Oknum Guru Honor SMAN Jebak Dua Wartawan
The Jambi Times, PELALAWAN | Upaya
Muhammad Jais guru honor di SMA Negeri 1 Pangkalan Kerinci menjebak
media ini ke ranah hukum selesai di kantor Polsek Pangkalan Kerinci.
Dalam perjanjian yang dibuat penyidik dan ditanda tangani M. Jais,
dengan media ini, berjanji tidak akan saling menuntut.
Skenario
yang dilakukan oleh Muhammad Jais menjebak wartawan media ini, diawali
dari dugaan pungutan liar yang dia lakukan kepada siswa. Dimana Minggu
tgl 13 Oktober 2019 lalu.
M. Jais selaku guru honor di SMA Negeri 1
Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau, membawa puluhan
orang siswa ke Muara Takus, alasan untuk pengenalan sejarah. Sehingga
momen tersebut dimanfaatkannya untuk meminta uang sebesar Rp 200 ribu
tiap siswa.
Media ini bersama Charles P.
Sianipar pada pagi Senin (14/10/19) berusaha menemui Jais untuk
konfirmasi masalah dugaan Punglinya itu. Namun karena tidak berada
ditempat, media ini menghubunginya. Dalam sambungan telefon pagi itu
Jais meminta ketemu pukul 12.00 Wib siang karena dia sedang berada di
kantor Bupati, pintanya.
Setelah siang media
ini kembali mendatangi sekolah. Karena lagi-lagi tidak berada ditempat,
media ini menghubunginya lagi, Jais meminta ketemu pada pukul 13.00 Wib
siang karena mau sholat dulu, jawabnya.
Setelah
tiba jam satu siang, Jais mengontak media ini, bersama Charles Sianipar
datangi lagi sekolah. Setelah bertemu Jais minta waktu 10 menit untuk
masuk kelas dulu. Setelah ditunggu beberapa lama, Jais datang mengajak
kedua wartawan diruangan kepala sekolah yang saat itu sedang kosong.
Didalam
ruangan itu Jais mengaku telah membawa sebanyak 66 orang siswa ke Muara
Takus. Tujuan untuk pengenalan sejarah kepada para siswa. Kepada setiap
siswa dimintai biaya sebesar Rp 200 ribu, karena kegiatan itu tidak ada
dianggarkan dalam dana BOSDA, jelasnya.
Sayangnya
ketika dipertanyakan rincian anggaran pembiayaan pengeluaran dalam
kunjungan itu, Jais berusaha menutupi. Penggunaan uang sebesar Rp 200
ribu tiap siswa itu, untuk biaya bus dan makan siang sekali. Rincian
tertulis masih dipegang oleh panitia yang telah dibentuk oleh para
siswa, katanya.
Dikatakannya, secara tertulis
tidak ada izin dari sekolah untuk membawa para siswa tersebut ke Muara
Takus. Tapi secara lisan telah disampaikannya kepada kepala sekolah,
ucapnya.
Anehnya Jais langsung menginterfensi
media ini supaya masalah itu tidak diberitakan. Alasannya bisa
mengundang persepsi publik yang akan berimbas pada dirinya juga kepada
sekolah, ujarnya.
Karena tetap menolak interfensinya, Jais menyodorkan sejumlah uang untuk tidak memberitakan masalah itu.
Jais
terus berusaha melakukan interfensi sambil berusaha meminta media ini
menerima sejumlah uang yang ia sodorkan. Sehingga sejumlah uang yang
sudah ditolak berkali-kali dimasukannya dalam amplop dan diletakkanya
dihadapan media ini. Tiba-tiba sejumlah anggota Polsek Pangkalan Kerinci
yang telah mengintai dari luar ruangan langsung menerobos masuk, dan
langsung mengamankan uang tersebut dan semua handpone awak media
termasuk handpone milik Jais.
Anggota polisi
yang mengaku dari Saber Pungli itu meminta memutarkan CCTV yang berada
dalam ruangan kepala sekolah. Dalam CCTV yang telah diputarkan dihadapan
anggota Saber Pungli tersebut terlihat aksi Jais melakukan percobaan
penyuapan kepada media ini.
Selesai menyaksikan
hasil rekaman CCTV tersebut, Jais dan kedua wartawan, langsung dibawa
ke kantor Poksek Pangkalan Kerinci. Setelah sampai di kantor Polsek,
terjadi mediasi yang dilakukan oleh anggota Polsek tersebut. Diantara
wartawan media ini dan Jais terjadi kesepakatan yang dibuat penyidik
bahwa atas percobaan pemerasan dan penyuapan, tidak saling menuntut.
Dugaan
Pungutan Liar yang dilakukan oleh Jais kepada siswa, dikeluhkan oleh
salah seorang orang tua siswa yang minta identitasnya dirahasiakan. Dia
mengaku bahwa biaya pengeluaran anaknya dalam satu hari itu tidak akan
habis Rp 100 ribu, sehingga momen kunjungan para siswa itu ke Muara
Takus daerah Kabupaten Kampar, dimanfaatkan Jais untuk meraup keuntungan
besar, ucapnya.
Beberapa orang siswa peserta
kunjungan ke Muara Takus berhasil diwawancarai media ini. Mereka mengaku
jika biaya ke Muara Takus itu di pungut Rp 200 ribu tiap siswa oleh M.
Jais.
Kepala
sekolah SMA Negeri 1 Pangkalan Kerinci Syahrial M.Pd yang dikonfirmasi
melalui Humas Tati Andriani S.Pd mengatakan, Jais Membawa siswa ke Muara
Takus daerah Kabupaten Kampar tanpa izin sekolah. Pungutan dana yang
dilakukan kepada siswa untuk biaya kunjungan itu sudah dilarang karena
pihak sekolah tidak mau bermasalah, sebutnya. (Sona)