News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Gas Elpiji 3 Kilo Langka di Kecamatan Langkahan

Gas Elpiji 3 Kilo Langka di Kecamatan Langkahan


ACEH | Ketersediaan gas bersubsidi atau elpiji 3 kilogram (kg) kembali langka di Kecamatan Langkahan Kabupaten Aceh Utara.Eksesnya, warga di sejumlah desa dalam kecamatan itu kesulitan memperoleh elpiji melon tersebut.

Jika pun ada stok barang, harganya sangat mencekik leher.

Abdul Salam, warga Desa Alue Krak Kayee kepada awak media ini,Sabtu (17/11), mengatakan, warga di tempat dia tinggal terpaksa harus membeli gas 3 kilogram tersebut di pengecer dengan harga mencapai Rp37 ribu pertabung, jauh di atas  Harga Eceran Tertinggi (HET ) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp18.000 pertabung.

Ironisnya, ungkap dia, sudah harganya sangat melambung, stok di pengecer pun cukup terbatas.

“Harusnya, setiap ada pasokan gas subsidi ke pangkalan, diutamakan dulu ke warga sekitar.

Tapi yang terjadi, saat pasokan gas tiba, pihak pangkalan terkesan seperti enggan menjual ke masyarakat, tapi stok itu justru diambil dengan becak dan dibawa ke tempat lain,” katanya.

Oleh sebab itu, Abdul Salam mengharapkan kepada dinas terkait agar melakukan pengawasan dan penertiban terhadap pangkalan gas di Kecamatan Langkahan dan sejumlah kecamatan lainnya di wilayah ujung Timur Aceh  Utara .

“Sungguh sangat prihatin nasib kami orang kecil dipermainkan seperti ini. Sudah harganya sangat mahal, gas juga sulit diperoleh. Padahal, kita tahu harga gas bersubsidi paling tinggi biasanya Rp 18 ribu pertabung. Kalau harga resminya malah Rp 16 ribu,” sebut dia.

Hal sama disampaikan sejumlah warga di Desa Padang Meuria, Kecamatan yang sama Di kawasan desa itu dan sekitarnya, harga gas 3 kilogram rata-rata dijual pedagang dengan kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 37ribu pertabung.

“Tapi anehnya, gas kok bisa langka, padahal di kawasan itu ada sejumlah pangkalan elpiji. Masalahnya mungkin karena setiap ada pasokan datang, stok selalu tidak bertahan lama, hanya beberapa jam sudah habis.

Tak heran, di setiap pangkalan selalu terpampang kertas bertulis gas habis,” ujar Hadijah, warga Kecamatan Langkahan resah dengan kondisi seperti itu, warga pun mengharapkan kepada dinas terkait untuk melakukan pengawasan secara berkesinambungan.

“Supaya oknum pangkalan tidak sesuka hati mendistribusikan gas bersubsidi ke orang yang tidak berhak. Kalau perlu juga dilakukan penindakan tegas jika ditemukan ada pelanggaran,” tandasnya.

(Muhammad)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.