Damai Dunia Pasti Damai Akhirat
TERKADANG hati, pikiran dan mulut tidak sinkron sejalan sehingga yang mana ungkapan hati, pikiran dan ucapan pun kita tidak tahu.
Sehingga yang terjadi adalah nafsu yang berlebih dan akhirnya hilang kontrol, hilang kendali. Disinilah timbul bencana yang namanya 'Penyakit'.
Hobi ngurus dan iri dengan 'selera' atau 'keinginan' orang lain itu adalah salah satu penyakit yang merusak sendi kehidupan.
Apalagi terkait agama, jika tidak sama dengan selera dirinya maka dianggap tidak benar dan ajaran itu salah.
Coba kita untuk berkata bahwa yang kita lakukan ini belum tentu benar sehingga kita menyadari bahwa kita belum tentu mendekati sempurna.
Dengan catatan tidak boleh mengajak, apalagi memaksa orang lain bahwa agama ku ini sudah yang paling benar.
Terkecuali panggilan hati kecil.
Tapi ingat jika terpanggil dari hati kecil itu pun juga ada syaratnya. Jangan main masuk, main ikut-ikutan tanpa dipelajari terlebih dulu melalui yang namanya ILMU.
ISLAM banyak sekali golongan, aliran, mazhab dan lain-lain nya.Begitu juga yang ada di luar Islam.
Jadi yang mana yang paling benar. Karena semua golongan itu paling benar dan tidak mau disalahkan.
Jika kembali kepada selera mungkin bisa di anggap damai.
Ada yang mengakui bahwa aku memiliki selera atau keinginan.
"Selera aku golongan sufi"
Ada juga yang mengatakan...
"Selera aku golongan Tarekat Naqsabandiyah"
"Selera aku Muhammadyah"
"Selera aku NU"
"Aku Jamaah Tablig"
Selera aku mayoritas yaitu yang ada ditengah masyarakat"
*Selera aku minoritas"
dan "selera aku pake qunut, kamu tidak" dan masih banyak lagi perbedaan yang besar atau pun yang kecil yang tidak pernah berakhir.
Dan masih banyak lagi selera sebanyak bahkan lebih dari 73 golongan.
Semua selera mereka diatas itu ingin masuk 'SURGA'.
"hal ini merupakan akhir dari perjalanan hidup di DUNIA",katanya.
Jangan ribut dan jangan nganggu selera orang lain, kembalikan kepada masing-masing keinginan.
Ingat, selera itu bukan saja ada di agama, di hal lain pun banyak.
Ayo silahkan makan hidangan nya sesuai selera, begitukan!
Dan jangan makan atau menganggu keinginan orang, jika kita mau 'DAMAI'.
Jangan saling sikat dan juga jangan saling menyalahi. Kembalikan keinginan masing-masing itu kepada pribadi nya masing-masing.
Makanya jangan menganggu keinginan orang lagi, pokoknya saling diam dan saling maklum, itu merupakan kunci dari arti 'DAMAI'.
Damai itu merupakan kebaikan yang sulit diciptakan jika kita hanya ikut-ikutan tanpa ILMU.
Masih ingat 'Doa Sapu Jagad'.
'Kebaikan dunia dan kebaikan akhirat'
Ini berarti jika baik di dunia pasti baik di akhirat.
Ibarat seperti:
Kita bercermin terlihat dua tubuh kita atau bayangan diri kita saat terkena pantulan sinar atau cahaya.
Gerak perbuatan kita selalu sama dan seragam antara diri kita di cermin dan bayangan.
Maka itu sesuai dengan maksud dari doa diatas. Untuk itu, hindari seperti temuan kasus di bawah ini:
" kamu orang kafir wajib di hukum penjara karena menistakan agama", kata si Fulan bin Fulan yang merasa bela agama.
"golongan A, golongan B dan golongan lain itu firqotun dholalah",kata sang ustadz di hadapan pengikutnya.
Apa yang terjadi pasca kasus diatas , yang terjadi adalah kegaduhan dan pecah belah antar umat beragama, jauh dari arti DAMAI dan KEBAIKAN.
Akhirnya Doa diatas itu tidak berarti lagi, antara gerak perbuatan hidup diri kita di cermin dan juga bayangan terlihat ada perbedaan.
Tangan kanan ke atas sedangkan di cermin dan bayangan tangan kita ke bawah.
Berarti ini tidak sinkron dengan gerak perbuatanya dan tidak sesuai apa yang di katakan dalam Doa Sapu Jagad diatas.
Kembalikan ke asalnya yaitu IMAN.
Jika sudah memahami secara menyeluruh maka terciptalah damai dunia dan damai di akhirat karena itu pasti membawa pesan bagi kita semua bahwa kebaikan dunia akhirat itu adalah awal nya 'PERBUATAN'.