Menteri Perdagangan Sajikan Inovasi di Hari Terakhir Wawancara
The Jmabi Times, JAKARTA | Hari terakhir penyelenggaraan presentasi dan wawancara Top 99 Inovasi
Pelayanan Publik 2019 dihadiri Menteri Perdagangan RI Enggartiasto
Lukita untuk mempresentasikan terobosan dari instansi yang dipimpinnya.
Selain menteri, para kepala daerah juga hadir untuk menampilkan
inovasinya dihadapan para Tim Panel Independen.
Di
hari ke-11 ini, diikuti oleh Kementerian Perdagangan, Pemerintah Kota
Ambon, Kota Bogor, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten
Klungkung, Kabupaten Bima, Kabupaten Ngada, dan Kabupaten Merauke.
Mereka menyajikan sebanyak 10 inovasi.
Presentasi
diawali oleh Pemerintah Kabupaten Badung dengan inovasi Badung Anti
Kantong Plastik (Batik), yang disampaikan Wakil Bupati Badung I Ketut
Suiasa. Dikatakan bahwa Batik menjadi gerakan pengurangan timbulan
sampah plastik melalui upaya preventif dengan mengurangi penggunaan
kantong plastik.
“Inovasi ini diterapkan
dengan mewujudkan kawasan-kawasan anti kantong plastik berbasis kearifan
lokal dengan melibatkan lembaga adat dan masyarakat adat serta melalui
aturan adat,” ujarnya dalam sesi presentasi dan wawancara Inovasi
Pelayanan Publik 2019, di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Selasa (16/07)
Masih
dari Kabupaten Badung, inovasi kedua berjudul Penentuan Area
Penangkapan Ikan (Fish GO). Bupati Badung I ketut Suisa mengatakan
Fish-GO merupakan inovasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Kabupaten Badung Pemerintah Kabupaten Badung. Fish GO merupakan aplikasi
berbasis android pada smart phone untuk menentukan area potensi
penangkapan ikan. Aplikasi ini dapat diakses oleh masyarakat umum dan
dirancang untuk mampu memenuhi kebutuhan ikan yang tinggi di Kabupaten
Badung khususnya, Provinsi Bali serta Wilayah Indonesia umumnya.
Presentasi
ketiga datang dari UPT Kesmas Sukawati 1 Dinas Kesehatan Pemerintah
Kabupaten Gianyar dengan inovasi Gerakan Semua Orang Mengkonsumsi Garam
Beryodium (Goyang Gayo). Disampaikan Asisten II Setda Kab Gianyar I Made
Suradnya, kegiatan yang dilakukan adalah Goyang Gayo kolaborasi dengan
PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga), Kampanye
Goyang Gayo, Menyediakan garam beryodium di Warung Desa dan membagikan
garam beryodium di posyandu.
Selanjutnya
inovasi Kring Sehat (KRIS) Dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten
Klungkung yang disampaikan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. Menurutnya
KRIS merupakan pelayanan Ambulan Gawat Darurat dengan fungsi membantu
transportasi rujukan bagi masyarakat kepulauan Nusa Penida yang
membutuhkan pelayanan transportasi rujukan ke rumah sakit dan masyarakat
Klungkung pada umumnya serta pelayanan kegawatdaruratan pra hospital.
Sesi
pertama ditutup oleh presentasi dari Menteri Perdagangan Enggartiasto
Lukita dengan inovasi Sistem Surat Keterangan Asal Indonesia (Suka
Indonesia). Menurutnya inovasi merupakan inovasi dari Direktorat
Jenderal Perdanganan Luar Negeri Kementerian Perdagangan. Suka Indonesia
menyediakan fasilitas informasi dan penerbitan Surat Keterangan Asal
(SKA) secara online.
“Inovasi ini dibuat agar
produk-produk ekspor Indonesia dapat bersaing di negara tujuan ekspor.
Selain itu, aksesibilitas penerbitan dan informasi SKA dapat lebih mudah
dinikmati dan dilakukan oleh semua kalangan masyarakat,” Jelasnya.
Pada
sesi kedua persentasi diawali pemaparan oleh Walikota Ambon Richard
Louhenapessy dengan inovasi Ambon City Of Music. Dijelaskan inovasi ini
bertujuan agar terciptanya modal Kreatif (creative capital) yang
melibatkan komunitas kreatif lokal (bottom-up), 5300 pelaku ekonomi
kreatif lainnya, 350 musisi, 780 Paduan Suara, 100 kelompok Hip-Hop, 650
Sanggar, 120 Akademisi, kemudian arena Kreatif (creative space) yang
menumbuh-kembangkan banyak kreativitas dan inovasi, dan pemampu
(enabler) berupa infrastruktur dan TIK, serta program pembangunan
pemerintah Kota Ambon berkaitan dengan kreativitas dan inovasi meliputi 1
Gedung Ambon Music Office, Jurusan Musik pada SMK 7 Ambon, 1 buah Pro
Recording Studio bertaraf Internasional di Kampus Unpatti dan Pusat
Dokumentasi Musik Nasional berbasis digital.
Selantunya
inovasi Sentuh Perempuan Dengan Sistem Informasi Warga (Simawar) yang
disampaikan oleh Bupati Bima Indah Damayanti. Dijelaskan bahwa Simawar
adalah sebuah sistem baru pelaksanaan Pelayanan Perlindungan dan
Pemberdayaan Perempuan yang didukung oleh sebuah aplikasi berbasis
android yang bermanfaat untuk memberikan pelayanan dan pengambilan
keputusan dalam bentuk pelaporan, informasi dan data. Aplikasi SIMAWAR
diperuntukkan bagi Masyarakat, Pemberi Layanan (kepolisian, aparat desa,
UPT puskesmas, UPT DP3AP2KB, Dinas Sosial,Satgas PPA Desa, Perempuan
Kepala Keluarga, dll) dan Instansi Perencana.
“Sentuh
Perempuan dengan SIMAWAR merupakan perpaduan metode pelaporan secara
proaktif dengan memberikan pelayanan jemput bola dengan tindakan
perlindungan dan disertai dengan upaya pemberdayaan yang responsif
gender,” katanya.
Inovasi selanjutnya datang
dari Pemerintah Kabupaten Ngada dengan inovasi PHBS Terintegrasi
Menyehatkan Ngada Mulai Dari Keluarga yang dipaparkan oleh Bupati Ngada
Paulus Soliwoa. Dikatakan bahwa PHBS Terintegrasi merupakan sebuah
gerakan terintegrasi yang memadukan program program PHBS, KADARZI Rumah
Sehat, KIA dan KB, Belkaga dan PIS-PK dalam satu kegiatan pengkajian
keluarga.
Selain program-program tersebut,
juga dilengkapi dengan data dukung seperti data kependudukan, pendidkan
dan pekerjan, hak politik, riwayat penyakit dan golongan darah. Data
hasil pengkajian dientri kedalam APL PHBS Terintegrasi, dan secara
automatic diolah menjadi informasi akurat berbentuk profil keluarga,
profil RT), Profil Desa/Kelurahan, Profil Kecamatan hingga Profil
Kabupaten. Informasi tersebut dapat digunakan oleh semua program dan
sektor sebagai dasar rencana intervensi kepada keluarga dan masyarakat.
PHBS Terintegrasi memungkinkan semua orang mengenali masalah kesehatan
secara by name by adress, dan by problem.
Selanjutnya
inovasi Sekolah Ibu yang disampaikan oleh Ketua TP PKK Kota Bogor Yane
Ardian dengan didampingi Walikota Bogor Bima Aria. Menurutnya SEKOLAH
IBU merupakan sebuah program yang dilatarbelakangi oleh maraknya
permasalahan sosial di tengah masyarakat, yaitu tingginya tingkat
perceraian, meningkatnya kasus KDRT, permasalahan sosial remaja seperti
tawuran, penyalahgunaan narkoba, geng motor, dan lain sebagainya.
Permasalahan tersebut berawal dari keluarga yang merupakan kumpulan
manusia dengan segala perilakunya, dan keluarga merupakan lingkungan
pertama yang mempengaruhi seseorang.
Oleh
karena itu diperlukan inovasi sosial guna peningkatan ketahanan keluarga
melalui proses pendidikan non formal bagi para ibu yang disebut dengan
SEKOLAH IBU, yang tahun 2016 merupakan rintisan “Gerbang Cinta Rumah
Aman dan Nyaman”, yang diinisiasi pelaksanaannya oleh Ketua Tim
Penggerak PKK (TP PKK) Kota Bogor. Kenapa ibu, dikarenakan ibu merupakan
sosok utama yang mampu melakukan banyak hal untuk kebutuhan anggota
keluarga sehingga memberikan keseimbangan dalam sebuah keluarga.
“Sekolah Ibu merupakan suatu bentuk kepedulian terhadap maraknya permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat,” ujarnya.
Sesi
Presentasi dan Wawancara Top 99 KIPP ditutup dengan inovasi Sistem
Pelayanan Tiga Puluh Detik (Simpatik) milik Pemerintah Kabupaten
Merauke. Pada kesempatan tersebut pemaparan disampaikan Wakil Bupati
Ngada Sularso, menurutnya Aplikasi Simpatik didesain sebagai pendukung
kerja Aparatur Kampung untuk mengatasi kesulitan dalam memanajemen data
serta melakukan pelayanan masyarakat. Aplikasi ini merubah tumpukan data
fisik menjadi basis data digital terstruktur dan dikelola dengan baik
untuk memudahkan pengkalsifikasian data secara cepat dan akurat.
Aplikasi
Simpatik juga bertujuan untuk merangsang ketertarikan Aparatur Kampung
untuk mau/sering menggunakan komputer. Melalui aplikasi yang mudah
dipahami, mudah dioperasionalkan serta sangat membantu dalam pelayanan
masyarakat tentu akan
merubah persepsi aparatur kampung
terhadap sistem kerja komputer sehingga terjadi peningkatan kualitas SDM
pada Aparatur Kampung Amun Kay yang akan berdampak pada meningkatnya
kualitas pelayanan masyarakat di kampung ini.
“Sistem
Pelayanan Masyarakat yang cepat dengan data akurat tentu memberikan
kemudahan bagi Aparatur Kampung dalam melakukan tugasnya serta
meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintahan Kampung
Amun Kay itu sendiri,” Pungkasnya. (byu/HUMAS MENPANRB)