Eksodus Rusak Fasilitas Negara
The Jambi Times - Merangin - Perusakan aset negara jembatan Sisin desa tuo Lembah Masurai, pemuda
luhak 16 minta penegak hukum secepat memproses ke jalur hukum.
Pasalnya, perusakan jembatan tersebut adanya tuntutan warga pendatang meminta pihak pemerintah mengeluarkan KTP dan KK.
Pasalnya, perusakan jembatan tersebut adanya tuntutan warga pendatang meminta pihak pemerintah mengeluarkan KTP dan KK.
Karena
kecewa maka warga pendatang memblokir jembatan sisin, memcabut besi
jembatan sebelah kana dari bangko menuju jangkat dan mengelas di tengah
jalan.
Albert Trisman, aktivis FMM Merangin, tokoh pemuda Luhak 16, sangat menyayangkan tindakan dari pihak pendatang, telah berani merusak jembatan.
Padahal jembatan tersebut itu, dibangun dari uang rakyat, buka uang prabadi. Maka dari pun dia mengatakan jika memang ada perusakan tentu kami sangat tidak terima.
"Itu aksi premanisme, aksi itu jelas telah nerugikan masyarakat kami, ini tidak bisa ditolerir lagi. Silahkan Menagih janji kepemerintah, tapi jangan masyarakat kami yang dirugikan. Ini tidak bisa dibiarkan Kami akan melakukan perlawanan, apapun akan kami lakukan demi kedamaian dan ketentraman kehidupan masyarakat kami," tegas Albert senin (4/1).
"Dulu saya sudah berulang kali sampaikan ke pemerintah jangan plin plan dalam penyelesaian masalah yang ada di sei tebal. Pemerintah juga harus memikirkan kenyamanan masyarakat lokal , kalau tidak maka akan menjadi BOM waktu terciptanya konflik yang tak terbendung, " tegasnya lagi.
Bukan hanya Alber, salah tokoh pemuda terbaik luhak 16 Hasan Mabruri (Bohok) juga Sekretaris KNPI provinsi Jambi, bahwa sudah ratusan bahkan ribuan tahun masyarakat lokal bermukim dikawasan itu, masyarakat merasa nyaman, tapi kini, kenyamanan itu telah hilang.
"Aparat jangan diam, pengrusakan harus diproses secara hukum, jika tindakan ini terus dibiarkan, berarti membuka ruang bagi masyarakat lain untuk ikut melanggar hukum,"tambahnya.
Bohok Juga menegaskan kepada pemuda luhak 16, jika ini dibiarkan maka kita harus melakukan Perlawanan atas Aksi pemblokiran jalan pengrusakan fasilitas umum yang dilakukan warga pendatang.
"Mereka itu (pendatang-red), jangan semena mena. Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, ini tanah kelahiran kita, ini kampung kita, jika diam maka kita akan tertidas, " tegasnya dengan nada keras. (Lik)
Albert Trisman, aktivis FMM Merangin, tokoh pemuda Luhak 16, sangat menyayangkan tindakan dari pihak pendatang, telah berani merusak jembatan.
Padahal jembatan tersebut itu, dibangun dari uang rakyat, buka uang prabadi. Maka dari pun dia mengatakan jika memang ada perusakan tentu kami sangat tidak terima.
"Itu aksi premanisme, aksi itu jelas telah nerugikan masyarakat kami, ini tidak bisa ditolerir lagi. Silahkan Menagih janji kepemerintah, tapi jangan masyarakat kami yang dirugikan. Ini tidak bisa dibiarkan Kami akan melakukan perlawanan, apapun akan kami lakukan demi kedamaian dan ketentraman kehidupan masyarakat kami," tegas Albert senin (4/1).
"Dulu saya sudah berulang kali sampaikan ke pemerintah jangan plin plan dalam penyelesaian masalah yang ada di sei tebal. Pemerintah juga harus memikirkan kenyamanan masyarakat lokal , kalau tidak maka akan menjadi BOM waktu terciptanya konflik yang tak terbendung, " tegasnya lagi.
Bukan hanya Alber, salah tokoh pemuda terbaik luhak 16 Hasan Mabruri (Bohok) juga Sekretaris KNPI provinsi Jambi, bahwa sudah ratusan bahkan ribuan tahun masyarakat lokal bermukim dikawasan itu, masyarakat merasa nyaman, tapi kini, kenyamanan itu telah hilang.
"Aparat jangan diam, pengrusakan harus diproses secara hukum, jika tindakan ini terus dibiarkan, berarti membuka ruang bagi masyarakat lain untuk ikut melanggar hukum,"tambahnya.
Bohok Juga menegaskan kepada pemuda luhak 16, jika ini dibiarkan maka kita harus melakukan Perlawanan atas Aksi pemblokiran jalan pengrusakan fasilitas umum yang dilakukan warga pendatang.
"Mereka itu (pendatang-red), jangan semena mena. Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, ini tanah kelahiran kita, ini kampung kita, jika diam maka kita akan tertidas, " tegasnya dengan nada keras. (Lik)