GM Sudah Tua, TEMPO Jangan Hanya Urus Jilbab Hitam. Kenanglah Kebersamaan di Masa Lalu ketika Berjuang
Tahun 1994, Majalah TEMPO dibredel. Adalah Rizal Ramli PhD (teknokrat senior, mantan menko ekuin), Prof. Dr.Adnan Buyung Nasution (advokat senior), Gus Dur/Cak Nur, Eros Jarot, Semsar Siahaan, YLBHI, Aktivis Kelompok Cipayung (GMNI, HMI, PMII,PMKRI, GMKI), aktivis muda Nahdlatul Ulama (nahdliyin), Yayasan Pijar, aktivs Forum Demokrasi, para wartawan, LSM dan seterusnya, berkumpul dan sepakat bergerak mendemo membela TEMPO, melawan kekejian rezim Soeharto. Kami masih ingat, Bang Buyung dan Rizal Ramli dll mengumpulkan anak anak muda untuk bergerak dari YLBHI, Diponegoro Jakarta. ‘’TEMPO, kenanglah,apresiasilah mereka yang berkorban untuk kebebasan dan demokrasi.Kenanglah pula para korban tragedi 1998, yang berkorban untuk demokrasi dan kebebasan, TEMPO jangan hanya urus Jilbab Hitam.’’ Kini TEMPO disentil JILBAB HITAM sudah heboh, tapi Tak ada kaum aktivis dan kelas menengah serta kaum terpelajar yang Membela TEMPO, kecuali segelintir awak Tempo dan pembaca. JIlbab Hitam itu, apalah, anggap anonim sampah.
Sudah jadi gunjingan publik dan kelas menengah dan kaum terpelajar bahwa mantan demonstran ITB Dr Rizal Ramli (RR) dijauhi TEMPO karena Goenawan Mohamad (GM) kecewa pada RR dan kelompoknya, karena Sri Mulyani dan Boediono dikoreksi Rizal Ramli demi mencari kebenaran dan keadilan soal kasus Century. TEMPO jangan hanya bela Sri Mulyani (SMI)! Publik bakal menilai busuk kalau TEMPO berpihak ke SMI dan Boediono, ingat persepsi publik soal Tempo itu penting, bacalah serangan berbagai pihak yang anti-Tempo. maupun yang pro-Tempo, agar Tempo tidak dicurigai dan dipersepsikan publik sebagai ''bermuka janus'', ''maling teriak maling'', jahiliyah, hipokrit dan seterusnya. Harus ada checks and balances dalam Tempo sendiri.
Gus Dur, Cak Nur, Rizal Ramli dan Bang Buyung dan Hariman Siregar, dan para tokoh GMNI seperti Bondan Gunawan dan Suko Sudarso dan pihak lainnya, sudah berbuat bagi kebebasan dan demokrasi melawan kezaliman Orde Baru itu, membela Tempo juga. TEMPO dan GM jangan hanya perduli Jilbab Hitam, apalah itu.
Ada baiknya, awak TEMPO mengenang kembali ‘’gerakan perlawanan’’ atas pembredelan kebebasan pers itu sebagai renungan bagi TEMPO dalam menjawab tudingan Jilbab Hitam yang menggemparkan publik justru karena respon awak TEMPO sendiri yang berlebihan.
Tahun 1994, ketika Tempo dibredel, ada beberapa aktivis yang patah tangan, kaki dan jari-jemarinya. Teman-teman GMNI, HMI dan PMII/nahdliyin pada kena popor bedil, patah jemari tangan dan luka fisik lainnya, dan tokoh Malari dr Hariman Siregar yang membantu membiayai pengobatan, bersama kalangan senior lainnya seperti Ir.Bondan Gunawan,Rizal Ramli dan Suko Sudarso dan para tokoh lain yang tak mungkin disebut semua, melalui jaringan mereka. Kami adalah anak pergerakan yang ikut berdemo melawan rezim yang membredel TEMPO, kami tahu semua itu. Dan ingat, TEMPO tak boleh besar kepala karena melayani Sri Mulyani, Boediono, Amerika dan konco-konconya. GM itu harus diingatkan, temannya tak banyak, kecuali Ciputra, Arifin Panigoro, bule-bule dan TUK,Salihara, apalah itu. TEMPO dan GM harus bersama publik dan kelompok-kelompok strategis dari golongan manapun, membangun silaturahmi dan persaudaraan yang luas, seluas samudera.
Kritik Trio Macan soal suap bagi Tempo harus jadi koreksi, bekal mawas diri dan introspeksi serta tak ngeles melulu. Sudahlah, kalian juga manusia, kalian mungkin ada yang doyan ''puah rasuah'' juga ! Bacalah tulisan di Kompasiana ini:
Sesungguhnya apa sih yang membuat Bos TEMPO kelabakan ketika dituding terlibat mafia pemerasan kepada pihak-pihak bermasalah? Sedemikian paniknya Bos TEMPO melayani postingan blog yang ditulis oleh akun @Jilbab Hitam. Sehingga terkesan ada apa-apanya antara mahluk halus @Jilbab hitam dengan managemen Tempo Grup . Padahal, belakangan ini wartawan senior dan Pemred TEMPO dituduh Trio Macan (http://www.rimanews.com/read/20131115/126707/inilah-tudingan-suaprasuah-...), dituduh makan suap sekian milyar Rupiah oleh akun @Triomacan2000 melalui twitter, tapi mereka bisa merem, malah tentrem-ayem.
Apa bedanya?Bila masalahnya reputasi dan perkara hukum, apa susahnya menangkis Admin @Triomacan2000? Salah satu Adminnya nongkrong di blog Kompasiana dengan nama jelas. Justru, @Jilbab Hitam yang kagak jelas rupa dan alamatnya malah diuber-uber dengan banjir berita tangkisan di lapak Tempo.
Inikah solidaritas korp wartawan? Bisa jadi. Karena dalam tulisan Jilbab Hitam bukan hanya menuding CEO Tempo Bambang Harimurti. Keseret pula nama-nama media masa lain serta personil lain. Misalnya, simak saja nama-nama di bawah ini yang dituding oleh Jilbab Hitam, sesuai kalimat yang ditulisnya sendiriseperti yang di langsir rimanews (diposting ulang di situs Kaskus. Tempo, amanahlah. (AG/KCM/Tmp/Rm/mailing list dari pembaca)