News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Skybridge Tanah Abang Tidak Layak dibangun

Skybridge Tanah Abang Tidak Layak dibangun

(foto ilustrasi)

THE JAMBI TIMES - JAKARTA - Beberapa waktu lalu secara khusus pada tanggal 7 Maret 2018 yang lalu, saya sudah menyampaikan tentang hal rencana pembangunan Skybridge yang disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta. Dengan hal ini tegas saya menyampaikan pada saat itu bahwa Pembangunan Skybridge belum layak.

Pemikiran ini berbasis potret kondisi eksisting saat ini dan juga dasar penutupan Jalan Jatibaru 22 Desember 2017 yang lalu. Selain itu dalam pemikiran saya sejak bulan Maret 2018 yang lalu hingga saat ini, kita tahu benar bagaimana potret tata ruang Jakarta saat ini termasuk Kawasan Tanah Abang. Kondisi yang padat, macet, dan pembangunan yang  serentak membuat Jakarta sulit dan sibuk sebagai Ibukota Republik Indonesia.

Jika tidak ada perencanaan dari awal utk "menyelenggarakan" Jakarta yang saat ini sudah "dikepung" dengan Pembangunan Infrastruktur yang serentak, "Eforia" Pesta Pembangunan Infrastruktur di Jakarta saat ini dicermati dapat berdampak kepada menurun atau bahkan hilangnya "budaya" konstruksi Indonesia. Beberapa kajian kritis tentang Pembangunan SkyBridge di Tanah Abang yaitu: 

Satu, tidaak ada hubungan pembangunan Skybridge untuk mengakomodir pedagang yang berjualan di "jalan raya". Tidak ideal berjualan di area jalan sirkulasi. Pada awalnya memang area saat ini tidak diperuntukkan untuk berjualan. Jadi untuk apa ada Skybridge?

Dua, Pada Pembangunan Sarana Jaya sebagai BUMD DKI Jakarta yang dipercaya membangun Skybridge harus "bersuara" dan menyatakan kebenaran, apakah diperlukan dan layakkah dibangun Skybridge di Kawasan Tanah Abang saat ini? Jelas tentu saja tidak layak.

Tiga, Dalam "menyelenggarakan Jakarta" kita harus kenal tipe lingkungan yang baru & tipe lingkungan  yang sudah terbangun/eksisting.

Empat, Jakarta saat ini masuk dlm Proses Kedua, dimana kita sedang mengelola Wilayah Jakarta yang sudah ada. Dalam hal ini sebelum SkyBridge dibangun,  apakah kita sudah menerapkan Prinsip manajemen resiko?, 

Lima,  Dalam menyelenggarakan Pelayanan Kota Jakarta berbasis perencanaan. Apakah Pembangunan SkyBridge ada perencanaa-nya di awal Jakarta? Bagaimana dgn RUTR-RBWK-RDTR Jakarta? Perencanaan memerlukan waktu.

Enam, Membangun Jakarta harus direncanakan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Pendek-Menengah-Panjang yang diturunkan dari Provinsi ke lingkungan Kota Madya. Apakah Walikota Jakarta Pusat sudah "mengetahui & merencanakan" hal Pembangunan SkyBridge yang akan menghubungkan Stasiun Tanah Abang - Blok G ?Adakah Perencanaannya? 

Tujuh, Jakarta tidak bisa dibandingkan dengan kawasan yang lain. Bapak Wakil Gubernur DKI Jakarta menyampaikan setelah melihat kota Bandung, akan diterapkan Pembangunan SkyBridge di Tanah Abang seperti di Bandung.tidak jelas pengertiannya. 

Delapan, Dari segi teknis bagaimanalah Desain Arsitektur+Struktur+MEP SkyBridge? Menggunakan Bahan Bangunan apa?Brp volumenya? Bgm Sistem Metode Konstruksinya? Ini semua dasar kita menghitung berapa lama dapat dibangun.

Sembilan, Pembiayaan darimana?APBN dan APBD?Investasi Swasta?Adakah kajian awalnya? 

Sepuluh, Akan ditetapkan Desain Kawasan Sentra Primer (SP TA) Tanah Abang sebagai Kawasan Terpadu Hunian, Perbelanjaan dan  Simpul Transportasi (TOD/Transit Oriented Development), dimana Program Pembangunan Skybridge sebagai Program Awal. Apakah ini benar? Cek dahulu.........

Sebelas, Rakyat juga harus dididik, apa yg disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, itupun sama dengan pengertian Gubernur DKI Jakarta. 

Dalam hal ini Gubernur & Wakil Gubernur sudah menyatu, sehingga kita memerlukan alasan yg sudah dikaji benar juga dari Bapak Gubernur....Kita bisa jawab bersama berdasarkan kaajian singkat di atas: Layakkah Pembangunan SkyBridge Tanah Abang? Jawaban saya saat ini tidak.


Ditulis oleh: Prof. Dr. Manlian Ronald. A. Simanjuntak., ST., MT., D.Min
(Guru Besar dalam bidang Manajemen Konstruksi - Universitas Pelita Harapan

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.