News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Dari Balik Penjara Ahok Membayar Janjinya

Dari Balik Penjara Ahok Membayar Janjinya



Oleh: Birgaldo Sinaga

Jumat, 4 Mei 2018, Pukul 14.00 Wib.

Mako Brimob Kelapa Dua Depok.

Tiga kendaraan yang kami tumpangi berhenti di gerbang masuk Mako Brimob Kepala Dua Depok. Dua orang petugas jaga datang memeriksa.

"Dari grup mana Pak", tanya Pak Polisi.

"Kami grup Denny Siregar Abu Janda pak", jawab Vera sang kepala suku. Ada 15 orang kelompok kami yang akan menjenguk Ahok.

Kami diminta keluar mobil. Satu persatu diminta KTP. Dibriefing dua menit aturan dan peraturan di dalam Mako.

Tidak boleh membawa kamera. Tidak boleh membawa handphone. Tidak boleh membawa alat tulis.
Dua orang polisi mengawal kami dari pintu gerbang masuk menuju tempat menjenguk Ahok. Mobil kami bergerak mengikuti pengawal. Cukup lumayan jauh masuk ke dalam. Sekitar 800 meter.

Setiba di ruang besuk, tiga petugas menghampiri kami. Semua handphone, tas dan yang tidak diizinkan diminta ditinggalkan di dalam mobil. Hanya oleh2 berupa makanan dan baju yang diperkenankan.

Kami duduk di sofa ruang tunggu.

"Tunggu di sini saja Pak, masih ada tamu Pak Ahok", ujar petugas jaga.

Saya mengambil duduk di sofa menghadap pintu ruang besuk. Denny Siregar, Eko Kuntadhi, Abu Janda Permadi Heddy Setya, Mbok Niluh Putu Ary Pertami terlihat asyik berbincang. Saya mengamati seisi ruangan.

Tepat pukul 14.30 Wib, pintu ruang besuk terbuka. Saya melirik pintu. Ahok tampak berdiri dekat pintu. Satu persatu tamunya menyalam dan mencium tangannya. Lima belas lelaki muda itu tampak begitu hormat pada Ahok. Semua mencium tangan Ahok. Seperti santri mencium tangan kyai saat pulang. Mencium dengan takzim.

Saya menduga mereka adalah pendukung Ahok saat Pilkada DKI 2017 lalu. Mungkin kangen. Sama seperti grup kami yang merindu badai dengan Ahok. Tapi rasanya tidak mungkin mereka itu pendukung Ahok. Mereka pakai sarung khas Nahdliyin. Bajunya gamis koko padu sarung. Pakai sandal. Pakai peci. Lalu siapakah mereka gerangan?

Kami dipersilakan masuk. Saya berdiri penuh semangat. Saya bulatkan tekad saya yang pertama menjabat dan memeluk Ahok.

"Hei... Ayo masuk.. Sini.. Wah rame ya kalian", Ahok menyapa hangat dengan tawa renyahnya.
Saya menjabat tangannya. Memeluk. Lalu cipika cipiki.

"Birgaldo dari Medan ya.. ".

"Iya Pak.. Bantu Pak Djarot kampanye. Kangen sama Pak Ahok".

Saya cukup heran juga darimana Ahok tahu saya datang dari Medan?

Di meja bundar 10 kursi ruang besuk itu kami mengelilingi Ahok. Saya duduk disamping kanan Ahok. Mbok Niluh di samping kiri. Denny dan Eko berdiri. Mereka memilih berdiri daripada duduk untuk membahagiakan teman2nya.

"Pak Ahok.. Yang barusan jenguk itu siapa? ", tanya saya membuka obrolan.

"Oh itu mereka anak-anak Mbah Priuk. Mereka melaporkan perkembangan pembangunan bangunan di sana. Dulu saya berjanji akan membantu pengembangan kawasan Mbah Priuk", ujar Ahok sumringah.

Saya tertegun. Tawa pecah dari teman2 saya menggoda Ahok yang tampak lebih gemukan dan menghitam kulitnya.

Pikiran saya campur aduk dikeramaian suara kangen merindu teman2 saya. Rasanya di republik ini baru kali ini saya temukan orang yang kalah di pilkada lalu masuk penjara tapi menepati janjinya.

Lihat saja politisi Gabener Wagabener Anies Sandi, adakah janji-janji mereka yang ditepati? Boro-boro menepati, yang ada malah kedua pasangan badut ini berlomba pelesiran ke luar negeri.

Kemarin Anies pelesiran ke Turki Amrik, sekarang giliran wakilnya pelesiran ke Amrik. Pokoknya aji mumpung. Mumpung jadi pejabat semua bisa diatur. Soal janji kampanye itu mah rakyat yang salah.

Sementara Ahok?

Dalam penjara sepi, Ia tiada henti mencoba mengingat apalagi janjinya yang belum dibayarnya. Sebisanya dengan sisa-sisa kemampuannya Ahok dengan sekuatnya berusaha melunasi janji-janjinya pada rakyat yang dicintainya.

Kemarin tersiar kabar, kawasan Mbah Priuk hampir rampung bangunannya. Mesjid dan gedung2 megah berdiri di kawasan yang akan menjadi pusat wisata baru Jakarta. Ahok menyelesaikan itu dari balik tirai besi yang mengasingkannya dari rakyat yang dicintainya.

Ahh.. Koh Ahok... Akhirnya kami sadar..orang-orang jahat pemabuk kekuasaan itu tidak akan bisa mengkerangkeng gagasan, cinta dan karya mulia mu. Sekejam dan sebengis apapun mereka.
Terimakasih Koh Ahok untuk cinta tulus pengabdian mu.

Salam perjuangan penuh cinta
Birgaldo Sinaga



Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.