Aksi BEM Se - Indonesia Murni, Tidak Ada Rencana Menggulingkan Pemerintah
The Jambi Times, JAKARTA | Akhir - akhir ini aksi mahasiswa terjadi dimana-mana, bahkan
mahasiswa dan aparat Kepolisianpun selalu terjadi kontak fisik, dini
hari bersama Koalisi BEM - Se DKI Jakarta dalam rangka menegaskan posisi
mahasiswa dalam gerakan di Konfrensi Pers dengan Tema meluruskan arah
gerakan mahasiswa, tempatnya di kampus UIJ Jakarta. (10/10/2019).
Beberapa
BEM Se DKI Jakarta melihat situasi Beberapa minggu kebelakang ini
peristiwa yang lama muncul kembali didataran demokrasi bangsa kita.
Dimana
gelombang besar pergerakan mahasiswa kini kembali menunjukkan tajinya.
Hal ini menyusul disahkannya RUU KPK menjadi UU KPK dan munculnya
keinginan elit politik untuk memproses sejumlah RUU Kontroversial
seperti RUU KUHP, RUU Perkoperasian, RUU Pemasyarakatan, RUU Minerba,
dan RUU Pertanahan. Pungkas.
Gelombang
pergerakan mahasiswa kali ini tidak lah bisa dibilang kecil. Hal ini
kami buktikan dengan adanya pergerakan mahasiswa di daerah – daerah
dengan waktu yang sama. Gerakan yang kami bangun di inisiasi oleh
kekuatan steril dan hanya ingin menyampaikan kritik terhadap Pemerintah
sesuai dengan apa yang telah diatur oleh UU serta menjadi peran kami
sebagai Agen Social of Control.
Namun
perjalanannya kami sangat menyesalkan karena adanya “Penumpang Gelap”
dalam gerakan ini yang menodai pergerakan kami. Mereka mencoba
memanfaatkan situasi ini dengan membangun sebuah narasi yang
inkonstitusional yang jauh dari aspek perspektif berpikir mahasiswa.
Narasi inkonstitusional yang kami maksud ialah munculnya narasi tidak
produktif yang ingin menurunkan Presiden dan menggagalkan rencana
pelantikan Presiden dan Wakil Presiden.
Hal ini
membuat langkah perjuangan kami ternodai dan jauh dari khitah
pergerakan mahasiswa. Kami sangat mengutuk keras perbuatan yang
dilakukan elit – elit politik yang mencoba menjadi “Penumpang Gelap”
untuk meraih kepentingan golongannya saja tanpa memikirkan nasib bangsa
hari ini. Gagasan murni yang kami coba sampaikan sirna begitu saja
akibat “Penumpang Gelap” ini. Gerakan kami yang damai, gerakan tanpa
anarkisme, gerakan intelektual, dan juga gerakan moral runtuh oleh ulah
“Penumpang Gelap” yang menimbulkan dampak kerusakan serta opini buruk
terhadap gerakan mahasiswa. Tuturnya.
Maka dari
itu kami Koalisi BEM DKI Jakarta mengambil inisiasi untuk menjelaskan
kepada publik serta ingin meluruskan pergerakan mahasiswa agar
“Penumpang Gelap” ini tidak menjadikan gerakan mahasiswa sebagai tumbal
politiknya. Melalui forum Konfrensi Pers ini, kami BEM – BEM yang ada di
DKI Jakarta mencoba merespon dan membantah segala tuduhan yang
menyudutkan kami bahwa gerakan mahasiswa ditunggangi dan telah menjadi
alat politik praktis elit –elit politik negeri ini. Kami bahkan sangat
menolak narasi untuk turunkan Presiden Jokowi dan batalkan pelantikan
karena jauh dari esensi pergerakan mahasiswa hari ini.
Dan
kami Koalisi BEM DKI Jakarta juga mengajak kepada seluruh mahasiswa
khususnya di Jakarta untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan agar
menciptakan situasi kondusif pada maasyarakat yang telah terpengaruh
oleh opini yang menganggap bahwa pergerakan mahasiswa telah
ditunggangi.
"Demikian
pernyataan ini kami sampaikan dan untuk pernyataan yang lebih
terperinci akan kami sampaikan melalui Pakta Integritas."tutupnya (**)