SAD Bentrok Dengan Warga Di Merangin
The Jambi Times - Merangin - Bentrok kembali terjadi anatara warga dengan Suku Anak Dalam (SAD). Yang
sebelumnya bentrok terjadi akibat buah kepayang di Desa Malako Intan Kecamatan
Tebo Ulu, kali ini bentrok terjadi di daerah Kecamatan Muaro Tabir, warga tiga
desa yaitu Desa Pintas Tuo, Embacang Gedang, dan Bangko Pintas dengan SAD, Sabtu
(13/9) sekitar pukul 10.30 Wib.
Akibat kejadian tersebut, Sekolah (20) warga SAD asal SPI Sarolangun mengalami luka tusuk dibagian perut. Selain itu juga, beberapa pondok tempat tinggal dan lima Buah motor SAD hangus terbakar akibat amukan warga.
Dari informasi yang dirangkum dari berbagai sumber, bentrokan berawal dari adanya kecelakan sepeda motor antara warga Desa Pintas Tuo dengan warga SAD sekitar jam 07.30 WIB, di jalan Pasar Pintas Tuo . Warga pintas Tuo yang merasa telah melakukan kesalahan, berusaha untuk memberikan pertolongan dengan cara akan membawa berobat dan memberika uang Rp 100 ribu rupiah kepad SAD.
Namun, ajakan pengobatan tersebut ditolak oleh warga SAD, malah warga SAD enggan diobatkan dan meminta denda uang senilai Rp 10 juta. Karena warga tidak sanggup membayar, warga SAD kemudian menyandera sepeda motor milik warga tersebut. Sejurus kemudian, warga yang motornya disandera melaporkan kejadian tersebut kewarga lainnya, sontak warga lainnya geram dan berniat untuk mengambil sepeda motor yang disandera.
Warga gabungan tiga desa yakni, Pintas tuo, Embacag Gedang dan Bangko pintas berjumlah sekitar 300 orang merangsek masuk kehutan dilokasi pemukiman SAD. Setelah berhasil mengambil sepeda motor, ratusan warga kemudian merusak pondok-pondok milik SAD.
Akibat kejadian tersebut, Sekolah (20) warga SAD asal SPI Sarolangun mengalami luka tusuk dibagian perut. Selain itu juga, beberapa pondok tempat tinggal dan lima Buah motor SAD hangus terbakar akibat amukan warga.
Dari informasi yang dirangkum dari berbagai sumber, bentrokan berawal dari adanya kecelakan sepeda motor antara warga Desa Pintas Tuo dengan warga SAD sekitar jam 07.30 WIB, di jalan Pasar Pintas Tuo . Warga pintas Tuo yang merasa telah melakukan kesalahan, berusaha untuk memberikan pertolongan dengan cara akan membawa berobat dan memberika uang Rp 100 ribu rupiah kepad SAD.
Namun, ajakan pengobatan tersebut ditolak oleh warga SAD, malah warga SAD enggan diobatkan dan meminta denda uang senilai Rp 10 juta. Karena warga tidak sanggup membayar, warga SAD kemudian menyandera sepeda motor milik warga tersebut. Sejurus kemudian, warga yang motornya disandera melaporkan kejadian tersebut kewarga lainnya, sontak warga lainnya geram dan berniat untuk mengambil sepeda motor yang disandera.
Warga gabungan tiga desa yakni, Pintas tuo, Embacag Gedang dan Bangko pintas berjumlah sekitar 300 orang merangsek masuk kehutan dilokasi pemukiman SAD. Setelah berhasil mengambil sepeda motor, ratusan warga kemudian merusak pondok-pondok milik SAD.
"10
pondok milik SAD dirusak dan lima sepeda motor dibakar massa. Beruntung saat
warga datang, warga SAD sudah tidak ada ditempat, sehingga tidak ada terjadi
bentrokan," terang warga yang enggan disebutkan namanya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kasat reskrim Polres tebo, AKP RidwanHutagaol.
“benar, warga tiga desa di Kecamatan Muara Tabir yaitu Pintas Tua, Embacang
Gedang, dan Bangko Pintas terlibat bentrok dengan SAD,” singkat Hutagaol.
Hutagaol juga mengatakan bahwa akibat keajdian terebut beberapa pondok pemukiman dan lima buah motor milik SAD dibakar oleh warga. Dan malahan seorang warga SAD mengalami luka tusuk dibagian perut akibat bentrok.
“Dalam bentrok tersebut, beberapa pondok pemukiman dan lima buah motor milik SAD dibakar, sedangkan satu warga SAD kena luka tusuk dibagian perut” ujar Hutagaol. (peta/bln)
Hutagaol juga mengatakan bahwa akibat keajdian terebut beberapa pondok pemukiman dan lima buah motor milik SAD dibakar oleh warga. Dan malahan seorang warga SAD mengalami luka tusuk dibagian perut akibat bentrok.
“Dalam bentrok tersebut, beberapa pondok pemukiman dan lima buah motor milik SAD dibakar, sedangkan satu warga SAD kena luka tusuk dibagian perut” ujar Hutagaol. (peta/bln)