Covid-19, Perang Biologis Itu Sudah Dirilis oleh Guo Jiwei
Te Jambi Times, JAPAN | Lebih dari satu dekade kemudian, sebuah karya yang sudah dipublikasikan pada tahun yang 2010 dengan judul War for Biological Dominance (制 生 权 战争/Pertempuran Kekuasaan) ) menekankan dampak pengaruh negatif dari perang biologi di masa depan.
Buku itu, diterbitkan oleh Xinhua Publishing House pada Oktober 2010 lalu, ditulis oleh Guo Jiwei (郭继 卫/Guo Jiwei), seorang profesor dan kepala dokter di Third Medical Medical University, Army University.
Buku ini menyoroti kemunduran pemikiran militer tradisional dan fokus pada tren yang muncul dalam pemikiran militer, medan perang yang tak terlihat, dan perubahan yang tidak terduga.
Selanjutnya, pada tahun 2015, Presiden Akademi Ilmu Kedokteran Militer He Fuchu (贺福初/He Fuchu) berargumen dalam sebuah esai bahwa bioteknologi akan mengambil alih komando strategis baru dalam pertahanan nasional. Ini akan berkisar dari biomaterial hingga senjata "kontrol otak".
He Fuchu kemudian menjadi wakil Presiden Akademi Ilmu Militer PLA (中国人民解放军 军事 科学 研究院 /Akademi Ilmu Militer Tiongkok/ Zhōngguó Rénmín Jiěfàngjūn Jūnshì Kēxué Yánjiūyuàn) - lembaga penelitian tingkat tinggi yang bernama PLA, yang berkantor dan berkedudukan hukum di Beijing sebagai kantor pusat.
Tulisan China selama dua dekade terakhir telah memperkuat bahwa integrasi lintas bioteknologi, teknik, dan teknologi informasi akan menjadi doktrin strategis baru untuk revolusi militer di masa depan, sebagaimana dikutip dalam Liberation Army Daily edisi Oktober 2015.
Seperti disinyalir oleh japannews.com ,Tulisan-tulisan ini secara konsisten mengemukakan bahwa persenjataan makhluk hidup akan menjadi kenyataan di masa depan, dengan gaya tempur non-tradisional menjadi pusat perhatian.