Akumulasi PDB Peternakan 2015 – 2018 Meningkat Rp 18,2 Triliun
The Jambi Times, SURABAYA | Kinerja peternakan tercatat mengalami peningkatan signifikan selama
kurun waktu 2015 – 2018. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita menyampaikan
bahwa pada periode tersebut pertumbuhan produksi daging meningkat
sebesar 17,6 % per tahun, susu 8,5 % per tahun dan telur 17,5 % per
tahun. Ekspor produk peternakan pada periode yang sama juga meningkat
44,5 % per tahun.
"Akumulasi peningkatan
investasi dalam negeri usaha peternakan pada periode 2015-2018 juga
meningkat Rp 541,04 miliar. Sedangkan akumulasi PDB Sub Sektor
Peternakan pada periode yang sama juga meningkat sebesar Rp18,2 triliun,
dengan peningkatan dari 2017 ke 2018 sebesar 13,3% menjadi Rp 155,15
triliun," ungkap Ketut saat mewakili Menteri Pertanian membuka
Indolivestock 2019 Expo & Forum yang diselenggarakan pada tanggal
3-5 Juli 2019 di Grand City Convex, Surabaya, Selasa (3/7).
Kinerja
membanggakan lainnya yaitu terkait serapan tenaga kerja subsektor
peternakan yang mengalami pertumbuhan sebesar 22,27% atau 1,04 Juta
orang pada periode 2015-2018. Bahkan pada tahun 2018, sektor peternakan
berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 4.831.210 orang.
Untuk
produk-produk hewan tertentu, berdasarkan data hasil rakor supply
demand yang dipimpin Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pada
tahun 2018 Indonesia surplus daging ayam sebesar 517,8 ribu ton, dan
telur ayam ras surplus 26,1 ribu ton.
Secara
keseluruhan, pembangunan pertanian pada 4 tahun terakhir juga
menunjukkan capaian yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari penurunan
inflasi bahan makanan pada periode 2014-2018, dari 10,57% pada tahun
2014 menjadi 5,17 % pada tahun 2018. Bahkan pada tahun 2017 inflasi
bahan pangan mencapai angka terendah sepanjang sejarah, yaitu sebesar
1,26%.
Lanjut Ketut, nilai ekspor pertanian
juga meningkat, yaitu dari Rp 403,86 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp
499,30 triliun pada tahun 2018 atau meningkat 29,7% pada periode
2015-2018. Pada periode yang sama, dengan deregulasi yang dilakukan
Kementan, mendongkrak nilai investasi sektor pertanian sebesar 42,9%,
yaitu sebesar Rp 43,1 triliun rupiah pada tahun 2015 menjadi Rp 61,6
Trilyun rupiah pada tahun 2018.
Terkait Produk
Domestik Brutto (PDB) sektor pertanian, Ketut menggambarkan peningkatan
PDB dari 1.089,6 triliun rupiah pada tahun 2014 menjadi 1.463,9 triliun
rupiah pada tahun 2018, atau meningkat 34,35%.
Pada
periode yang sama, daya beli petani menguat dimana Nilai Tukar Petani
(NTP) meningkat 0,22%, yaitu sebesar 102,03 pada tahun 2014 menjadi
102,25 pada tahun 2018. Selain itu Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) juga
tercatat meningkat 5,39%, yaitu sebesar 106,09 pada tahun 2014 menjadi
111,77 pada tahun 2018.
"Pertanian juga
berkontribusi besar dalam mengentaskan kemiskinan perdesaan, dimana pada
Maret 2018 terdaftar 15,81 Juta jiwa, turun 10,88% dibanding pada Maret
2013 dengan angka kemiskinan 17,74 Juta jiwa," jelas Ketut.
Dukungan terhadap Indolivestock 2019 Expo & Forum
Terkait
penyelenggaraan Indolivestock 2019 Expo & Forum, Kementan menyambut
baik pameran dagang dan teknologi pada kegiatan yang berlangsung pada 3
- 5 Juli 2019 ini. Menurut Ketut, acara ini dapat mendorong kemajuan
bidang peternakan dan kesehatan hewan. Indolivestock Expo & Forum
dihadiri oleh para pembuat keputusan dan buyers nasional dan
internasional, dengan target lebih dari 12.000 pengunjung dan delegasi
perdagangan, serta lebih dari 400 peserta pameran dari 35 negara.
"Dengan
Indolivestock ini diharapkan meningkatkan minat masyarakat pada dunia
peternakan, membuka peluang bisnis dan investasi," ujar Ketut.
Lebih
lanjut, Ketut berharap melalui forum dialog dan seminar yang
diselenggarakan selama Indolivestock dapat berkontribusi pada formulasi
kebijakan dan memberikan solusi permasalahan dunia peternakan.
Ketut
juga mengapresiasi penyelenggaraan Indolivestock yang telah menambahkan
pavilliun ekspor dan pavilliun khusus untuk usaha mikro kecil menengah
(UMKM). Hal ini telah sejalan dengan program pemerintah dalam upaya
akselerasi peningkatan ekspor produk peternakan, dan daya saing produk
UMKM baik di pasar domestik maupun internasional.
"Hal
ini memberi kesempatan kepada UMKM untuk meningkatkan pengetahuan dan
wawasannya terhadap teknologi, sehingga dapat meningkatkan standar mutu
produknya dan bersaing di pasar global, serta membangun kemakmuran
ekonomi dalam konteks era Industri 4.0," tambahnya.
Pada
Indolivestock 2019 ini tersedia juga Paviliun Kredit Peternakan Rakyat
(KUR), sebagai sarana sosialisasi KUR kepada UMKM bidang peternakan agar
meningkatkan akses pembiayaan usahanya.
"Harapan
saya, paviliun ini juga memberi kesempatan bagi peternak dan pelaku
usaha bidang peternakan lainnya untuk menginformasikan karakteristik
usaha peternakan, sehingga perbankan akan lebih bersahabat dalam
memfasilitasi usaha peternakan" tutup Ketut. (KP)