Geliat Kemah Pers Indonesia Pacu Denyut Kaldera Toba
The Jambi Times, TOBA | Panasnya
terik matahari di atas puncak bukit Hutaginjang tak juga mengurangi
sejuknya tiupan angin dingin yang membuat seluruh peserta Kemah Pers
Indonesia takjub mengawali kegiatan di areal hutan lindung kawasan
Geosite Kaldera Toba Kamis (14/11) pekan lalu. Pemandangan alam di
ketinggian 1650 kaki melatari luasnya Danau Toba dengan sederatan pulau
nan indah makin menambah semangat para wartawan dan pemimpin redaksi
dari berbagai media menjelajahi pengakuan UNESCO Global Geopark terhadap
Geopark Kaldera Toba.
Dari puncak bukit Huta
Ginjang peserta Kemah Pers Indonesia mulai berselancar dengan kamera
masing-masing merekam keindahan alam Geosite tertinggi dari 19 Geosite
yang terdapat di Geopark Kaldera Toba. Geliat Kemah Pers Indonesia mulai
memacu denyut Kaldera Toba agar bisa mendunia lewat jejaring media.
Berlanjut
ke Pulau Wisata Sibandang, peserta dan pejabat Muspida Provinsi
Sumatera Utara dan Kabupaten Tapanuli Utara disambut hangat warga
setempat. Acara pembukaan yang dihadiri sederet pejabat dari Provinsi
Sumut dan Kabupaten Tapanuli Utara menandakan Kemah Pers Indonesia
diakui dan didukung penuh oleh pemerintah setempat. Diantaranya hadir
Kepala Dinas Kominfo Provinsi Sumatera Utara Muhammad Ayub mewakili
Gubernur Sumatera Utara, Bupati Tapanuli Utara yang diwakili Asisten 1
Setkab Parsaoran Hutagalung, General Manager Pengelola Kaldera Toba yang
diwakili Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Utara Unggul Sitanggang,
Kepala Dinas Pariwisata Tapanuli Utara, Kapolres Tapanuli Utara yang
diwakili AKP Benyamin Pakpahan, Dandim 0210 Mayor Armed Wasno, Camat
Muara Josua Napitupulu, dan sejumlah kepala desa.
Pemerintah
Kabupaten Tapanuli Utara bahkan secara resmi menyatakan menjadi
pendukung utama pelaksanaan kegiatan ini. Dukungan penuh pemerintah
daerah dalam pelaksanaan kegiatan Kemah Pers Indonesia ini membuktikan
legitimasi organisasi pers dan media massa di luar konstituen Dewan Pers
di daerah ini cukup menggembirakan.
Propaganda
Dewan Pers yang selama ini mendiskreditkan organisasi pers di luar
konstituen dan menuding ribuan media yang belum terverifikasi sebagai
media abal-abal justeru terbantahkan melalui kegiatan Kemah Pers
Indonesia ini. Serikat Pers Republik Indonesia menjawab propaganda
Dewan Pers tersebut dengan kegiatan berbasis kinerja. Inisiatif DPD SPRI
Provinsi Sumut menggelar kegiatan Kemah Pers Indonesia ini justeru
direspon sangat positif oleh pemerintah daerah. Bahkan sebagian besar
peserta yang hadir adalah wartawan dari media-media yang belum
terverifikasi Dewan Pers.
Dewan Pers boleh
saja sibuk dengan propagandanya menyebut media abal-abal yang belum
terverifikasi dilarang bekerja sama dengan pemerintah daerah. Kegiatan
Kemah Pers Indonesia membuktikan bahwa sebagian besar peserta yang
berasal dari media-media yang belum terverifikasi justeru malah berperan
aktif membantu pemerintah daerah melakukan promosi dan penyebaran
informasi mengenai potensi wisata daerah, khususnya Geosite Kaldera
Toba.
Propaganda Dewan Pers tidak berlaku dalam kegiatan
Kemah Pers Indonesia. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara justeru
menggandeng DPD SPRI dan media-media partner Kemah Pers Indonesia untuk
mempromosikan potensi Geosite Kaldera Toba. Bahkan saat pembukaan
berlangsung, Pemerintah Provinsi Sumatera utara melalui Kepala Dinas
Pariwisata menyatakan secara resmi akan melibatkan DPD SPRI dan jaringan
medianya untuk aktif terlibat dalam pelaksanaan Festival Danau Toba
pada bulan Desember ini.
Dukungan yang tak kalah
luar biasa datang dari Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan yang
menugaskan secara khusus Camat Muara Josua Napitupulu untuk mendampingi
seluruh rangkaian kegiatan Kemah Pers Indonesia dari pagi hingga malam
hari selama tiga hari berturut-turut.
Beberapa lokasi wisata
yang sempat dikunjungi peserta Kemah Pers Indonesia salah satunya adalah
Rumah Adat Batak di Pulau Sibandang. Sejumlah rumah adat asli berumur
ratusan tahun masih kokoh berdiri di tengah rumah-rumah penduduk
lainnya.
Peserta juga sempat mengunjungi
lokasi wisata Air Terjun Janji. Di lokasi ini peserta dilarang
mengucapkan kata-kata kotor. Dan konon ada sepasang pasutri yang sudah
sejak lama tidak bisa memiliki momongan, lalu membuat ikrar janji di
depan air terjun ini dan setelah beberapa bulan kemudian dikabarkan sang
isteri berhasil mengandung dan kemudian memiliki momongan.
Meninggalkan
keindahan air terjun Janji, rombongan peserta kemudian menyempatkan
diri mengunjungi pengrajin tenun kain songket. Menurut pengrajin di
sini, setiap kain tenun songket dapat diselesaikan selama kurang lebih 7
hari. Harga kain tenun songket buatan tangan ini berkisar satu hingga
dua juta rupiah.
Keindahan alam di lokasi
Geosite Spinsur juga tak luput dari kunjungan peserta Kemah Pers
Indonesia. Dipimpin langsung oleh Ketua Panitia Devis Karmoy, peserta
disuguhi pemandangan yang sungguh sangat memanjakan mata. Berlatar
pemandangan Danau Toba seolah terlukis alami oleh goresan pulau-pulau
yang melekat indah dibibir danau dari kejauhan.
Di
penghujung acara Kemah Pers Indonesia, peserta digiring ke rumah
pengasingan Presiden Pertama RI Soekarno untuk melihat-lihat situasi
ketika sang proklamator dulu pernah diasingkan di tempat ini.