LAM Tabir Luncurkan Buku
THE JAMBI TIMES - MERANGIN - Lembanga Adat Melayu Kecamatan Tabir, Merangin, kembali tegakkan "Adat Lamo Pusako Usang"
Menurutnya, selama adat Tabir adalah pusako yang dijaga para ninek mamak terdahulu.
Tapi pusako itu usang seketikan, tidak dibentuk pengurusan kembali. Maka para adat tabir kembali masa kejayaan ninek mamak dahulu.
Hal itu disampaikan, Datuk Abdullah Sani, sebagai Lembangan Adat Melayu (LAM), meminta tokoh muda Muhammad Zen, mengatifkan kembali.
"Kita bangga kepada anak panakan kita Muhammad Zen, yang mau membangkitkan adat lamo pusako usang, karena selamo itu bisa dikatakan mati surit tampa adanya pengerak, " ungkpa Ninek Mamak Abdullah Sani sabtu (17/9).
Lanjut Sani, selama ini kampung kita tabir, marak narkoba, perampokan, maling sampai persilungkuhan ikut juga marak.
Artinya, kata Sani, saat ini, kampung kito dari mudik sampai ke ilir, sekarang mulai tidak aman lagi.
"Sekarang siapa yang bisa mencegah, mulai dari narkoba, perampokan, maling dan persilingkuhan. Maka bangkitlah kita adat melayu kita, " pintanya.
Terpisah, Sekda Merangin Sibawaihi, juga tampak hadir dalam penyampain permasalah adat sudah lama hilang ini.
Dia
mengatakan, adat itu harus hidup kembalikan. Menurutnya, jika adat
kembali ditegakkan, maka ini juga bisa membantu memecahkan persoalan
konflik di tengah masyarakat.
"Kita dukung adat ini hidupkan kembali, tapi bahaso rantau panjang seperti, kahut (tidak ada apa-apa), Kahoi (Nak Iluk) harus tetap dipertahankan juga, karena itu adalah ciri kas daerah kita tinggal, " pesan Sekda Sibawaihi, dipanggil bang Bawai ini.
"Dan kami bangga atas diluncurkan kembali buku, Adat Lamo Pusako Usang, itu penuh dengan makna, " kata Sekda.
Selanjutnya, poin-poin, isi buku yang diluncurkan, Batandang Ayo, Duduk Nyasat, mutu Unding, Nentun Malom, Blek Endam, Duduk Nikah, Balik Makam, Pergi Ngulai, Anta Tuo, Kato Bejawab Gayung Basmbut, Nganta Pangulok, Jemput Laki, Ngenengah Hidang.
Itupun juga telah disaksikan, para tokoh yang hadir, dari Adat 60 Segalo batin, Lembaga Adat Melayu Kecamatan Tabir. (Lik)
Menurutnya, selama adat Tabir adalah pusako yang dijaga para ninek mamak terdahulu.
Tapi pusako itu usang seketikan, tidak dibentuk pengurusan kembali. Maka para adat tabir kembali masa kejayaan ninek mamak dahulu.
Hal itu disampaikan, Datuk Abdullah Sani, sebagai Lembangan Adat Melayu (LAM), meminta tokoh muda Muhammad Zen, mengatifkan kembali.
"Kita bangga kepada anak panakan kita Muhammad Zen, yang mau membangkitkan adat lamo pusako usang, karena selamo itu bisa dikatakan mati surit tampa adanya pengerak, " ungkpa Ninek Mamak Abdullah Sani sabtu (17/9).
Lanjut Sani, selama ini kampung kita tabir, marak narkoba, perampokan, maling sampai persilungkuhan ikut juga marak.
Artinya, kata Sani, saat ini, kampung kito dari mudik sampai ke ilir, sekarang mulai tidak aman lagi.
"Sekarang siapa yang bisa mencegah, mulai dari narkoba, perampokan, maling dan persilingkuhan. Maka bangkitlah kita adat melayu kita, " pintanya.
Terpisah, Sekda Merangin Sibawaihi, juga tampak hadir dalam penyampain permasalah adat sudah lama hilang ini.
"Kita dukung adat ini hidupkan kembali, tapi bahaso rantau panjang seperti, kahut (tidak ada apa-apa), Kahoi (Nak Iluk) harus tetap dipertahankan juga, karena itu adalah ciri kas daerah kita tinggal, " pesan Sekda Sibawaihi, dipanggil bang Bawai ini.
"Dan kami bangga atas diluncurkan kembali buku, Adat Lamo Pusako Usang, itu penuh dengan makna, " kata Sekda.
Selanjutnya, poin-poin, isi buku yang diluncurkan, Batandang Ayo, Duduk Nyasat, mutu Unding, Nentun Malom, Blek Endam, Duduk Nikah, Balik Makam, Pergi Ngulai, Anta Tuo, Kato Bejawab Gayung Basmbut, Nganta Pangulok, Jemput Laki, Ngenengah Hidang.
Itupun juga telah disaksikan, para tokoh yang hadir, dari Adat 60 Segalo batin, Lembaga Adat Melayu Kecamatan Tabir. (Lik)

