M Nasir Minta Doa Jamaah Masjid Sebelum Dipanggil Jokowi
The Jambi Times - Semarang - Muhammad Nasir yang ditunjuk sebagai Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sempat minta doa restu jamaah masjid di sekitar tempat tinggalnya di Kota Semarang, Jawa Tengah.
"Kemarin (Sabtu, 25 Oktober) saat salat Magrib, saya ketemu beliau
(Nasir-red). Saya ucapkan selamat, para jamaah lain juga ikut memberi
selamat," kata Suwarno, tetangga Nasir, di Semarang, Jawa Tengah, Minggu
(26/10/2014).
Suwarno (56) adalah Ketua RT 3/RW I, Kelurahan Bulusan, Kecamatan
Tembalang, Semarang, tempat tinggal Rektor Universitas Diponegoro
terpilih itu di Jalan Gondang Barat IV Nomor 20, Tembalang.
Saat mendapatkan ucapan selamat dari sejumlah warga yang kebetulan
mengikuti shalat berjamaah di masjid, kata dia, Nasir dengan nada
merendah mengatakan belum ada keputusan resmi dari Presiden.
"Namun, beliau bilang, 'ya, minta doanya saja'. Saya tahunya Pak
Nasir masuk daftar calon menteri ya dari koran, dari TV," katanya,
sembari menonton siaran televisi.
Kepada para jamaah masjid, Suwarno mengatakan Nasir juga sempat
mengatakan bahwa pada Minggu pagi akan berangkat ke Jakarta, tetapi
tidak menjelaskan keperluannya datang ke Ibu Kota.
Pria yang baru dua tahun menjabat Ketua RT itu juga menyempatkan
menonton siaran langsung televisi agar tak melewatkan pengumuman kabinet
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Saya sudah nunggu 'TV dari pukul 15.30 WIB tadi, Alhamdulillah Pak
Nasir jadi (menteri-red.)," katanya, saat melihat nama Nasir masuk dalam
jajaran kabinet pemerintahan Jokowi-JK.
Suwarno mengaku senang sekali karena salah satu warganya terpilih
sebagai menteri dalam kabinet Jokowi-JK, serta berharap Nasir bisa
menjalankan tugas dan amanah yang diberikan dengan baik.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan kabinet
pemerintahannya yang akan bekerja selama lima tahun mendatang dengan
nama 'Kabinet Kerja', dan M Nasir termasuk salah satu menterinya.
Nasir ditunjuk sebagai Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi menggantikan Gusti Muhammad Hatta yang menjabat Menristek pada
Kabinet Indonesia Bersatu II era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY).
Pria kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 27 Juni 1960 itu, dikenal beberapa
kalangan sebagai ahli di bidang anggaran dan pernah mengkritisi sistem
penganggaran berbasis kinerja karena kenyataannya sulit dilakukan.
Ayah tiga anak itu sebelumnya terpilih sebagai Rektor Undip periode
2014-2018 dalam pemilihan rektor yang sedianya bakal menggantikan Prof
Sudharto P Hadi, rektor Undip periode sebelumnya.
Dari berbagai sumber disebutkan, pendidikan Nasir, antara lain S1-nya
di Undip, S2-nya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dan
meraih gelar PhD-nya di University Sains Malaysia tahun 2004.(put/okzn)