Militan ISIS Eksekusi Ibunya Sendiri
![]() |
(Foto:Ilustrasi) |
Jakarta -
Seorang militan ISIS dikabarkan mengeksekusi mati
ibunya sendiri di hadapan ratusan orang di Raqqa, Suriah, daerah yang
dianggap sebagai ibu kota de facto dari kekhalifahan kelompok militan
tersebut.
Menurut laporan lembaga Syrian Observatory for Human Rights yang dirujuk CNN, ibu tersebut dieksekusi di depan gedung kantor pos di Al-Raqqa, tempat di mana ia bekerja.
Menurut laporan lembaga Syrian Observatory for Human Rights yang dirujuk CNN, ibu tersebut dieksekusi di depan gedung kantor pos di Al-Raqqa, tempat di mana ia bekerja.
|
Semua sumber lembaga tersebut satu suara bahwa ibu itu dieksekusi dengan
alasan, "Memaksa putranya untuk meninggalkan ISIS dan kabur bersama ke
luar Al-Raqqah dan bahwa koalisi [serangan udara] akan membunuh semua
anggota organisasi itu."
Anak berusia 20 tahun tersebut diduga langsung melapor ke ISIS. Kelompok militan tersebut lantas mengatakan bahwa ibunya itu murtad dan menahannya sebelum akhirnya dieksekusi sendiri oleh anaknya di hadapan ratusan orang.
Menurut Syrian Observatory for Human Rights, ibu yang berasal dari Kota al-Tabaqa tersebut berusia 40 tahunan. Namun, kelompok aktivis Raqqa is Being Slaughtered Silently melaporkan bahwa perempuan tersebut berusia 35 tahun.
CNN belum dapat melakukan konfirmasi secara independen mengenai laporan kedua kelompok pemerhati hak asasi manusia ini.
Namun, Syrian Observatory for Human Rights berhasil mendokumentasikan proses eksekusi ibu tersebut.
ISIS merupakan kelompok ekstremis yang kerap melakukan eksekusi dengan pemenggalan, penembakan massal, atau pembakaran. Mereka sering kali merekam proses eksekusi tersebut dan memamerkannya di jejaring sosial. (stu/cnnindoensia)
Anak berusia 20 tahun tersebut diduga langsung melapor ke ISIS. Kelompok militan tersebut lantas mengatakan bahwa ibunya itu murtad dan menahannya sebelum akhirnya dieksekusi sendiri oleh anaknya di hadapan ratusan orang.
Menurut Syrian Observatory for Human Rights, ibu yang berasal dari Kota al-Tabaqa tersebut berusia 40 tahunan. Namun, kelompok aktivis Raqqa is Being Slaughtered Silently melaporkan bahwa perempuan tersebut berusia 35 tahun.
CNN belum dapat melakukan konfirmasi secara independen mengenai laporan kedua kelompok pemerhati hak asasi manusia ini.
Namun, Syrian Observatory for Human Rights berhasil mendokumentasikan proses eksekusi ibu tersebut.
ISIS merupakan kelompok ekstremis yang kerap melakukan eksekusi dengan pemenggalan, penembakan massal, atau pembakaran. Mereka sering kali merekam proses eksekusi tersebut dan memamerkannya di jejaring sosial. (stu/cnnindoensia)