LEMI PB HMI Selenggarakan Diskusi Publik
The Jambi Times, JAKARTA | Badan Koordinasi
Nasional Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa
Islam (Bakornas LEMI PB HMI) menyelenggarakan Diskusi Publik dengan tema 'Instabilitas
Negara, Dampaknya Terhadap Perekenomian' di hotel Alia, Cikini, Jakarta Pusat,
Jum'at (18/10).
Dalam diskusi tersebut menghadirkan pemateri yakni Bima
Yudhistira sebagai Ekonom Indef, Prof. Hoga Saragih sebagai Akademisi dari
Universitas Bakrie yang juga Alumni Lemhannas RI, Peni Rahmadani selaku Trainer
Pasar Modal Indoprimer Sekuritas, dan Kombes Pol Umar Dani sebagai Direktur
Bina Masyarakat Polda Metro Jaya yang mewakili Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol
Gatot Eddy Pramono.
Arven Marta selaku Direktur Eksekutif Bakornas LEMI PB HMI,
dalam sambutannya mengatakan bahwa jika melihat akhir-akhir ini Indonesia
mengalami kondisi instabil atau tidak stabil. "Ketidakstabilan negara ini
dapat kita lihat dari beberapa kerusuhan yang terjadi. Nah, ternyata kerusuhan
tersebut sangat berdampak kepada perekonomian. Contohnya saat kerusuhan pada
tanggal 24 September yang lalu, indeks harga saham gabungan langsung
anjlok," tambah Arven dihadapan peserta.
Sementara itu, Bima Yudhistira mengatakan tantangan ekonomi
kedepan sangat berat. "Tahun 2020 sampai 2021, perekonomian global
mengalami resesi dan itu berdampak kepada ketidakpastian ekonomi. Dampak resesi
ekonomi global pasti sampai ke Indonesia. Namun, bisa kita atasi selagi
keamanan negara stabil, karen itu merupakan prasyaratnya," tambah Bima.
Perihal keamanan, Kombes Pol Umar Dani berujar bahwa kepolisian
memerlukan kerjasama semua pihak untuk menciptakan kondisi keamanan yang
kondusif. "Memang tugas keamanan itu dilimpahkan kepada kepolisian sebagai
leading sector, tapi tanpa harus didukung oleh seluruh masyarakat, terutama
mahasiswa," tuturnya.
Disisi lain, Hoga Saragih dalam presentasinya lebih banyak
menyorot persolan perekenomian yang masih belum kuat di Indonesia.
"Padahal cita-cita bangsa yang termaktub dalam alinea keempat pembukaan
UUD 1945 seharusnya menjadi pegangan bagi pemgang kebijakan. Namun, Indonesia
tidak bisa mencapai cita-cita disebabkan pengaruh yang kuat dari dunia
internasional. Dunia internasional tidak suka kalau Indonesia menjadi negara
maju, karena merupakan ancaman bagi mereka," tambah Hoga.
Sedangkan, Peni Rahmadani dalam penyampaian materinya lebih
banyak menyinggung persoalan pasar modal dapat dijadikan sebagai aktivitas
perekonomian yang mampu mengangkat perekonomian. "Pasar modal merupakan
salah satu opsi untuk meningkatkan perekonomian. Namun, dengan catatan kondisi
keamanan stabil sehingga ada kepastian dalam sektor pasar modal tersebut,"
tutur Peni.(**)