News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Juber yang Ternetralkan

Juber yang Ternetralkan

Muhammad Juber bagai oase di tengah keringnya isu calon penantang Romi Hariyanto - Robby Nahliyansyah sang petahana. Gebrakannya mengumpulkan elit parpol di luar PAN Juni lalu di markas Golkar Tanjabtim harus diakui seperti babak baru gairah perlawanan pada Romi - Robby (R2).

Sebagai ketua DPD Golkar Tanjabtim, partai pemenang kedua setelah PAN, Juber dianggap pas untuk dijadikan patron perlawanan menghadapi R2. Apalagi pertemuan yang juga diikuti Gerindra, PDIP, Nasdem, PBB, Hanura bahkan PPP yang tak punya kursi hari itu benar - benar menghasilkan keputusan : Abdul Rasid - H Anwar, calon penantang R2 direkomendasikan. 

Entah apa sebabnya, nama H Anwar kemudian meredup. Harapan besar justru pada Juber. Apalagi di Pilgub Jambi, Cek Endra sang ketua DPD I Golkar resmi berpasangan dengan Ratu Munawwaroh. Ratu loncat dari PAN menjadi kader PDIP. Komposisi ini akan sejalan andai saja di Tanjabtim Juber berpasangan dengan Rasid yang mengantongi rekomendasi PDIP. Bahkan para pendukung opsi ini sudah menyiapkan jargon “Juara” Juber - Abdul Rasid. Semangat pendukung bergelora. Linimasa medsos banjir uploadan juara. Bahkan salah seorang kader Nasdem yang juga anggota dewan terang - terangan menyatakan siap mendukung juara melawan R2.

Tapi takdir berkata lain, di detik - detik akhir jelang pendaftaran R2 ke KPUD Jumat 4 September 2020; Golkar justru melabuhkan dukungan pada R2 mengikuti PAN dan Gerindra yang lebih dahulu bergabung. Boleh jadi Juber sudah memprediksi hal itu. Itu sebabnya mantan Wabup Tanjabtim tersebut justru mendorong Mustakim wakil ketua DPD Golkar Tanjabtim mendampingi Rasid. Setidaknya representasi Golkar masih ada. Toh siapa tau CE tergerak hati untuk menyetujui koalisi PDIP - Golkar. Juber pun akan leluasa berjuang untuk CE - Ratu sekaligus Rasid - Mustakim. 

Tentu saja keputusan akhir Golkar itu mengecewakan Rasid - Mustakim, begitu pula Juber. Beberapa postingan di akun Facebooknya, Juber menyiratkan bahwa keputusan itu benar - benar diluar kendalinya. Bahkan dia sampai sakit gigi akibat rekom Golkar ke R2 itu. Seolah ingin menegaskan bahwa dia tak pernah berubah mendukung Rasid - Mustakim. 

Sikap Juber ini tentu aneh. Sebagai tokoh politik yang dianggap matang, semestinya Juber tak perlu lah menjelaskan sesuatu yang tak perlu dia jelaskan. 

Para pendukung tentu lebih berharap Juber jadi kesatria. Misalnya, karena rekomendasi Golkar yang tak sesuai dengan aspirasinya, dengan tegas dia menyatakan mundur dari Golkar dan memilih tetap berada di barisan terdepan di medan perang melawan R2. 

Bukankah sejak pertemuan di markas Golkar lalu, Juber didaulat sebagai komandan perang. 

Tapi boleh jadi pula Juber memang tak bernyali untuk perang menghadapi R2. Sebagai ketua tim pemenangan R2 di Pilkada 2015 silam, Juber tahu persis kepiawaian timnya mengalahkan Digas (Dillah Hikmasari - Gatot Sumarto). 

Dugaan ini tidaklah berlebihan, logika sederhananya: Kalaulah dia yakin tentu dia yang maju dengan komposisi Juara tadi. Karena tak yakin itulah maka ia dorong Mustakim, kader Golkar yang paling tidak berisiko. 

Akan sulit mendorong Hasnibah, Dewi Sartika, Alam Bakri atau Saidina Hamzah. Mereka tak mau menanggung resiko PAW seperti ketakutan Juber. 

Dengan masuknya Golkar ke barisan R2, posisi Juber di Pilkada Tanjabtim kali ini seperti dinetralkan. Bagi R2 tak mudah memberi kepercayaan Juber mengurus medan perang. 

Bagitu pula bagi Rasid - Mustakim. Kegagahannya menawarkan diri sebagai panglima perang seakan lenyap dalam kabut abu - abu. Langkah klarifikasi Juber juga boleh jadi akan sia - sia di mata pendukungnya. 

Lagi pula sebagai tokoh agama Juber mungkin lupa wasiat Ali Bin Abi Thalib; Jangan pernah menjelaskan tentang dirimu sebab yang menyukaimu tak butuh itu dan yang membencimu tak kan percaya itu 
 
Sumber: The Jambi Times

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.