Sokong Penuh Program Jokowi-Ma’aruf Amin Wujudkan SDM Unggul Hingga Pelosok
The Jambi Times, JAKARTA | Dewan Ketahanan
Nasional (Wantannas) bersama Badan Komunikasi
Nasional Desa Se-Indonesia (BKNDI) akan turun langsung ke desa-desa, untuk
menyokong penuh Program Pemerintahan Joko Widodo-Ma’aruf Amin mewujudkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang unggul, demi Indonesia Maju.
Hal
itu ditegaskan, Brigjen TNI AD Made Datrawan, Pembantu Deputi Urusan
Perencanaan Kontijensi Deputi Politik dan Strategi Dewan Ketahanan Nasional (Depolstra
Wantannas) saat menggelar Pertemuan Khusus dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan Jajaran Dewan Pimpinan Pusat
Badan Komunikasi Nasional Desa Se-Indonesia (BKNDI), di Lantai 3, Kantor Dewan
Ketahanan Nasional (Wantannas), Jalan Medan
Merdeka Barat No15, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2019).
“Ibarat konsep gerilya, urusan Desa itu adalah ujung
tombak. Termasuk, pertahanan dan ketahanan itu ujung tombaknya di desa-desa.
Kita bersama BKNDI, akan turun langsung melaksanakan Program Pemerintahan
Jokowi-Ma’aruf Amin untuk SDM Unggul di desa-desa dan ke pelosok-pelosok Tanah
Air,” tutur Birgjen TNI Made Datrawan, usai pertemuan.
Bahkan, lanjutnya,
untuk memajukan Indonesia lebih baik lagi, pewujudan kesejahteraan itu harus
dimulai dari desa-desa.
Desa, dikatakan Made
Datrawan, merupakan miniatur Negara Indonesia. Desa-desa juga berbasis pangkal
perlawanan terhadap berbagai gangguan.
“Jadi, tiap desa
harus militan sesuai dengan potensinya. Membangun desa sesuai dengan basisnya.
Misalnya, desa yang agraris, dikembangkan dengan usaha-usaha agro, wisata
pedesaan, dan juga budaya setempat. Itu yang mesti kita lakukan juga di
desa-desa lainnya di seluruh Tanah Air,” bebernya.
Made Datrawan
menegaskan, setiap desa di Indonesia, memiliki kekhasannya masing-masing.
Kekhasan itu bisa dikembangkan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat desa
yang mumpuni. Sehingga, tidak hanya akan lestari kearifan lokalnya, namun juga
menjadi desa yang mampu mewujudkan kesejahteraan desa.
“Dan ketika itu
terjadi, ketahanan nasional juga akan semakin kokoh,” ujarnya.
Made Datrawan juga
menghimbau, penduduk desa yang mencari ilmu ke kota, ke luar negeri dan kemana
pun, hendaknya juga kembali ke desa, untuk mengubah mind set masyarakat desa yang selama ini masih sangat dikenal
dengan cara berpikir feodal.
“Memang, yang paling
sulit untuk diubah, dan hal yang pertama yang perlu dilakukan adalah mengubah
cara feodal yang masih mengakar di masyarakat desa-desa kita. Warga desa yang
terdidik, atau yang mencari ilmu di kota, hendaknya kembali dengan mengabdikan
ilmu yang baik bagi masyarakat desa,” jelas putra asli Bali ini.
Lebih lanjut, Made
Datrawan yang juga Pembina di Badan Komunikasi
Nasional Desa Se-Indonesia (BKNDI) itu, sangat menyayangkan masih bercokolnya
cara berpikir yang terkesan merendahkan harkat dan martabat masyarakat desa.
“Misalnya,
jika desanya mayoritas petani, sering kali petani dianggap sebelah mata. Seolah
petani itu pekerjaan hina. Sangat memprihatinkan cara pandang begitu. Potensi
desa sangat besar. Bahkan semua sumber pangan, sumber ekonomi dan juga
pengembangan industri yang menyejahterakan rakyat itu ada di desa-desa,”
paparnya lagi.
Untuk
itu, Made Datrawan juga mengajak Generasi
Millenial yang jumlahnya sangat besar saat ini, untuk berkemauan
mengembangkan desa-desanya. Termasuk, mengembangkan pendidikan dan pengembangan
keterampilan di desa.
“Seperti,
pengembangan pertanian dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mumpuni.
Perbanyak sekolah-sekolah pertanian, sekolah-sekolah pariwisata, atau
pendidikan-pendidikan vokasional, sekolah kejuruan, sesuai kebutuhan desa dan
potensinya,” imbuh Made Datrawan.
Selama ini,
dilanjutkan Made Datrawan, Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) juga sudah terjun
ke desa-desa. Dengan melaksanakan 8 Gatra, yang terdiri dari Pancagatra dan
Trigatra.
“Kita memiliki TNI
Manunggal Membangun Desa atau TMMD, yang rutin turun ke desa-desa. Desa-desa kita memang harus
dijaga dan dikembangkan lagi,” ujarnya.
Dari sisi pengembangan
perekonomian, Made Datrawan menegaskan, banyak potensi ekonomi desa yang belum
dilirik sebagai sumber penghasilan yang mumpuni. Seperti di Papua, pengolahan
sagu masih dilakukan dengan sangat tradisional.
Padahal, sagu
merupakan makanan pokok warga lokal, yang seharusnya bisa dikembangkan dengan
teknologi yang baik. Sehingga, sagu tidak hanya sebagai bahan makanan warga
lokal saja, namun bisa menjadi industri yang lebih bernilai ekonomi tinggi bagi
masyarakat desa.
“Industri sagu bisa
dilakukan di Papua. Untuk bahan makanan, kue dan juga produk bernilai ekonomi
tinggi lainnya. Ini yang juga harus dilakukan untuk mengembangkan desa di sana.
Jadi kearifan lokal itu sangat bagus untuk dikembangkan,” tutur Made.
Ketua Umum Badan Komunikasi Nasional Desa Se-Indonesia (BKNDI)
Isra A Sanaky menyampaikan, pihaknya akan mengawal terlaksananya Nawacita
Presiden Joko Widodo-Ma’aruf Amin hingga ke desa-desa.
Suksesnya
Indonesia, lanjut Isra, dapat diukur sejauh mana kesejahteraan dan kesuksesan
masyarakat desa, yang saat ini jumlah desa di Seluruh Indonesia mencapai 87
ribu desa.
“Kami
dan para kepala desa seluruh Indonesia, berkomitmen mengawal dan mewujudkan
Nawacita dan terwujudnya SDM Unggul Indonesia Maju di desa-desa,” ujar Isra A
Sanaky.
Pertemuan
yang digelar dengan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas), lanjut Isra, adalah
untuk bertukar pikiran, dan menajamkan sejumlah rencana aksi untuk desa yang
akan diilakukan bersama-sama.
Selain
itu, Isra A Sanaky menegaskan, Badan Komunikasi Nasional Desa Se-Indonesia
(BKNDI) tengah mempersiapkan Rapar Kordinasi Naional Desa (Rakornas Desa) yang
direncanakan akan dilakukan pada 27 Januari 2020 di Jakarta.
“Sekarang,
kita sedang menyusun materi, konsep dan action
plan yang akan kita lakukan sesuai Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil
Presiden Ma’aruf Amin,” ujarnya.
Sebelumnya,
Deputi Bidang Politik dan Strategi Dewan Ketahanan Nasional (Depolstra
Wantannas) Irjen Pol Sukma Edi Mulyono menyampaikan, rencana Rakonas Desa yang
akan digelar bersama BKNDI harus didukung penuh. Kegiatan itu sangat perlu
untuk mempersiapkan langkah selanjutya dalam rangka meujudkan SDM Unggul di
desa-desa.
Sebab,
dikatakan Irjen Pol Sukma Edi Mulyono, desa-desa di Indonesia yang mencapai 87
ribuan desa itu, sangat banyak dan luas. Karena itu, perlu upaya serius dan
terencana untuk mewujudkan itu semua.
“Karena,
tidak mungkin juga Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Wakil Presiden Ma’aruf
Amin keliling langsung ke semua desa-desa itu. Maka kita perlu bersinergi,
saling bekerjasama dan berkoordinasi. Kita doakan, rencana ini berjalan lancar
dan sukses,” tutur Irjen Pol Sukma Edi Mulyono.
Irjen
Pol Sukma Edi Mulyono juga mengaku telah menyampaikan sejumlah masukan dan
konsep yang bisa dikombinasikan untuk memperkuat pelaksanaan kegiatan Rakonas
Desa itu.
“Beberapa
masukan, kosep dan kegiatan sudah kami bahas dan sampaikan, untuk memperkuat
pelaksanaan rencana ini,” ujarnya.JON
Dewan Ketahanan
Nasional (Wantannas) bersama Badan Komunikasi
Nasional Desa Se-Indonesia (BKNDI) akan turun langsung ke desa-desa, untuk
menyokong penuh Program Pemerintahan Joko Widodo-Ma’aruf Amin mewujudkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang unggul, demi Indonesia Maju.
Hal
itu ditegaskan, Brigjen TNI AD Made Datrawan, Pembantu Deputi Urusan
Perencanaan Kontijensi Deputi Politik dan Strategi Dewan Ketahanan Nasional (Depolstra
Wantannas) saat menggelar Pertemuan Khusus dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan Jajaran Dewan Pimpinan Pusat
Badan Komunikasi Nasional Desa Se-Indonesia (BKNDI), di Lantai 3, Kantor Dewan
Ketahanan Nasional (Wantannas), Jalan Medan
Merdeka Barat No15, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2019).
“Ibarat konsep gerilya, urusan Desa itu adalah ujung
tombak. Termasuk, pertahanan dan ketahanan itu ujung tombaknya di desa-desa.
Kita bersama BKNDI, akan turun langsung melaksanakan Program Pemerintahan
Jokowi-Ma’aruf Amin untuk SDM Unggul di desa-desa dan ke pelosok-pelosok Tanah
Air,” tutur Birgjen TNI Made Datrawan, usai pertemuan.
Bahkan, lanjutnya,
untuk memajukan Indonesia lebih baik lagi, pewujudan kesejahteraan itu harus
dimulai dari desa-desa.
Desa, dikatakan Made
Datrawan, merupakan miniatur Negara Indonesia. Desa-desa juga berbasis pangkal
perlawanan terhadap berbagai gangguan.
“Jadi, tiap desa
harus militan sesuai dengan potensinya. Membangun desa sesuai dengan basisnya.
Misalnya, desa yang agraris, dikembangkan dengan usaha-usaha agro, wisata
pedesaan, dan juga budaya setempat. Itu yang mesti kita lakukan juga di
desa-desa lainnya di seluruh Tanah Air,” bebernya.
Made Datrawan
menegaskan, setiap desa di Indonesia, memiliki kekhasannya masing-masing.
Kekhasan itu bisa dikembangkan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat desa
yang mumpuni. Sehingga, tidak hanya akan lestari kearifan lokalnya, namun juga
menjadi desa yang mampu mewujudkan kesejahteraan desa.
“Dan ketika itu
terjadi, ketahanan nasional juga akan semakin kokoh,” ujarnya.
Made Datrawan juga
menghimbau, penduduk desa yang mencari ilmu ke kota, ke luar negeri dan kemana
pun, hendaknya juga kembali ke desa, untuk mengubah mind set masyarakat desa yang selama ini masih sangat dikenal
dengan cara berpikir feodal.
“Memang, yang paling
sulit untuk diubah, dan hal yang pertama yang perlu dilakukan adalah mengubah
cara feodal yang masih mengakar di masyarakat desa-desa kita. Warga desa yang
terdidik, atau yang mencari ilmu di kota, hendaknya kembali dengan mengabdikan
ilmu yang baik bagi masyarakat desa,” jelas putra asli Bali ini.
Lebih lanjut, Made
Datrawan yang juga Pembina di Badan Komunikasi
Nasional Desa Se-Indonesia (BKNDI) itu, sangat menyayangkan masih bercokolnya
cara berpikir yang terkesan merendahkan harkat dan martabat masyarakat desa.
“Misalnya,
jika desanya mayoritas petani, sering kali petani dianggap sebelah mata. Seolah
petani itu pekerjaan hina. Sangat memprihatinkan cara pandang begitu. Potensi
desa sangat besar. Bahkan semua sumber pangan, sumber ekonomi dan juga
pengembangan industri yang menyejahterakan rakyat itu ada di desa-desa,”
paparnya lagi.
Untuk
itu, Made Datrawan juga mengajak Generasi
Millenial yang jumlahnya sangat besar saat ini, untuk berkemauan
mengembangkan desa-desanya. Termasuk, mengembangkan pendidikan dan pengembangan
keterampilan di desa.
“Seperti,
pengembangan pertanian dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mumpuni.
Perbanyak sekolah-sekolah pertanian, sekolah-sekolah pariwisata, atau
pendidikan-pendidikan vokasional, sekolah kejuruan, sesuai kebutuhan desa dan
potensinya,” imbuh Made Datrawan.
Selama ini,
dilanjutkan Made Datrawan, Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) juga sudah terjun
ke desa-desa. Dengan melaksanakan 8 Gatra, yang terdiri dari Pancagatra dan
Trigatra.
“Kita memiliki TNI
Manunggal Membangun Desa atau TMMD, yang rutin turun ke desa-desa. Desa-desa kita memang harus
dijaga dan dikembangkan lagi,” ujarnya.
Dari sisi pengembangan
perekonomian, Made Datrawan menegaskan, banyak potensi ekonomi desa yang belum
dilirik sebagai sumber penghasilan yang mumpuni. Seperti di Papua, pengolahan
sagu masih dilakukan dengan sangat tradisional.
Padahal, sagu
merupakan makanan pokok warga lokal, yang seharusnya bisa dikembangkan dengan
teknologi yang baik. Sehingga, sagu tidak hanya sebagai bahan makanan warga
lokal saja, namun bisa menjadi industri yang lebih bernilai ekonomi tinggi bagi
masyarakat desa.
“Industri sagu bisa
dilakukan di Papua. Untuk bahan makanan, kue dan juga produk bernilai ekonomi
tinggi lainnya. Ini yang juga harus dilakukan untuk mengembangkan desa di sana.
Jadi kearifan lokal itu sangat bagus untuk dikembangkan,” tutur Made.
Ketua Umum Badan Komunikasi Nasional Desa Se-Indonesia (BKNDI)
Isra A Sanaky menyampaikan, pihaknya akan mengawal terlaksananya Nawacita
Presiden Joko Widodo-Ma’aruf Amin hingga ke desa-desa.
Suksesnya
Indonesia, lanjut Isra, dapat diukur sejauh mana kesejahteraan dan kesuksesan
masyarakat desa, yang saat ini jumlah desa di Seluruh Indonesia mencapai 87
ribu desa.
“Kami
dan para kepala desa seluruh Indonesia, berkomitmen mengawal dan mewujudkan
Nawacita dan terwujudnya SDM Unggul Indonesia Maju di desa-desa,” ujar Isra A
Sanaky.
Pertemuan
yang digelar dengan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas), lanjut Isra, adalah
untuk bertukar pikiran, dan menajamkan sejumlah rencana aksi untuk desa yang
akan diilakukan bersama-sama.
Selain
itu, Isra A Sanaky menegaskan, Badan Komunikasi Nasional Desa Se-Indonesia
(BKNDI) tengah mempersiapkan Rapar Kordinasi Naional Desa (Rakornas Desa) yang
direncanakan akan dilakukan pada 27 Januari 2020 di Jakarta.
“Sekarang,
kita sedang menyusun materi, konsep dan action
plan yang akan kita lakukan sesuai Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil
Presiden Ma’aruf Amin,” ujarnya.
Sebelumnya,
Deputi Bidang Politik dan Strategi Dewan Ketahanan Nasional (Depolstra
Wantannas) Irjen Pol Sukma Edi Mulyono menyampaikan, rencana Rakonas Desa yang
akan digelar bersama BKNDI harus didukung penuh. Kegiatan itu sangat perlu
untuk mempersiapkan langkah selanjutya dalam rangka meujudkan SDM Unggul di
desa-desa.
Sebab,
dikatakan Irjen Pol Sukma Edi Mulyono, desa-desa di Indonesia yang mencapai 87
ribuan desa itu, sangat banyak dan luas. Karena itu, perlu upaya serius dan
terencana untuk mewujudkan itu semua.
“Karena,
tidak mungkin juga Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Wakil Presiden Ma’aruf
Amin keliling langsung ke semua desa-desa itu. Maka kita perlu bersinergi,
saling bekerjasama dan berkoordinasi. Kita doakan, rencana ini berjalan lancar
dan sukses,” tutur Irjen Pol Sukma Edi Mulyono.
Irjen
Pol Sukma Edi Mulyono juga mengaku telah menyampaikan sejumlah masukan dan
konsep yang bisa dikombinasikan untuk memperkuat pelaksanaan kegiatan Rakonas
Desa itu.
“Beberapa
masukan, kosep dan kegiatan sudah kami bahas dan sampaikan, untuk memperkuat
pelaksanaan rencana ini,” ujarnya. (JON)