dilindungi di Indonesia.Sebagai gambaran dia mencontohkan bayi orangutan yang dijual di pasar gelap. Bayi itu diambil dengan cara yang mengerikan. Induk orangutan akan dibunuh untuk mengambil bayinya.
"Orangutan ini kan sifatnya kan aboreal di puncak pohon dan daya jelajahnya hingga 5 kilometer. Jadi bayi orangutan yang dijual itu diambil dengan cara membunuh induknya," ujar Wiratno di Mapolda Metro Jaya, Kamis (28/1/21).
Pasaran harga bayi orangutan, kata Wiratno, cukup murah di Indonesia. Bayi orangutan yang diambil dengan membunuh induknya ini dijual dengan kisaran harga Rp. 35 juta.
"Jadi para mafia ini juga biasanya ada yang menjual bayi orangutan ke luar negeri. Di luar negeri bayi orangutan bisa dijual dengan harga 15 ribu US dolar, atau sekitar Rp. 200 juta," jelasnya.
Lebih jauh Wiratno menjelaskan, perawatan bayi orangutan hasil perburuan tidaklah mudah. Karena sang induk sudah tidak ada, maka harus ada pendampingan sebelum bisa dilepasliarkan kembali ke hutan.
"Jadi dia harus ditempat yang tidak ada teritori orang utan yang lama tinggal di situ, dibiasakan dengan kondisi di hutan dan upaya dia untuk belajar kembali memanjat. Inilah yang saya dorong sebaiknya kita bisa mencegah terjadinya perburuan dan penembakan itu," katanya.
Wiratno mengakui, penjualan hewan langka yang terungkap merupakan puncak gunung es. Namun jika melihat dari tren yang ada, kasus perburuan semakin tahun semakin menurun.
"Catatannya masih ada mafia ini, yang kedua kemarin kita merepratiasi 11 ekor orang utan, dua dari Thailand, sembilan dari Malaysia. Jadi ini jaringan pasarnya ke sana melalui jalur-jalur tikus pelabuhan-pelabuhan yang tidak terdeteksi ini problemnya," terangnya.
Sebelumnya, Subdit Sumdaling Ditreskrimsus Polda Metro Jaya mengungkap kasus penyelundupan hewan dilindungi. Dari kasus ini polisi menangkap satu pelaku berinisial Y.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, modus yang digunakan pelaku dengan menggunakan media sosial untuk menawarkan hewan langka. Kesehariannya, Y juga merupakan pedagang hewan di kawasan Bekasi.
"Jadi kamuflasenya pelaku menjual binatang biasa. Tapi di belakang tokonya, dia menyiapkan sebuah ruang untuk menyimpan hewan langka," ujar Yusri di Mapolda Metro Jaya.