Sepanjang 2013, 34 Tahanan Tewas di Kantor Polisi
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, mengatakan sebanyak 18 tahanan yang tewas dicurigai keluarganya akibat dianiaya polisi karena luka-luka di sekujur tubuhnya.
Selain itu, 10 tahanan tewas akibat gantung diri, dua tahanan jatuh dari lantai atas, dan empat tahanan tewas karena sakit. Lima di antara tahanan yang tewas ternyata baru beberapa jam ditangkap dan dijebloskan ke dalam sel dengan wajah dan tubuhnya sudah lebam.
Lebih lanjut Neta menjelaskan, Polda yang paling banyak tahanannya tewas adalah Jawa Barat sebanyak enam tahanan. Polda Metro Jaya lima tahanan, Jawa Timur 5 tahanan, Riau 4 tahanan, Jawa Tengah dan Aceh masing-masing tiga tahanan, Sumatera Selatan dua tahanan, sementara Sumatera Utara, Sulawesi Tenggara, NTB, Bengkulu, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Sumatera Barat masing-masing satu tahanan tewas.
Kata Neta, banyaknya tahanan polisi yang tewas tak terlepas dari empat hal. Pertama, sikap sebagian polisi yang masih suka mengedepankan kekerasan. "Sering kali kekerasan dianggap sebagai jalan ampuh untuk mendapat pengakuan tersangka," tutur Neta dalam siaran persnya, Minggu (29/12/2013).
Kedua, polisi sering kurang tanggap terhadap tahanan yang sakit hingga tewas di sel. Ketiga, pengawas dan pembinaan di tahanan masih buruk hingga membuat tahanan kerap mengambil jalan pintas, bunuh diri.
Keempat, tidak jarang, tersangka yang menurut aturan boleh tidak ditahan namun dipaksakan untuk ditahan.
Ke depan kondisi ini perlu diperbaiki Polri. Untuk menekan angka kematian tahanan, pimpinan kepolisian, seperti kapolsek, kapolres maupun kapolda harus punya kepedulian untuk mengawasi sistem pembinaan tahanan di lingkungannya agar anak buah tidak berbuat seenaknya terhadap tahanan," tutupnya. (sus)
okezone
